more picture: Instagram @harry_mdj |
Pertama
kali dengar tentang Negara ini pada tahun 1980-an. Pertama kali diajak
ngebolang ke Negara ini pada tahun 2016. Pertama kali keracun dan memutuskan
buat ngebolang ke Negara ini pada tahun 2017. Pertama kali menginjakkan kaki ke
tanah Rumi ini pada tahun 2018. Akhirnya setelah penantian berbulan-bulan, It’s
time for IRAN!
Dengan
beberapa informasi dan rekomendasi dari internet serta bantuan dari sahabat
yang berhasil ngeracunin gue, itinerary jelajah IRAN pun tersusun juga dengan optimisme
yang cukup tinggi. Dalam waktu 6 hari 5 malam di Iran, kami (gue dan 2 teman
seperjalanan) memutuskan untuk mengunjungi 4 kota besar (plus 2 suburb). Waktu
yang sangat mepet sekali. Inilah yang terjadi saat itinerary baru dipikirin
setelah membeli tiket promo dadakan, walhasil keinginan banyak tapi waktu
kurang.
Note:
semua catatan bisa saja tidak valid setelah masa waktu tertentu. Catatan ini
murni pada apa yang terjadi saat hari kunjungan gue.
***
Negara Tujuan
IRAN
atau Republik Islam Iran adalah sebuah Negara di Timur Tengah yang berbatasan
langsung dengan 7 negara lain dan 3 pesisir. Iran hingga tahun 1935 masih
dikenal dengan sebutan Persia. Pada tahun 1959, penggunaan istilah Iran resmi
digunakan, dengan arti Tanah Bangsa Arya.
Kota Tujuan
Kami
hanya akan mengunjungi 4 kota besar dan 2 suburb-nya. Tehran, Isfahan, Shiraz,
Persepolis, Yazd dan Bafq.
Situasai Politik dan
Keamanan
Dari
yang kami baca dan alami, situasi politik di Iran mungkin similar dengan
situasi di Indonesia. Sejauh pengalaman kami di 4 kota besar dan 2 suburb, yang
kami kunjungi, kondisi-nya sangat aman. Tidak tampak bayang-bayang perang atau
momok sebuah organisasi radikal tertentu.
Pertanyaan
yang datang bertubi-tubi dari keluarga dan teman saat mereka tahu kami akan
jelajah Iran adalah:
1. Mau
ikut perang?
2. Mau
join ****?
Sangat
tidak relevan dan tidak terbukti sama sekali. Iran completely safe for
traveler. Malah banyak sekali kami bertemu dengan solo backpacker WANITA baik
dari China, Thailand, Jepang dan Negara lainnya.
IRAN
is completely different with IRAK. Iran is not Irak. They are different
countries in the same neighbourhood. Iran is a modern country with urban big
cities and traffic jam.
Visa
Meski
sempat bisa mengurus Visa di Kedutaan Iran, tetapi saat kami berangkat,
fasilitas tersebut sudah ditiadakan. Kami menggunakan VOA yang harus dilengkapi
dengan Travel Insurance.
VOA
Iran dalam bentuk electronic dan tidak akan ada sticker apa pun (atau bentukan
hardcopy sejenis) yang tertempel di passpor. Pengurusan VOA sangat mudah. Beli
Travel Insurance seharga USD 16 (untuk durasi kunjungan maksimal 30 hari) dan
mengisi slip pengajuan VOA (cukup 1 slip untuk 1 rombongan yang menginap di
tempat yang sama). Pada slip pengajuan VOA, informasikan nama dari contact
person di hostel tempat menginap dan cantumkan alamat serta nomor telepon
hostel-nya.
Pada
saat high season, antrian VOA bisa sangat lama (hingga 2 jam lebih). Sebisa
mungkin membawa uang pas, karena kadang mereka tidak ada uang kembalian,
terutama untuk Travel Insurance.
Penerbangan
Kali
ini gue dan 2 orang teman seperjalanan menggunakan 1 maskapai saja dengan rute
sebagai berikut:
1. Jakarta
(Soetta IA) ke Tehran (Imam Khomeini IA) dengan menggunakan Air Asia Airlines
(transit Kuala Lumpur IA – KLIA2).
2. Tehran
(Imam Khomeini IA) ke Jakarta (Soetta IA) dengan menggunakan Air Asia Airlines
(transit Kuala Lumpur IA – KLIA2).
Untuk
1x penerbangan pulang pergi ini, gue menghabiskan biaya total Rp 2,7 juta-an. Untuk
check in penerbangan Air Asia dengan tujuan akhir Tehran, harus melalu counter
Air Asia (tidak bisa melalui web check in atau self check in machine).
Bad
News, Air Asia akan menghentikan penerbangan ke Tehran dari dan ke Kuala Lumpur
per tanggal 23 April 2018. Sehingga ke Iran harus menggunakan pesawat full
board yang tentunya akan lebih mahal.
Bahasa
Bahasa
resmi di Iran adalah bahasa Persia (huruf tulisannya, kalau kata teman, adalah
huruf Arab Gundul). Sangat jarang sekali kami bertemu dengan Iranian yang bisa
berbahasa Inggris. Di tempat wisata terkenal dan metro biasanya sudah ada
petunjuk dalam bahasa Inggris, tetapi di restoran-restoran baik yang
tradisional maupun fast food atau di terminal bus dan jalan raya, penulisan keterangan
dalam bahasa Inggris sangat minim bahkan tidak ada. Trust me! Google translate
sangat-sangat membantu.
Pastikan
mencetak/menyimpan alamat hostel dan tujuan destinasi yang ingin dituju dalam
bahasa Persia (Farsi). Itu akan memudahkan kita untuk bertanya kepada orang di
jalan atau menunjukkan tempat tujuan ke sopir taxi. Untuk alamat hostel,
biasanya sudah ada di email konfirmasi dari hostel, sedangkan untuk tempat-tempat
wisata, kami mencetak tulisan Farsi yang ada di Google Maps.
Orang Iran (Iranian)
Iranian
sangat ramah. Jangan heran jika saat berjalan-jalan tetiba ada yang berteriak
“hello”, “thank you”, “welcome to Iran” dengan senyum manis mereka. Jangan
heran juga jika diajak foto bersama oleh Iranian atau difoto oleh mereka.
Layaknya orang indo ngajak bule di Bali foto bareng, tapi kali ini kami yang
jadi “bule”-nya.
Ada yang minta anak-anaknya di foto bareng |
Seringkali
Iranian yang bertemu akan bilang kami “Cacin” (means Chinese) dan berujar “ni
hau?” (apa kabar?). Buat gue yang tampangnya Chiense, yah ga heran jika dikira
Chinese, tetapi yang heran adalah 2 teman seperjalanan gue yang ga ada
cina-cinanya sama sekali, juga selalu dibilang Cacin. Saat kami jawab bukan dan
kami bilang kalau kami Indonesia, mereka seringnya melongo ga paham, karena
pelafalan Indonesia di Iran adalah “Andonesi”.
Walaupun
Iranian sangat ramah tetapi ada batasan-batasan yang sebaiknya tidak dilanggar,
antara lain adalah topik obrolan tentang politik, perang dan agama. Iranian
sering curious tentang agama kita, tetapi begitu dijawab, biasanya mereka sudah
cukup sampai di sana, tidak memperpanjang lagi pertanyaan itu. Mayoritas (95%)
Iranian memeluk agama Islam Syiah.
Iranian
selain terkenal akan keramah-tamahannya, berdasarkan pengalaman kami, juga
tidak pernah melakukan scam. Let’s say, dalam membuka harga baik untuk souvenir
atau tarif taxi, biasanya tidak terlalu jauh dinaikan.
Dress Code
Bagi
wanita (baik lokal maupun turis – baik turis Muslim maupun bukan): harus selalu
menggunakan jilbab dimana pun berada (termasuk area dalam hostel), tanpa terkecuali
dan tanpa dispensasi. Good news: jilbab yang dimaksud adalah at least menggunakan
selendang yang dipakai di kepala sudah cukup (tidak harus menggunakan jilbab
penuh). Para wanita juga tidak boleh menggunakan celana pendek atau tank top.
Selain itu bebas. Skinny jeans? Boleh kok. Jeans roberk-robek? Boleh aja, tapi
usahakan memakai legging di dalamnya.
Bagi
pria: hindari menggunakan celana pendek dan tank top.
Oh
yah jika ingin berfoto dengan orang lokal (Iranian), hindari berfoto dengan lawan
jenis. Kalau sesama turis mah ga ada masalah.
Mata Uang
Mata
uang di seluruh Iran adalah Rial (IRR). Uniknya kami lebih banyak bertemu
dengan mata uang Toman (T). How?
10.000
Rial sama dengan 1.000 Toman. Yes! Se-simple itu, tinggal tambahkan 1 nol
dibelakang tarif Toman, maka itulah tarif Rial-nya. Commonly, Iranian akan
menyebutkan harga dalam bentuk Toman, tetapi pastikan kembali sebelum membeli
atau membayar sesuatu, apakah harga dalam Toman atau Rial.
Ada
2 kejadian dimana Iranian menyebutkan tarif dalam bentuk Toman dan masih “tidak
disebutkan” pula 3 nol belakang ribuannya. Salah satu kejadian terjadi di Imam
Khomeini IA. Ada sopir taxi yang menawarkan kami carter private car dari Tehran
ke Isfahan dengan tarif 350. Sempat bingung juga dan setelah beberapa saat
akhirnya terkuak bahwa yang dimaksud adalah 350.000 Toman, aka. 3.500.000 Rial.
Mereka tidak menipu kok, tetapi memang seperti itu penyebutan mereka
sehari-hari.
Bayar-bayar
bisa pakai USD atau EURO? Mostly, semua hostel menerima pembayaran dalam bentuk
IRR, USD maupun EURO. Tetapi untuk makan dan masuk obyek wisata, kami diharuskan
membayar dalam bentuk IRR. Khusus untuk Travel Insurance harus membayar dalam
bentuk USD, sedangkan untuk VOA bisa membayar dalam bentuk EURO maupun USD (pembayaran
dalam USD akan dikalikan dengan kurs Euro terlebih dahulu, sehingga tarif dalam
USD akan fluktuatif).
NOTICE:
Karena
embargo Amerika, maka segala jenis kartu
kredit (visa, mastercard, dan
lain-lain) di dunia tidak bisa digunakan
di Iran (tanpa terkecuali). Semua booking-an hostel, tiket kereta, bus, local
tour, dan lain-lain hanya berdasarkan asas kepercayaan konfirmasi saja. Jika
ada pembatalan, segera informasikan ke mereka, jangan coreng kepercayaan mereka
terhadap turis. Pada high season, biasanya mereka juga meminta konfirmasi final
atas kedatangan pada H-1, tetapi saat low season biasanya cukup reconfirmation
by email saat finalisasi booking-an saja.
Bandara Udara
Airport
utama di Tehran bernama Imam Khomeini International
Airport. Airport-nya cukup besar dan modern, dilengkapi dengan beberapa
café, baik di area lobby dan duty free lounge.
Airport
juga dilengkapi dengan beberapa bank lokal dan 1 money changer saja (yang
terletak di lantai Departure Hall). Semua bank lokal di airport tidak menerima
penukaran uang dan hanya bisa menukar di money exchange (money changer). Akan
terjadi antrian cukup panjang di money changer karena selain Cuma ada satu,
Iranian juga diwajibkan mengisi formulir dan menyertakan copy passpor untuk
menukar uang. Untuk tourist tidak perlu kuatir, penukaran uang bebas tanpa isi
formulir (dalam batasan nominal tertentu) maupun copy dokumen apa pun. Passpor
pun kadang tidak diminta.
Bus (antar kota)
Semua
bus antar kota di Iran adalah kelas VIP dengan bangku yang lebar dan nyaman
(seperti bus scania Makassar ke Toraja) dengan denah bangku per row adalah 1
seat, aisle, 2 seats. Bus-nya selain nyaman juga bersih (tanpa toilet) dengan
harga yang murah. Bus antar kota merupakan andalan kami saat jelajah Iran,
dengan rute sbb:
- Tehran
ke Isfahan
- Isfahan
ke Yazd
- Yazd
ke Shiraz
Harga
tiket bus sudah termasuk snack ringan (bisa ada, bisa tidak). Tidak ada nomor
kursi, jadi bebas pilih bangku. Good news: biasanya di pintu tengah ada air
putih (air panas juga ada) gratis.
Sewa mobil (antar kota)
Kelemahan:
biayanya jelas lebih mahal daripada bus. Sebagai contoh bus dari Tehran ke
Isfahan adalah IRR 300.000 per seat. Kalau sewa mobil (private car - max 4
orang) tarif per mobilnya adalah IRR 3.500.000 (belum ditawar).
Kelebihan:
flexible, bisa berhenti di beberapa spot menarik sepanjang perjalanan
(perjalanan Tehran ke Isfahan dan Yazd ke Shiraz, melewati jalanan dengan
pemandangan yang indah sekali). Selain itu, bagi yang mempunyai durasi
kunjungan yang mepet, private car antar kota ini bisa menghemat waktu beberapa
jam, karena keberangkatan bisa menyesuaikan sewaktu-waktu, bukan fixed schedule
seperti bus.
Contoh
lain yang bikin dilemma adalah (khususnya untuk traveler dengan waktu terbatas)
bus dari Isfahan ke Yazd adalah IRR 160.000 per seat, jika menggunakan private
car maka terkena tarif USD 100 per mobil (max 4 orang. Equal dengan IRR
3.760.000). Harga sudah termasuk refreshment (biasa snack dan mineral water/juices
box). Perjalanan sepanjang Isfahan to Yazd melewati beberapa destinasi wisata
dari Zoroastrianisme, yang cukup jauh dari kota Yazd. Untuk mengunjungi
destinasi-destinasi wisata Zoroastrianisme, kita harus mengambil local tour
juga (ujung-ujung sewa mobil juga) dari Yazd. Jika sewa private car, kita bisa berhenti
di destinasi-destinasi wisata tersebut dan tidak akan dikenai biaya tambahan (uang
masuk ke obyek wisata bayar sendiri).
Kereta Api
Kami
menggunakan kereta api untuk rute Shiraz ke Tehran dan dikarenakan membutuhkan
waktu perjalanan selama 15 jam, maka kami memutuskan untuk mengambil dan
menjajal sleeper train di Iran. Biayanya lebih murah hingga sepertiga dari
biaya pesawat (irit biaya hotel juga lho). Sleeper train Iran, terdiri dari
kompartemen-kompartemen yang berisikan 4 orang per kompartemen. Harga tiket
sleeper train sudah termasuk welcome drink dan snack serta makan pagi (kue dan
juice box). Untuk makan malam, kita bisa memesan pada petugas yang nanti akan
mendatangi kompartemen satu persatu (tidak harus pesan. Jika ingin hemat
membawa bekal juga boleh). Ticket sebaiknya dibooking di awal dan biasanya bisa
dibantu oleh hostel tempat kita menginap.
Pemeriksaan
penumpang di stasiun kereta api di Iran (Shiraz) cukup ketat, dan bagi turis
ada pemeriksaan passpor. Sangat disarankan untuk datang lebih awal, karena
selain ada pemeriksaan passpor (yang bisa saja antri panjang pada high season)
juga karena kereta api di Iran terkenal sangat-sangat on time. Kenapa
pemeriksaan passpor bisa lama? Karena passpor di-registrasi oleh petugas secara
manual dengan cara menulis beberapa data passpor kita di buku besar dan
nulisnya pun dieja per huruf. Iranian tidak terbiasa dengan huruf latin.
Metro
Sebenarnya
metro adalah pilihan paling ideal sebagai alat transportasi. Selain murah,
metro juga cepat dan tak terkendala dengan macet. Sayangnya metro hanya bisa kita
temukan di Tehran. Itu pun tidak menjangkau keseluruh pelosok destinasi-destinasi
wisata seperti Tochal, Niavaran Palace, Saadabad Palace, dan lain-lain. Untuk ke
destinasi-destinasi wisata tersebut, kita harus melanjutkan perjalanan dengan
taxi dari stasiun metro terdekat.
Metro
di Tehran sama halnya dengan metro dimana-mana, seperti BTS, LRT, MRT, MTR, dan
lain-lain. Kami membeli kartu isi ulang (bukan yang 1 kali jalan) sehingga
tidak perlu setiap kali antri membeli tiket. Sistemnya juga sama saja, jika
ingin ke tujuan A, maka pastikan kita menunggu di peron yang benar dan dengan
memperhatikan stasiun akhir dari tujuan A. Sistem ini sangat umum dan digunakan
juga di Indonesia untuk busway dan komuter line.
Kelemahan
terbesar dari metro ini adalah pada jam-jam pagi masuk kantor dan sore hingga
petang saat jam-jam pulang kantor, kondisi metro sangat-sangat padat. Hal ini
memungkinkan kita terpisah dari rombongan dan akan menjadi tantangan yang
semakin berat saat kita harus menenteng backpack gede.
Taxi
Taxi
merupakan alat transportasi yang paling banyak kami gunakan selama di Iran. Seperti
pada umumnya taxi, ada yang memakai mobil taxi warna kuning dan (lebih banyak
yang memakai) mobil pribadi. Taxi di Iran semuanya tanpa argo dan harga
ditetapkan dari kesepakatan bersama di awal. Pastikan untuk selalu menawar tarif
taxi. Meski biasanya tarif buka lebih mahal dari yang seharusnya, tetapi masih
dalam kategori wajar dan tidaklah sampai ke kategori scam.
Pada
umumnya hostel-hostel juga menyediakan jasa pemanggilan taxi juga dengan tarif
fixed. Selama di Iran, kami senang menggunakan jasa taxi via hostel, karena
harga tetap dan menurut pengalaman kami, harganya sudah murah dan bahkan lebih
murah dibandingkan dengan taxi yang kami tawar sendiri.
Bus Umum (dalam kota)
Bus
umum adalah alternatif lain sebagai alat transportasi jelajah dalam kota di
Iran. Tetapi karena minimnya petunjuk dalam bahasa Inggris, maka kami
benar-benar blank dan memutuskan menghindari tersesat karena waktu kami di
setiap kota selalu terbatas.
Hostel
Selama
jelajah Iran, kami hanya menggunakan penginapan selevel hostel saja. Semua
hostel yang kami pilih memiliki pilihan private room dan mixed dormitory. Tidak
ada masalah jika lawan jenis baik beragama Muslim maupun non Muslim tidur dalam
satu kamar yang sama (baik di dorm maupun di private room). Intinya kami adalah
turis, jadi sepertinya mereka tidak terlalu memperdulikan hal tersebut.
Kemungkinan regulasi yang berbeda di hotel atau hostel lain tetap ada. So ini
hostel-hostel yang kami pilih.
Amir Kabir Hostel – Isfahan
adalah sebuah hostel yang terletak di Jalan Charbagh-e Paieen, Isfahan (di
sebelah Takhti Sports Center). Menurut gue, letak hostel ini sangat ideal
karena tidak terlalu ramai dan walkable ke obyek-obyek wisata. Staff-nya ramah,
helpful dan bahasa Inggrisnya cukup bagus.
Tersedia
private room maupun mixed dormitory. Harga per malam untuk mixed dorm dikenai
EURO 10 per orang (termasuk breakfast). Tersedia pula layanan pemanggilan taxi,
local tour, tiket kereta api, bus dan pesawat.
Badgir Hostel – Yazd
adalah sebuah hostel dengan rooftop di Yas Alley, no 3, Shir Gholami Alley, Rajaiee
Street, Shahid Beheshti Sq, Yazd. Letak hostel strategis dan masih di dalam
area old city/old town Yazd. posisi hostel juga masih walkable ke sebagian
besar obyek-obyek wisata di old city Yazd. Dalam area hostel juga tersedia
tempat-tempat buat nongkrong ala-ala Persia. Staff-nya ramah, helpful dan
bahasa Inggrisnya sangat bagus.
Tersedia
private room, traditional room dan mixed dormitory. Harga per malam untuk mixed
dorm dikenai EURO 10 per orang (termasuk breakfast). Tersedia pula layanan
pemanggilan taxi, local tour, tiket kereta api, bus dan pesawat.
Taha Hostel – Shiraz
adalah sebuah hostel di Num 43 – front of Armanian Church Sang Siah Traditional
Way - Old Gha, Shiraz. Letak hostel strategis dan walkable ke Pink (Nasir Ol
Molk) Mosque dan Shah Cheragh Shrine. Staff-nya ramah, helpful dan bahasa
Inggrisnya cukup bagus. Di Taha, mereka juga menyediakan chartered car (baik
sharing maupun private). Untuk turis dengan waktu mepet seperti kami, mereka
juga dengan senang hati bantu arrange quick tour, sehingga bisa maksimal antara
waktu dan destinasi wisata yang ingin dikunjungi.
Tersedia
private room maupun mixed dormitory. Harga per malam untuk triple beds private
room (include private bathroom) dikenai EURO 45 per 3 orang (termasuk
breakfast). Tersedia pula layanan pemanggilan taxi, local tour, tiket kereta
api, bus dan pesawat. Sedangkan chartered private car untuk ke Persepolis,
dihargai EURO 9 atau USD 10 per orang (untuk 3 orang dan belum termasuk biaya
tiket masuk di destinasi wisata).
Seven Hostel – Tehran
adalah sebuah hostel dengan rooftop di Amir Kabir St, Sarcheshmeh Intersection,
Baharestan Sq, Tehran (at the Corner of Pamenar St). Letak hostel cukup
strategis dan walkable ke Imam Khomeini Metro Stasion dan ke Golestan Palace. Staff-nya
ramah, helpful dan bahasa Inggrisnya sangat bagus.
Tersedia
private room maupun mixed dormitory. Harga per malam untuk triple beds private
room (include private bathroom) dikenai EURO 60 per 3 orang (termasuk
breakfast). Tersedia pula layanan pemanggilan taxi, local tour, tiket kereta
api, bus dan pesawat.
Kuliner
Kurangnya
waktu santai selama di Iran, membuat kami juga tidak terlalu terjerumus dalam
kenikmatan sajian Persia. Beberapa hal yang kami perhatikan bahwa menu Persian
biasanya terdiri dari kebab-kebab-an atau ikan goreng, yang bisa disajikan
dengan nasi maupun roti. Berbeda dengan Turki yang selalu menyajikan
kebab-kebab-an dengan yogurt, di Iran kebab-kebab-an disajikan dengan jeruk
lemon, tomat bakar dan acar mentimun (pickle).
Ikan goreng |
Menu lain yang sangat popular di Iran adalah fried chicken (ala-ala KFC), pizza dan sandwich (macam subway).
Bawa
kantong-kantong plastik kalau ke Iran! Buat apa? Buat bungkus kelebihan porsi
makanan. Porsi makan di Iran sangat besar untuk kita orang Indonesia. Biasanya
kami pesan 2 porsi untuk bertiga atau jika pesan sendiri, biasanya selalu sisa
dan kami bungkus untuk dibuat menu makan berikutnya. Contohnya sandwich Iranian
panjangnya 30 cm dengan lebar hingga 9 cm dan tebal 6 cm, buat gue ini
kebanyakan banget.
Ada
satu dessert lokal yang kami coba di Yazd (Amir Chakmak Square), namanya faluda
(macam cendol-cendolan gitu), enak dan segar sekali. Harus coba!
Minuman Beralkohol
Tidak
ada dan dilarang di seluruh Iran. Beer pun adanya yang zero dengan rasa buah.
Mineral Water
Sama
halnya dengan di Indonesia, mostly terdiri dari 2 ukuran yaitu ukuran 600 ml
dan ukuran 1,5 lt (seharga mulai dari IRR 10.000).
Souvenir
Yang
berjualan souvenir di tempat wisata tidak banyak dan (based on my experience)
tidak ada yang menjual souvenir di bazaar. Bazaar di Iran literally adalah
pasar orang lokal. Jadi jika ingin membeli fridge magnet, belilah di tempat
wisata. Jika ingin beli oleh-oleh dalam bentuk kacang-kacangan atau teh,
saffron dan lain-lain, barulah beli di bazaar.
Harga
fridge magnet mulai dari IRR 30.000 per biji (kami sama sekali tidak melihat
jenis souvenir lain, seperti gantungan kunci, kaos, dan lain-lain).
Harga
kacang-kacangan campur (pistachio, chasew, dan lain-lain) mulai dari IRR 580.000
per kg.
Saffron
mulai dari IRR 100.00-an, tergantung dari kualitas dan berat gramnya.
Lavashak
(rasa semacam sanca tetapi lebih chewy, moist dan lebih asam) mulai dari IRR
70.000-an per lembar (gede lho).
***
No comments:
Post a Comment