Kupandang wajah bulat itu di cermin.
Kupandang senyum pada kanvas wajah itu ketika segaris bulan sabit
tergambar.
Kupandang semua lekuk dan bentuk wajah itu.
Ku desahkan nafasku panjang, menciptakan embun yang memburamkan bayangan di cermin.
Biarlah bayangan itu selamanya menjadi bayangan.
Biarlah bayangan itu selamanya tersembunyi dalam buram.
Pernahkah kau melakukannya? Aku pernah dan aku diam.
Terlahir sebagai anak laki-laki ke dua dalam
keluarga.
Terlahir sebagai anak laki-laki yang itu dalam keluarga.
Terlahir sebagai anak laki-laki carut dalam keluarga.
Pernahkah kau menerimanya? Aku pernah dan aku diam, inilah takdirku.