more pictures in Instagram @harry_mdj |
“Pergi
kemana Har?”
“Ladakh.”
“Heh?
Mana tuh? Baru denger?”
“Di
India bro, India utara sono.”
“Buset,
kaga pernah dengar. Baru tahu. Kok elo bisa tahu?”
“Iya
bro, temen sudah ada yang pernah ke sana trus kalo elo pernah nonton film
India, 3 idiots, nah Ladakh tuh ada di scene terakhir tuh film.”
Ladakh,
India, memang belum terlalu popular sebagai destinasi wisata. Konon, bagi orang
lokal pun, Ladakh baru mulai berkembang pesat dunia pariwisatanya, sejak dan
mengikuti suksesnya film India, 3 idiots, pada tahun 2009 lampau.
Ketika
teman seperjalanan mengajak gue ke Ladakh, tanpa berpikir 2x, gue langsung
mengiyakan ajakan itu. Tentunya dengan iming-iming ada promo tiket Air Asia PP
Jakarta ke New Delhi (transit di Kuala Lumpur). Sialnya, karena beberapa kondisi
akhirnya kami membeli tiket PP dengan durasi yang kurang lama, sehingga kami
hanya meng-explore sebagian kecil Ladakh saja. Seperti biasa, penyakit beli
tiket dulu baru bikin itinerary belakangan.
Note:
semua catatan bisa saja tidak valid setelah masa waktu tertentu. Catatan ini
murni pada apa yang terjadi saat hari kunjungan gue.
***
Negara Tujuan
INDIA
atau Republik India adalah sebuah Negara di Asia Selatan yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak kedua di dunia dan merupakan negara terluas ketujuh di
dunia. India merupakan bagian dari Britania Raya sebelum meraih kemerdekaan di
tahun 1947.
Tujuan
Ladakh
atau Tibet Kecil adalah suatu wilayah bagian dari Pemerintahan Jammu dan
Kashmir (semacam propinsi) di India Utara, dengan ibukota Leh. Penduduk asli
Ladakh menyebut diri mereka Ladakhi, yang mana mayoritas beragama Buddha
Tibetan. Walaupun demikian mereka mengakui bahwa meski agama dan budaya mereka
sangat kental dengan Tibetan, tetapi nenek moyang mereka lebih cenderung ke
Mongolian.
Ladakh
merupakan bagian yang dipersengketakan antara India dan Pakistan, sehingga
India mempunyai military base yang sangat banyak di Ladakh. Tetapi pada
umumnya, kondisi keamanan relatively kondusif dan aman.
The City of Leh from Leh Palace |
Visa
Sejak
pertengahan tahun 2018, India akhirnya memberlakukan e-Visa bagi turis asal
Indonesia dan beberapa negara lain. e-Visa India sangat mudah sekali di-apply
dan tanpa biaya apa pun ( e-Visa India
).
Pada
saat memasuki area counter-counter imigrasi di Indira Gandhi International
Airport, bagi pemegang e-Visa, cari counter-counter dengan tulisan e-Tourist Visa (BUKAN e-Visa). Nama visanya memang e-Visa tetapi antrian di imigrasi
untuk turis dengan e-Visa ada di counter-counter e-Tourist Visa, bukan counter e-Visa.
e-Visa (harus dicetak yah) |
Inner Line Permit (ILP)
Beberapa
tempat tujuan wisata di Ladakh masuk dalam Protected Area. Semua turis wajib
mempunyai ILP untuk mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut. ILP diterbitkan
secara individual atau group (biaya tetap per orang).
Mengururs
ILP bisa melalui travel agent atau hotel tempat kita menginap. Apakah bisa
mengurus sendiri? Gue kurang paham, harusnya bisa sih tetapi ILP tidak bisa
diurus secara online karena membutuhkan passpor asli (bukan hardcopy atau softcopy).
ILP |
Penerbangan
Kali
ini gue dan 3 orang teman seperjalanan menggunakan 3 maskapai dengan rute
sebagai berikut:
1. Jakarta
(Soetta IA) ke New Delhi (Indira Gandhi IA) dengan menggunakan Air Asia
Airlines (transit Kuala Lumpur IA – KLIA2).
2.
New Delhi (Indira Gandhi IA) ke Leh (Kushok
Bakula Rinpoche Airport) dengan menggunakan Jet Airways.
3.
Leh (Kushok Bakula Rinpoche Airport) ke New
Delhi (Indira Gandhi IA) dengan menggunakan Go Air.
4. New
Delhi (Indira Gandhi IA) ke Jakarta (Soetta IA) dengan menggunakan Air Asia
Airlines (transit Kuala Lumpur IA – KLIA2).
Untuk
1x penerbangan pulang pergi Jakarta – New Delhi – Jakarta, gue menghabiskan
biaya total Rp 2,8 juta-an. Sedangkan untuk penerbangan ke Leh, gue
menghabiskan biaya Rp 1,0 juta-an dan kembali ke New Delhi dari Leh dengan
biaya Rp 1,6 juta-an.
Boarding
Pass dari New Delhi (Indira Gandhi IA) ke Jakarta (Soetta IA) harus print out
dari counter check in. Check in bisa dilakukan by web tetapi print boarding
pass harus diambil di counter check in Air Asia (tidak bisa dengan print
boarding pass sendiri atau dari mesin self check in, akan ditolak di imigrasi
Delhi).
Bahasa
Bahasa
resmi di India adalah bahasa Hindi (dengan ragam bahasa daerah yang sangat
banyak sekali. Tidak semua orang India bisa berbahasa Hindi) dan Inggris.
Sedangkan di Ladakh, bahasa sehari-hari mereka adalah Bahasa Ladakh (berbeda
dengan Hindi maupun Tibetan) dan mostly mampu berbahasa Inggris dengan (cukup)
baik.
Dress Code
Tidak
ada dress code khusus yang harus dipakai di Ladakh. However, alangkah baiknya
jika kita tidak menggunakan celana yang terlalu pendek dan tank top pada saat
mengunjungi holy shrines, tempat ibadah, monastery-monastery yang tersebar di
seluruh penjuru Ladakh (kalau tidak salah lebih dari 30 monastery). Well, it’s
Ladakh anyway dimana sepanjang tahun cuacanya dingin.
Weather
Best
season untuk mengunjungi Ladakh adalah pada saat musim panas karena cuaca
dinginnya tidak se-extreme pada musim-musim lainnya dan pada siang hari
cenderung hangat sejuk. For your consideration, khususnya dalam memilih jaket
setebal apa yang perlu dibawah, Di Pangong Tso, pada saat musim panas, suhu di
malam hari tetap mencapai 5ºC dan berangin cukup kencang. Oleh karenanya juga lipbalm dan sunblock adalah 2 hal yang harus dibawah dan dipakai setiap saat.
Musim
paling tidak disarankan tentunya adalah musim dingin, karena selain suhu dingin
yang extreme, kebanyakan jalan juga tertutup salju sehingga tidak akan bisa
dilewati oleh kendaraan apa pun.
Ladakh
juga merupakan dataran tinggi. Sebagai info dan perbandingan adalah (dalam
satuan meter di atas permukaan laut).
Lokasi-lokasi
di Ladakh:
The
city of Leh ada di 3.500 mdpl
Nubra
Valley ada di 3.048 mdpl
Pangong
Tso ada di 4.250 mdpl
Khardung La/Pass ada di 5.481 mdpl
Lokasi-lokasi
di Indonesia:
Mahameru,
Gunung Semeru ada di 3.676 mdpl
Puncak
Jaya (Carstensz) ada di 4.884 mdpl
Gunung
Rinjani (summit) ada di 3.726 mdpl
Anyway,
karena Ladakh merupakan salah satu dataran tertinggi di dunia, maka umumnya
bagi turis (baik domestic maupun mancanegara) diharuskan menyediakan waktu
aklimatisasi (dalam hal ini, merupakan waktu tubuh untuk penyesuaian dengan
kadar oksigen yang sangat rendah). Commonly dibutuhkan waktu 1 sampai dengan 2
hari untuk proses ini dengan kegiatan istirahat, santai dan aktivitas-aktivitas
ringan.
Mountain
sickness sangat mungkin menimpa kepada seseorang (tidak ada batasan-batasan
umur dan kondisi kesehatan, tergantung dari kondisi dan daya tahan tubuh
masing-masing pada saat kunjungan). Mountain sickness biasanya seperti nafas
berat, kepala terasa berat, sesak nafas, sakit kepala hebat, mual-mual yang
disertai dengan muntah-muntah. Oleh karenanya sangat disarankan membawa pain
killer medicine (biasanya dosis yang lebih tinggi dari biasanya) dan membeli
oksigen tabung yang tersedia di toko-toko medice dengan harga sekitar INR 600
per botol di Ladakh. Di area-area tertentu juga terdapat medical center yang
menyediakan oksigen dengan tarif mulai dari INR 200 per 10 menit. Jangan
dipaksakan, mintalah bantuan staf hotel atau penduduk local jika merasa
mengalami mountain sickness yang tidak tertahankan. Kadar oksigen sangat vital
dan bisa drop hingga dibawah 50 (normal diangka 90-an) ketika proses
aklimatisasi tidak berhasil seperti yang kita harapkan.
need more Oxigen |
Mata Uang
Mata
uang di seluruh India adalah Rupee (INR).
Notice:
sejauh yang gue tahu, pecahan rupee yang commonly diterima diperjual-belikan di
money changer di Indonesia adalah pecahan 500 dan 2.000 dengan harga yang jatuh
sekali. Beli secukupnya dan habiskan di India.
Bandara Udara
Airport
utama di Delhi bernama Indira Gandhi
International Airport. Airport-nya cukup besar dan modern, dilengkapi
dengan beberapa café, baik di area lobby dan duty free lounge.
Di sisi luar, yang gedungnya masih semi terkoneksi dengan gedung terminal airport, terdapat fasilitas Penitipan Bagasi berbayar. Tarifnya beragam tergantung waktu dan berat bagasi yang akan dititipkan.
Welcome to India |
Indira Gandhi International Airport |
silakan dipilih |
Sedangkan airport di Leh
adalah Leh Kushok Bakula Rimpochee
Airport. Airport-nya cukup kecil dan dilengkapi dengan beberapa café diarea
boarding lounge.
Setiba di Leh Airport baik di arrival hall maupun saat kembali di departure hall, turis wajib mengisi form yang isinya adalah beberapa data pribadi dan kunjungan. Isi saja (yang bisa diisi saja) dan serahkan ke petugas, ga akan ditanya apa-apa kok.
Departure Hall Leh Airport:
1. Security Check dibedakan menurut maskapai penerbangan, jangan salah antri.
2. Pada saat masuk boarding lounge, ada 2 pintu, satu untuk wanita dan satu untuk pria.
Welcome To Ladakh |
Leh Airport |
Sewa mobil dan/atau Taxi
Satu-satunya
cara untuk menjelajahi Ladakh adalah dengan menyewa mobil dan/atau taxi.
Simple, flexible dan masih dalam range affordable untuk biayanya. Kendaraan
umum sangat jarang dan tidak pasti jadwalnya. Selain itu kondisi lokasi
tempat-tempat wisata yang jauh dan bisa sangat jauh (hingga 6 jam perjalanan
dengan mobil) antara satu dengan yang lainnya.
Jika
hanya explore kota Leh, maka tidak perlu sewa mobil, cukup jalan kaki atau naik
taxi saja.
Gue
dan teman seperjalanan menggunakan jasa Visit Ladakh yang
bekerja sama dengan www.distant-holidays.com. Dan
menurut pengalaman kami, service dan experience yang didapat sangat baik dan
memuaskan dengan harga yang fair. Very recommended.
mobilnya nih, udah plus sopir dan bensin |
Metro
Hanya
kami temukan di kota-kota besar, misalnya New Delhi. Kelemahan terbesar dari
metro ini adalah adanya pemeriksaan yang sangat ketat untuk memasuki stasiun
metro manapun. Pemeriksaannya selevel dengan saat memasuki airport lounge.
Paket Travel Card |
Tuk-Tuk
Tuk-tuk
adalah alat transportasi yang paling banyak kami gunakan selama di New Delhi. Pastikan
untuk selalu menawar tarif tuk-tuk. Dengan bentuk semacam bajaj di Jakarta, 1
tuk-tuk muat hingga 4 sampai dengan 5 orang penumpang (1 duduk serong di depan
bersama sopir tuk-tuk).
Hostel
Selama
jelajah Ladakh, kami hanya menggunakan penginapan dengan private room dan
private bathroom. Hotel/guest house yang kami pilih adalah
Smanla Guest House – Leh
adalah sebuah hostel yang terletak di Sankar Road Chubi, Leh. Menurut gue, letak
hostel ini cukup ideal karena tidak terlalu ramai dan walkable ke Leh Market
dengan pemandangan alam yang indah. Jika beruntung seperti gue, bisa dapat
kamar yang balkonnya mengarah ke Shanti Stupa. Staff-nya ramah, dan pemiliknya
Mr. Smanla sangat helpful dan lancar berbahasa Inggris. Harga kamar belum
termasuk breakfast dan sebaiknya tidak membeli paket breakfast di sini, karena
untuk menu yang sangat sederhana, harganya terlalu mahal.
Kondisi
kamar agak berdebu (debu tipikal daerah padang pasir), meski masih dalam
kategori bersih, dengan kamar mandi sederhana yang luas (shower air panas,
wastafel air panas dan toilet duduk).
Morning Sky Guest House – Leh
adalah sebuah hostel dengan rooftop di Horpo House, Sankar (near Lamdon Model
School), Leh. Letak hostel agak jauh dari Leh Market (meski masih bisa dibilang
walkable) dan jauh dari keramaian serta memiliki taman bunga yang sangat indah dengan
rooftop yang menampakkan pemandangan yang sangat indah. Staff dan pemilik-nya sangat
ramah, helpful dan bahasa Inggrisnya sangat bagus. Tersedia pula layanan room
service dengan harga terjangkau.
Kondisi
kamar bersih dengan kamar mandi kecil modern yang bersih (shower air panas,
wastafel air panas dan toilet duduk).
The Kesar Hotel – Nubra Valley adalah sebuah hotel di
Sumur, Nubra Valley. Letak hotel berada di komplek hotel di Sumur. Staff-nya sangat
ramah, helpful dan bahasa Inggrisnya cukup bagus. Harga kamar sudah termasuk
breakfast yang porsinya berlimpah. Di Kesar, juga tersedia resto kecil cantik
yang menyajikan menu intercontinental dengan harga yang fair, mengingat
porsinya adalah porsi sharing hingga 3 orang.
Kondisi
kamar agak berdebu (debu tipikal daerah padang pasir), meski masih dalam
kategori bersih, dengan kamar mandi etnic yang luas dan cantik (shower air
panas, wastafel air panas dan toilet duduk).
Tso Camp – Pangong Tso
adalah sebuah hotel tenda dengan pemandangan Danau Pangong di Spangmik, Pangong
Tso (Lake). Staff sangat helpful dan bahasa Inggrisnya cukup bagus. Harga kamar
sudah termasuk buffet breakfast (veggie food only).
Kondisi
kamar bersih, dengan kamar mandi sederhana modern yang cukup luas (shower air
panas – limited time, wastafel air panas – limited time dan toilet duduk).
Meski kamar tenda, gue mendapatinya sangat nyaman. Masing-masing tenda terdiri
dari 3 area: teras (semi outdoor), bed room dan bathroom.
Kuliner
Surprisingly,
di Leh maupun di tempat-tempat wisata lain, sangat banyak resto yang menyajikan
menu intercontinental semacam pizza, pasta dan nasi goreng (Yes! Nasi goreng).
Selain menu intercontinental, menu-menu makanan India jelas mendominasi diikuti
dengan sejumlah kecil menu-menu Tibetan.
Chicken Saag Wala (hijaunya dari bayam, enak! |
Jika disuguhin ini atau nemu ini di meja kasir, ini adalah refreshment candy (free), ambil secukupnya di tangan dan makan |
Toast with Egg dan Samosa |
Indomie-nya India, Maggie |
Beer India |
Entah apa namanya, tapi enak renyah krupuk |
fresh apricot Ladakh, mini-mini ukurannya |
Amul adalah produk lokal India |
Gue nemuin ini di Go Air saat terbangd ari Leh ke Delhi, NYESEL beli satu! |
Dark Choco 55%, enak murah merk AMUL, asli India |
Kopi
dan Teh di Ladakh terbiasa atau terstandard adalah kopi susu atau teh susu.
Pastikan memberikan order yang jelas dengan tambahan NO milk jika ingin kopi
hitam atau teh biasa.
es kopi ... TADA es kopi susu nongolnya |
Salah
satu minuman khas Tibetan yang lazim ditemukan di Ladakh adalah Tibetan Tea,
jika tidak suka dengan aroma dan rasa susu yang kuat (agak amis), trust me, do
not order this beverage.
Teh Susu Tibetan plus Ayam masak ala Tibetan (lupa namanya) |
Salah
satu es krim khas India adalah Kulfi. Apakah bedanya dengan es krim biasa?
Tidak terlalu jauh berbeda, mirip dengan es krim biasa yang disajikan seperti
es lilin. Pilihan rasa-rasanya saja yang half of it tidak biasa ditemukan di
Indonesia.
Kulfi |
Mineral Water
Mostly
tersedia ukuran bawa 1.000 ml dengan harga mulai dari INR 20.
Souvenir
Leh
Market merupakan gudang souvenir, khususnya bagi penggemar kain-kain pashmina
serta barang-barang antique ala-ala Tibetan. Fridge Magnet dan keychain
untungnya, meski tidak banyak, cukup mudah ditemukan dengan harga yang beragam.
Fridge Magnet yang gue beli harganya mulai dari INR 70.
Souvenir
unik lain ada Roda Doa atau Prayer Wheel yang ukuran mininya bisa dibeli dengan
harga INR 250. Sedangkan aneka ragam batu-batuan perhiasan cantik serta ragam
handicraft perhiasan dana tribute-atribut etnic bisa ditemui di beberapa Tibetan
Refugee Market dalam komplek Leh Market.
Leh Market |
Toko Souvenir Yahut! Orangnya baik dan harga fair bahkan murah |
Heaven! |
Prayer Wheel |
Tibetan Refugee Market |
***
No comments:
Post a Comment