The Next Generation of Harapan Jaya |
Speed boat yang kami
gunakan merapat ke dermaga kayu sederhana itu. Beberapa detik saya habiskan
untuk melihat sekeliling dermaga dan hari masih jauh dari kata senja.
“Har, abis naruh
barang, ke warung lagi yuk” ajak Aria.
“Yuk, sekalian minum
yang dingin-dingin” timpal saya.
Tak membuang waktu lama
berjalan ke penginapan, menaruh barang dan kembali melewati deretan rumah di
desa kecil ini, menuju ke satu-satunya warung yang menjual minuman dingin
karena hanya warung itu yang mempunyai lemari pendingin. Kali ini kami tidak
berdua saja tetapi dikuntit oleh tiga teman seperjalanan lainnya: Anna, Prue
dan Ferry.