Itinerary ini berawal dari Jakarta, Indonesia,
pada tanggal 13 Agustus 2016 dan berakhir pada tanggal 22 Agustus 2016
(termasuk hari dalam perjalanan pergi pulang).
Kisaran informasi biaya
adalah berdasarkan pada saat kejadian dan bisa berubah karena inflasi lokal,
musim kedatangan, dll.
Pada itinerary ini nilai 1 Turkish Lira (TL)
setara dengan (around) 4.500 IDR, 1
Euro (EUR) setara dengan 3.1 TL, dan 1 USD setara dengan 2.7 TL
Hari ke 1.
Perjalanan ini dimulai
dengan terbang bersama KLM-810 (650k IDR) pada pukul 18:45 WIB dari Jakarta,
Indonesia, dengan tujuan Kuala Lumpur, Malaysia.
Tips:
meski memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan direct flight Jakarta –
Istanbul – Jakarta, tetapi harga jauh lebih murah hingga 2 kali lipat, sehingga
meski ditambah dengan biaya pesawat ngeteng
Jakarta – Kuala Lumpur – Jakarta, tetap jatuhnya lebih murah hingga 40%.
Hari ke 2.
Perjalanan berlanjut
pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat dengan tujuan akhir Istanbul, Turki,
bersama QR-853 (transit Doha, Qatar) dan berlanjut bersama QR-239 (6,95mio IDR
– round trip). Setiba di Istanbul, bersama TK-2014 (180 TL) pada pukul 15:50
waktu setempat, kami kembali terbang ke Kayseri untuk mencapai tujuan akhir
kami dalam rangkaian perjalanan panjang dari Jakarta, yaitu Goreme, Cappadocia (Kapadokya),
Turki.
Tips:
kali pertama, kami hanya transit di Istanbul dan membuat jalur single loop dari
Istanbul, Goreme, Pamukkale, Selcuk dan kembali ke Istanbul. Kami menaruh
jelajah Istanbul di belakang semata untuk efesiensi waktu dan biaya saja. 1.
Biaya hotel, karena bisa mencapai Goreme di sore hari yang sama. 2. Setiba di
Goreme masih bisa ada waktu buat rehat dan jalan-jalan petang di Goreme. 3.
Meminimumkan jumlah bongkar muat backpack/koper kami.
Memasuki
Turki, bagi passport Indonesia, dibutuhkan Visa, baik e-Visa (25.7 USD) atau
VoA (25 USD).
Mata
uang yang berlaku di Turki adalah Turkish Lira (TL/TRY) dan Euro (EUR), tetapi mostly yang digunakan dalam transaksi
sehari-hari adalah TL. Money changer
di Turki kurang lebih memberikan kurs penukaran yang sama. Jika money changer di airport memberikan kurs
yang bagus, biasanya juga terdapat potongan komisi yang cukup besar. Tukarkan
secukupnya dan coba cari toko-toko di kota yang bisa menukarkan EUR dengan
TL.
Peta
Istanbul dan jaringan Metro bisa diambil gratis di Ataturk International
Airport dan di hotel-hotel tempat Anda menginap di Istanbul.
e-visa |
Fun Facts: di Turki, waktu 4 jam lebih lambat dari Waktu Indonesia Barat dan menganut sistem 1 wilayah waktu untuk seluruh bagian Negara Turki.
Visa
Online dalam bentuk e-Visa mempunyai line antrian khusus di imigrasi Ataturk
International Airport, Istanbul, sehingga lebih cepat dan menghemat waktu
dibanding dengan VoA.
Dari Kayseri, kami
menempuh perjalanan darat ke Goreme dengan shuttle
car, selama kurang lebih 1 jam saja. 2 kota yang ada di wilayah Kapadokya,
yang menjadi tujuan bermalam bagi turis biasanya di Goreme dan Urgup.
Tips:
shuttle car (25 TL/pax) bisa dipesan langsung dari hotel/hostel/motel/guest-house
tempat menginap. Dan karena kami juga membeli Balloon Tour dan Green Tour di
Shoestring Cave Hotel, maka kami memperoleh benefit lain yaitu free biaya shuttle car dari airport ke hotel.
Dalam
melakukan reservasi di hotel, pastikan bahwa harga kamar sudah meng-cover jumlah tamu yang menginap. Hal ini
tentunya agak membingungkan yah. Jadi 1 kamar dengan kapasitas 2 orang memiliki
harga yang berbeda jika tamu yang menginap adalah 1 orang atau 2 orang. Lucu
kan? Misalnya 1 kamar dengan 2 bed
seharga 36 EUR per malam, maka harga tersebut adalah jika dalam kamar tersebut
hanya ada 1 tamu menginap, jika kamar yang sama diisi 2 orang maka harganya
berubah menjadi 41 EUR per malam.
Fun
Facts: Kayseri Airport meski tergolong airport
kecil, memiliki Duty Free Shop dan kami bisa berbelanja di sana dengan
menunjukkan passpor. Hal ini cukup mengherankan karena letak toko tersebut ada
di Terminal Kedatangan.
Pilihan tempat bermalam
kami di Goreme selama 2 malam adalah Shoestring Cave Hotel (36 EUR per malam). Terletak
tepat di tengah Goreme, hotel ini selain menawarkan cave room juga mempunyai rooftop
yang cukup tinggi dengan pemandangan yang indah. Hari ke dua ini kami tutup
dengan makan malam di resto lokal dan menikmati suasana malam hari di kota
Goreme yang indah, nyaman.
Shoestring Cave Hotel, Goreme, Cappadocia |
Air
mineral jika di Turki hanya disebut dengan water,
karena mineral water terkadang
diartikan sebagai sparkling water
(mengandung soda). Jika ingin menghemat budget, belilah air mineral di
minimarket setempat dan bawalah ke resto dimana Anda ingin makan. Resto-resto
di Turki biasanya tidak mempermasalahkan hal itu dan mereka juga tidak menuntut
Anda untuk memesan minuman selain makanan. Harga air mineral di Goreme, untuk
ukuran 500 ml, mulai dari 1 TL. Tersedia gallon 5 liter (harga mulai dari 3 TL)
yang bisa dibeli dan sharing dengan
teman seperjalanan lain.
Kebab
(Turkish: Kebap) di Turki mengacu pada cara memasak dagingnya dan hampir semua
resto makanan Turki menawarkan menu yang sama dan ragamnya pun meski cukup
banyak tetapi mostly mengandung menu kebab
(baik sapi, kambing, ayam). Jika Anda agak susah dengan menu-menu kebab,
sebaiknya bawa lauk kering dari Indonesia seperti abon, teri kacang, dll. Taste dari masakan Turki (bagi lidah
saya yang Indonesia banget) cenderung flat
dan agak hambar (kecuali yogurt yang kadang tersaji bersama dengan menu kebab),
jadi sebaiknya membawa saos cabe/boncabe yang cukup banyak dari Indonesia. Budget makan selama di Goreme (dan
kota-kota Turki lainnya) kurang lebih, untuk 1 kali makan, sekitar 25 TL sampai
dengan 30 TL (menu moderat).
Fun
Fact: di Goreme terdapat banyak resto yang didominasi oleh resto masakan Turki
dan satu atau dua menu asia seperti korean dan chinese food. Kami hanya menemukan 1 resto Chinese food yang untungnya cukup enak, harga terjangkau, porsi
besar dan halal. Nama resto-nya adalah Hao Mei Mei yang terletak cukup nyempil
di lantai 2 terapit oleh 2 toko souvenir
di jalanan utama Goreme.
Selama
kunjungan saya ke Turki, belum pernah saya temukan resto yang tidak halal, baik
itu resto asia maupun lokal.
Hari ini, setelah breakfast di hotel, kami mengikuti one day local tour, Green Tour (100TL).
Kami mengunjungi: Goreme Panorama Point, Ihlara Valley, Belisima Village (untuk
makan siang, termasuk dalam harga paket tour),
Selime Monastry, Derinkuyu Underground City, Pigeon Valley, dan 2 souvenir shops.
Goreme Panorama |
Ilhara Valley |
Belisima Village |
Selime Monastry |
Derinkuyu Underground City |
Pigeon Valley |
Harga tour biasanya sudah termasuk makan siang,
tetapi belum termasuk minum. Jadi untuk minuman saat makan siang, harus
membayar masing-masing.
Biasanya
rombongan tour akan berhenti di pom
bensin yang ada mini market-nya,
biasa air mineral bisa ditemui hanya seharga 0.50 TL untuk air mineral 500ml.
Permasalahan
dalam mengikuti tour, kita selalu
akan diajak ke toko souvenir, carpet,
perhiasan, dll. Cukup ikuti saja dan jika tidak ingin membeli, bisa langsung
keluar dari toko. Hati-hati jika ingin berkomentar dalam Bahasa Indonesia,
terkadang toko-toko tersebut mempunyai sales
yang bisa berbahasa Indonesia.
Fun
Fact: di Goreme juga tersedia Mount Nemrut Tour
selama 3 hari 2, yang mana termasuk di dalamnya tujuan ke salah satu situs
arkeologi tertua di dunia, Gobekli Tepe. Semoga suatu saat saya bisa kembali ke
Turki dan mengikuti tour ini.
Breakfast di
Turki dimulai pukul 08:00 pagi, jadi tidak perlu terburu-buru bangun. Sedangkan
jam berakhirnya masa breakfast sama
dengan jam check out hotel, yaitu
antara pukul 10:00 sampai dengan pukul 10:30 pagi.
Sepulang mengikuti
Green Tour (dari sekitar pukul 10:00 pagi hingga petang hari), kami singgah ke
Otogar (Terminal Bus) guna membeli tiket bus untuk malam esok harinya, menuju
ke Pamukkale (60TL). Setelahnya kami menghabiskan sisa hari dengan
berjalan-jalan di seputaran toko-toko souvenir
sambil membeli satu atau dua.
Fun
Fact: banyak sekali toko souvenir
yang menawarkan barang-barang dagangannya dengan harga yang beragam. Ada satu
toko di Goreme yang menurut saya menjual souvenir
dengan harga yang paling murah (meski pelayanannya kurang ramah dan cenderung
cuek), namanya: Sultan Gift Shop. Mostly
jenis barang yang dijual di Goreme juga kami temukan di Grand Bazaar (jenis
yang sama dengan detail yang bisa
berbeda), Istanbul, dengan ragam harga yang sama dan berbeda (ada yang lebih
murah dan ada yang lebih mahal). Harga souvenir
kecil mulai dari 1 TL per buah (pouch
kain, fridge magnet, gantungan
kunci,dll), postcard mulai dari 1 TL
untuk 7 buah, pashmina mulai dari 15 TL per buah.
Hari ke 4.
Bangun subuh-subuh, bersiap
saat hari masih gelap (sekitar pukul 04:00 pagi), kami hari ini mengambil paket
tour yang paling terkenal dan
aktivitas yang harus diikuti selama di Kapadokya, Balloon Tour. Selama satu jam
kami dibuai pemandangan yang sangat indah memukau dari ketinggian ratusan meter
di atas permukaan tanah, dengan menumpang pada sebuah balon udara. Seru dan
asik sekali, you have to do this activity!
Untuk tour operator, kami membeli paket balon di Butterfly Balloons (130 EUR
per pax). Sangat memuaskan, dari awal take
off sampai landing berjalan sangat
mulus. Tentunya hal ini juga didukung oleh cuaca yang cerah dan sangat
mendukung jelajah balon udara pada hari itu.
Tips:
pada satu balon udara, terdapat 5 kompartemen (4 kompartemen penumpang dan 1
kompartemen pilot) dalam 1 basket. 1
kompartemen penumpang diisi hingga 6 orang. Jika Anda mempunyai budget lebih,
ambillah paket balloon tour yang hanya membatasi 1 kompartemen penumpang hingga
4 orang, seperti yang kami lakukan. Lebih mahal tetapi lebih nyaman, sehingga
masing-masing mendapat posisi sisi basket.
Fun
Fact: bangun subuh, ga sempat sarapan? Tenang saja, karena penumpang akan
dijemput dan dikumpulkan di kantor operator
dan sembari menunggu konfirmasi pilot akan cuaca, penumpang disediakan sarapan
berupa roti, buah, kopi dan teh.
Jamuan
Balloon Tour juga berlanjut setelah landing,
champagne, buah dan cake akan menanti Anda saat balon
mendarat (bagi yang tidak minum alkohol disedikan juice).
Lepas dari keasikan
balon udara (sekitar pukul 08:00 pagi). Kami memutuskan untuk tidak mengambil
Red Tour dan memilih jalan sendiri ke dua tempat wisata (yang merupakan highlight dari Red Tour), yaitu Gerome
Open Air Museum dan Uchisar Castle. Untuk ke Uchisar Castle kami seharusnya
harus menggunakan domus (angkutan umum), sedangkan Gerome Open Air Museum (30 TL)
dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit dari hotel.
Untuk mendatangi Uchisar Castle (30 TL) kami akhirnya mengeluarkan biaya
tambahan sebagai ganti “uang bensin” kepada staff
hotel yang memiliki mobil pribadi. Lumayan daripada ribet cari domus, yang
tidaklah setiap saat ada (kalau tidak salah setiap satu jam).
Setelahnya, kami
kembali menghabiskan waktu dengan berjalan santai dan menyempatkan diri untuk
mencoba Turkish Pancake aka. Gozleme yang enak dan cukup murah di dekat hotel.
Penjualan pancake tersebut terletak persis di sebelah Resto Old Cappadocia Café
& Restaurant. In fact untuk
memesan minum kami harus memesan di resto dan sebaliknya jika kami duduk di
resto bisa juga memesan gozleme enak tersebut.
Tips:
santap gozleme selagi hangat, jika dingin menjadi tidak enak. rekomendasi saya
adalah spinach (10 TL).
Pukul 20:00 kami
meninggalkan Goreme menuju ke Pamukkale.
Fun
Fact: kami mengguankan bus Metro dimana tersedia minuman dan snack ringan selama perjalanan (satu
kali pembagian saja). Dalam bus juga terdapat wifi tetapi kurang bagus speed-nya.
Hari ke 5.
Tiba di Pamukkale pada
pagi hari (sekitar pukul 07:00), kami mencari hotel singgah dan akhirnya check in di Hotel Arkadas. Lumayan untuk
rehat sebentar dan refreshment,
sebelum meng-explore Pamukkale
Travertine aka. Cotton Castle, Cleopatra Thermal Pool dan Hierapolis (all main access, 35 TL).
Tips:
di Hotel Arkadas, kami menego harga kamar hingga pukul 16:00 tanpa breakfast (tidak menginap) dan
mendapatkan kamar dengan 1 kamar mandi dalam, AC dan 4 ranjang dengan harga 60 TL.
Sehingga harga relative murah karena
kami berempat dan masing-masing hanya mengeluarkan biaya 15 TL. Jika Anda tidak
menginginkan mengeluarkan biaya extra
untuk hotel singgah, Anda bisa menitipkan koper/backpack Anda di kantor bus Metro, selagi Anda berjalan-jalan.
Pamukkale Travertine, Hierapolis dan Cleopatra Thermal pool berada pada satu
lokasi yang sama dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja dari hotel maupun
otogar.
Pakailah
sandal, celana pendek, atau pakaian renang karena untuk melewati travertine, Anda dilarang sama sekali
memakai alas kaki apapun.
Pakailah
sunblock, karena matahari sangat
terik dan membakar, meski hanya terasa hangat pada tubuh kita. Hal ini
disebabkan angin yang bertiup di Pamukkale sangat sejuk.
Harga
tiket masuk ke all main access tidak
termasuk biaya tambahan untuk masuk ke museum
(sekitar 10 TL) dan untuk berenang di Cleopatra Thermal Pool (35 TL).
Fun
Fact: bus Metro hanya sampai di jalan raya utama penghubung lintas kota,
sedangkan untuk masuk ke dalam Pamukkale, dari bus Metro harus berganti ke shuttle car yang telah disediakan oleh
bus Metro dan gratis (sudah termasuk dalam biaya bus).
Untuk
berenang di Cleopatra Thermal Pool, diharuskan membeli tiket tambahan di kasir
lokasi Thermal Pool, tetapi untuk memasuki lokasi Cleopatra Thermal Pool,
gratis dan tanpa batas waktu. Langsung masuk saja dan bebas foto, nongkrong,
dll, kecuali berenang.
Menjelang sore kami
kembali ke otogar dan melanjutkan perjalan ke kota berikutnya, yaitu Selcuk.
Perjalanan ke Selcuk menggunakan shuttle
car (35 TL, yang bisa dibeli di kantor bus Metro) selama kurang lebih 3 jam
saja.
Fun
Fact: dalam perjalanan, terkadang Anda akan bersama dalam mobil yang sama
dengan penumpang ke kota Kusadesi. Rute ke Selcuk akan melewati Kusadesi. In fact jarak ke dua kota itu sangat
dekat, sekitar 30 menit berkendara dengan mobil. Karena hal ini maka kami
mendapat bonus kecil tambahan melihat sekilas Kusadesi, kota kecil di pinggir
pantai, dengan sunset-nya yang
indah.
Sesampai di Otogar
Selcuk, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke Hotel Artemis,
dimana kami akan menginap selama 1 malam (30 EUR per malam). Selanjutnya kami
berjalan-jalan menikmati suasana malam Kota Selcuk dan makan malam.
Fun
Fact: dalam perjalanan dari otogar ke hotel, kami melewati kios gerobak
sederhana penjual buah. Murah! Mereka menjual buah anggur hijau dan merah serta
plum dan apricot segar. Saya agak
lupa harganya, tetapi saya ingat, kami cukup surprise dengan harga per kilo-nya yang murah (tidak harus beli
satu kilo).
Di
dekat Hotel Artemis terdapat mini market
bernama: Ucyol Tekel & Shop dan menjual air mineral 500ml hanya dengan
harga 0.50 TL.
Hari ke 6.
Just
after the breakfast,
kami dijemput untuk mengikuti one day local
tour yang bertajuk main attraction dari
tempat wisata di Selcuk, yaitu Ephesus Tour (140 TL per pax). Termasuk di
dalamnya adalah The Last House of Virgin Mary, Temple of Artemis, komplek the
city of Ephesus, Izmir Selcuk Isa Bey Mosque, 1 carpet shop dan 1 leather
shop.
Tips:
Mengapa harus ikut local tour, karena
selain tempat-tempat tujuan yang jauh dan minim-nya kendaraan umum ke
tempat-tempat wisata tersebut, tour
tersebut juga menyediakan tour guide yang fluent in English, sehingga sedikit banyak menambah menariknya tour jelajah Selcuk.
Fun
Fact: House of Virgin Mary, literally the
last house of Virgin Mary setelah proses penyaliban Yesus. Situs ini konon
juga sudah mendapatkan approval dari
Vatican. Selain itu pada saat perjalanan Anda keluar dari komplek ini, terdapat
4 ceruk dengan kran air yang bebas digunakan. Konon 4 ceruk tersebut mewakili:
cinta, kesehatan, kekayaan dan gabungan ketiganya. Urban legend-nya adalah pilih salah satu ceruk, cuci muka dengan
air sejuk tersebut dan minum airnya.
Temple
of Artemis memang hanya tersisa beberapa bongkah batu dan satu pilar saja,
tetapi situs ini adalah (hingga saat ini) salah satu yang tersisa dari 7 keajaiban
dunia kuno, bersanding bersama dengan Piramida Giza di Mesir, Taman Gantung
Babilonia di Irak, Light House of Alexandria di Mesir, Kolosus di Yunani,
Mausoleum Mausolus di Turki (Bodrum), dan Patung Zeus di Yunani.
Hari berjalan cukup
cepat dan menjelang pukul 22:00 waktu setempat, kami kembali dalam perjalanan
menuju Istanbul, dengan bus Metro (85 TL).
Hari ke 7.
Sekitar pukul 07:00
pagi, kami memasuki Terminal Bus utama di Istanbul dan melanjutkan perjalanan
kami ke Sultanahmet di sisi Eropa Turki, dengan free shuttle car dari bus Metro ke Yusufpasa Metro Station (Metro
yang ini adalah jaringan sistem terkoneksi angkutan umum di Istanbul) dan
melanjutkan secara mandiri ke Sultanahmet Station dengan Tram.
Tips:
Metro adalah jaringan sistem terkoneksi angkutan umum yang ada di Istanbul,
sistem biayanya adalah fixed cost
(jauh dekat sama) untuk satu kali perjalanan dalam line yang sama. Jika berganti line,
sayangnya, harus berjalan menuju ke station
line yang dituju dan harus membayar lagi. Sistem ini terdiri dari Metro (train), Bus, Tunnel, Tram, dll. Biaya
berkisar dari 1,an TL sampai dengan 3,an TL. Pembayaran bisa menggunakan
Istanbul Kart maupun koin sekali jalan (yang bisa dibeli di mesin-mesin yang
terdapat di station). Kurang lebih
sama dengan EZ Link di Singapore. Begitu juga dengan cara menempuh
perjalanannya, tinggal melihat tujuan akhir dari line dan station interchange
antar line.
Jika
dalam pergantian line, Anda harus
menggunakan escalator dan Anda sedang
tidak terburu-buru maka sebaiknya Anda berdiri di sisi kanan. Terbalik dengan
di Singapore yang menggunakan sisi kanan escalator
bagi pengguna yang terburu-buru, di Istanbul sisi kiri-lah yang diperuntukkan
bagi pengguna yang sedang terburu-buru.
Dalam
jelajah seperti ini, minum sangat penting, jangan berhemat dengan pertaruhan
Anda akan mengalami dehidrasi. Begitu pula dengan pembuangannya (buang air
kecil) agar jangan berhemat demi kesehatan Anda. Biaya toilet (di seluruh Turki
disebur dengan WC) umum per masuk adalah 1 TL.
Fun
Fact: karena menganut sistem fixed cost,
maka Istanbul Kart yang bisa dibeli (dan diisi ulang) di kios-kios dekat Metro
station dengan biaya 7 TL per kartu (tidak termasuk top up saldonya), bisa
digunakan untuk multi orang (tap kartu
hanya dilakukan pada saat masuk station).
Istanbul
Kart selain digunakan unutk membayar seluruh alat transportasi umum, juga bisa
digunakan untuk membayar WC umum dan pembelanjaan di mini market.
2
wilayah yang terkenal di Istanbul sebagai tempat tinggalnya para turis adalah
Sultanahmet (di sisi Eropa Turki) dan Taksim (di sisi Asia Turki). Sultanahmet
memiliki area yang sama dengan Topkapi Palace, Basilica Cistern, Hagia Sophia,
Hippodrome dan Blue Mosque (walking
distance from hotel area). Daerah Sultanahmet lebih tenang dibandingkan
dengan hiruk pikuk di daerah Taksim, jadi bagi yang lebih suka keramaian dengan
jalanan penuh aktivitas shopping dari
brand-brand terkenal, mungkin lebih
cocok tinggal di Taksim.
Niatan awal untuk drop luggage di hotel, malah akhirnya
sempat refreshment karena kebetulan
kamar yang kami booking di Nobel Hostel kosong dan bisa langsung check in tanpa tambahan biaya (32 EUR
per malam). Setelahnya kami mengunjungi beberapa tempat wisata seperti: Topkapi
Palace (MP), Hagia Irene (MP), Hagia Sophia (MP), Basilica Cistern (20 TL),
Hippodrome (free), Chora Church Museum (MP), Taksim Square (free) dan Galata Tower
(naik ke atas menara: 25 TL). Yang dimaksudkan dengan MP di sini adalah Museum
Pass (85 TL) yang berlaku selama 5 hari di Istanbul untuk memasuki tempat
wisata yaitu:
Hagia Sophia, Topkapi, Hagia Irene, Archaeological Museum, Chora Museum, Mozaic
Museum, Galata Mevlevi Museum, Yildiz Palace Museum, Fethiye Museum, Turkish
and Islamic Art Msueum, Rumeli Hisar Museum, History of Science and Technology
in Islam’s Museum.
Museum Pass, 1 card untuk 1 Orang. Ada namanya lho di sisi belakang dan untuk beli dibutuhkan Passpor |
Main Gate dari Topkapi Palace |
Hagia Irene |
Hagia Sophia |
Basilica Cistern |
Chora Museum |
Taksim Square |
Galata Tower |
Notice:
waspada jika Anda sedang berjalan seorang diri (entah Anda adalah solo traveler atau sedang memisahkan
diri dari group). Modus penipuan yang
kerap terjadi bagi pejalan yang sendiri adalah dimintain tolong foto oleh
sesama solo traveler asing yang
sangat ramah (biasanya bertampang rupawan) dan sedang dalam perjalanan serta
mengajak Anda untuk melihat festival ina inu, mengajak minum dan ngobrol
bersama, dll. Once Anda berkata
sedang bersama teman-teman Anda juga, mereka akan mundur dan langsung
meninggalkan Anda. Saya dan 3 teman memang melakukan perjalanan bersama, tetapi
ada kalanya kami berpencar sendiri-sendiri dan kami mengalami hal yang sama
hingga 4 sampai 5 kali dalam satu jam saja. Tujuan penipuannya kami juga kurang
jelas dan enggan mencari tahu, tetapi tetap waspada saja.
Fun
Fact: Nobel Hotel, memiliki rooftop
yang TOP. Di satu sisi menghadap langsung ke sisi belakang Blue Mosque dan
sangat indah menjelang sunset,
sedangkan di sisi satunya pemandangan Laut Marmara yang langsung menyambung ke
Selat Bosphorus. Nobel juga mempunyai resto kecil di sisi bawah, yang cantik
serta menyajikan makanan lokal dan intercontinental
dengan harga wajar tapi porsi besar. Jika Anda menginap di Nobel, maka setiap
makan di café, akan mendapat diskon
khusus.
Dekat
dengan Nobel (sejajaran) terdapat mini
market bernama: Basaran Market yang menjual air mineral dengan harga 0.75
TL per 500 ml. Harga Indomie cup pun hanya seharga 3.5 TL, lebih murah
dibandingkan dengan mini market di
seberang Nobel. Wait? What? Indomie Cup? YES! Ada lho di Istanbul Indomie
(asli) versi cup seduh.
Terdapat
Korean and Chinesee Resto di dekat Nobel, meski harganya cukup mahal. Seporsi
lauk Ayam Asam Manis dihargai 35 TL.
Nobel Hostel, dengan cafe cantiknya, yangs ekaligus tempat breakfast di pagi harinya |
Basaran Shop |
Indomie seleraku |
Hari ke 8.
Setelah breakfast, kami isi hari ini dengan
berkunjung ke Dolmabahce Palace (40 TL Harem dan Administration Office), Grand
Bazaar (free) serta join dalam Bosphorus Cruise (12 TL untuk 1.5 jam) dan
berburu Lokum (Turkish Delight) di Sikerci (mulai dari 20 TL per 250 gram).
Dolmabahce Palace |
Galata Bridge |
Bosphorus Cruise |
Salah satu Gate of Grand Bazaar |
Salah satu lorong labirin Grand Bazaar |
Tips:
di Dolmabahce Palace belilah tiket yang termasuk Harem Section selain Pusat
Administrasi Kepresidenan. Di section Harem-lah kita bisa menyaksikan tempat
tinggal rumah tangga Sultan-sultan Turki selepas perpindahan istana dari
Topkapi dan 2 presiden pertama Turki. 2 section tersebut meski terhubung tetapi
memiliki pintu masuk yang berbeda.
Belilah
ticket Bosphorus Cruise (only available for round trip) di daerah
Eminonu (atau di depan Dolmabahce Palace), karena jauh lebih murah dibandingkan
di hotel dengan fasilitas yang sama. Hanya di sisi Eminonu terdapat fish sandwich legendaris Istanbul
bernama Balik Ekmek seharga 8 TL.
Grand
Bazaar mempunyai wilayah yang sangat luas dan memiliki beberapa pintu. Jika
ingin janjian dengan teman Anda, maka sebaiknya mengetahui di gate berapa Anda dan teman akan bertemu.
Grand Bazaar juga bisa diakses melalui beberapa Tram Station, tetapi yang
paling dekat dengan gate adalah Beyazit
Kapalicari Station. Tawarlah harga mereka dengan sedikit sadis karena memang
seperti itulah seharusnya. Contoh kaos-kaos Istanbul yang dibuka mulai dengan
harga puluhan lira per buah bisa ditawar dan didapatkan dengan mudah mulai dari
10 TL (adult size) per buah. Tawar
dibawah 50% dan biasanya akan closing
di harga 50%. Gantungan kunci bisa diperoleh dengan harga 2 TL per biji, begitu
juga dengan fridge magnet. Jika
jadwal Anda adalah hari Sabtu dan mendekati tutupnya Grand Bazaar pada pukul
19:00, maka proses tawar menawar akan lebih gampang (Grand Bazaar tutup pada
hari minggu). Beli dalam jumlah yang banyak, maka proses menawar juga lebih
lancar dan harga per unit jatuhnya lebih murah, jadi sebaiknya jika Anda pergi
dengan group, barengan saja belinya.
Fun
Fact: di Dolmabahce Palace, kita tidak dapat masuk secara perorangan dan harus
per group. Perhatikan disetiap pintu
masuk terdapat jam-jam masuknya group
gabungan yang dilengkapi dengan tour guide baik dalam Bahasa Turki maupun
Bahasa Inggris (line dan jadwal berbeda
dan ada setiap jam). Sayangnya selama di dalam Anda diharuskan mengikuti terus tour guide
dan dilarang mengoperasikan kamera dalam bentuk apa pun. Trust me, Pusat Administrasi Kepresidenan-nya sangat-sangat indah
sekali.
Grand
Bazaar memiliki lebih dari 3.000 toko didalamnya. Tidak usah takut berjubel, pengap,
kurang udara segar. Di Grand Bazaar ventilasi udara bekerja dengan baik, meski
ini adalah pasar tertutup, dan dilengkapi dengan beberapa pancuran air untuk
membasuh diri. Dalam suasana musim panas pun, menjelajah Grand Bazaar tidaklah
panas dan relative nyaman.
Lokum
atau Turkish Delight adalah dessert
atau permen khas dan asli Turki. Ada 2 brand
toko yang sangat terkenal dengan lokum-nya, yaitu Ali Muhiddin Haci Bekir
(sejak 1777) dan Hafiz Mustafa (sejak 1864) yang harga per box-nya (250 gram) kurang lebih sama. Haci Bekir sendiri store-nya sangat sederhana dan dominan
sebagai sweets store, sedangkan Hafiz
Mustafa lebih modern dan store-nya
merupakan dessert café yang
menawarkan ragam dessert jenis lain juga
seperti rice pudding, dll. Kedua store ini bisa ditemukan berdekatan di Sikerci dan Taksim (sepemantauan saya).
Haci Bekir |
Hafiz Mustafa |
Dessert at Hafiz Mustafa, selain Lokum |
Hari ke 9.
Setengah hari terakhir
di Turki kami habiskan untuk melihat sisi dalam Blue Mosque aka. Sultan Ahmed
Mosque. Kami bisa memasuki area luar Blue Mosque kapan saja, tetapi untuk masuk
ke dalam, kami harus mengikuti jadwal dibukanya area dalam untuk turis (non
Moslem dan yang tidak datang untuk Shalat) yaitu pada jam: 08:30 – 12:30, 14:00
– 16:30 dan 17:30 – 18:15.
Setelahnya jelajah
Turki harus berakhir. Bersama QR-240 (transit Doha, Qatar) dan QR-844 kami terbang
kembali ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Hari ke 10.
Sesampai di Kuala
Lumpur, kami melanjutkan perjalanan panjang kami bersama OD-316 dengan tujuan
Jakarta, Indonesia. Perjalanan saya kali ini officially berakhir di Soekarno Hatta International Airport pada
pukul 13:30 WIB.
No comments:
Post a Comment