more pictures in Instagram @harry_mdj |
Pertama
kali dengar tentang Negara ini pada tahun 1980-an. Pertama kali diajak
ngebolang ke Negara ini pada tahun 2016. Pertama kali keracun dan memutuskan
buat ngebolang ke Negara ini pada tahun 2017. Pertama kali menginjakkan kaki ke
tanah Rumi ini pada tahun 2018. Akhirnya setelah penantian berbulan-bulan, It’s
time for IRAN!
Blank?
Baca ini dulu: It's Time for Iran
Kota
kedua yang kami (gue dan 2 teman seperjalanan) kunjungi adalah Yazd (+ melipir
jauhan dikit ke Bafq dan Fahraj). Kota tertua di dunia yang masih dihuni sampai
saat ini, terletak sekitar berkendara 4 jam dari Isfahan. Yazd juga merupakan
ibukota propinsi dari Propinsi Yazd. Yazd sangat terkenal dengan situs-situs agama
Zoroastrianism dan bagian old town atau old city Yazd juga tercatat sebagai UNESCO
World Heritage Site. Sebuah kota cantik yang menjadi favorite saya selama
jelajah Iran.
Artikel
ini, it’s all about “ga short-short banget” city tour di Yazd. We had only
literally 29 hours in Yazd (include sleeping time). Such a short time! I KNOW,
RIGHT! So yuk tengok kemana saja kami ngelayap di Yazd. It’s Yazd in 29 hours.
Note:
semua catatan bisa saja tidak valid setelah masa waktu tertentu. Catatan ini
murni pada apa yang terjadi saat kunjungan gue. Jelajah Iran dilakukan di akhir
bulan February (musim dingin). Winter is here! Suhu rata-rata: di malam dan
dini hari adalah 4 sd. 8 derajat celcius, sedangkan di siang hari mencapai 10
sd. 14 derajat celcius. Suhu di Tochal Ski Resort lvl 5 adalah minus 4 derajat
celcius dan di lvl 7, minus 9 derajat celcius.
***
Keheningan
pagi yang kelam, begitu tenang menghanyutkan. Semilir angin musim dingin yang
sesekali lepas dari pertahan lapisan jaket, menghujam menghantarkan rasa dingin
menggigit ke syaraf-syaraf indra penerima. 3 anak manusia berdiri di pinggir
jalan, sesekali bergidik kedinginan. Taxi yang ditunggu untungnya datang tak
lama sejak kami melangkah keluar dari hostel (4.45 am).
Kembali
ke Kaveh Bus Terminal (Isfahan) dan dengan Bus Royal Safar (IRR 160.000 per
seat. Beli tiket sehari sebelumnya, saat sampai di Isfahan) kami akan menempuh
perjalanan darat selama 4 jam, menuju ke Yazd.
Note Kecil:
Kaveh Bus Terminal adalah
terminal bus besar di Isfahan dengan belasan loket beragam provider bus antar
kota. Lokasi loket mereka tidak berjajar, tetapi masing-masing area berisi 2 vendor.
Area-area yang terkoneksi di sisi depan tersebut, memanjang ke samping dari
sisi (terujung) Bus Royal Safar hingga sisi ujung lainnya, Bus Hamsafar. Semua
bus bertuliskan VIP tetapi memang bus-nya beda-beda. Bahkan sesama Bus Royal
Safar, kondisi bus-nya bisa berbeda. Contoh: kondisi Bus Royal Safar yang kami
beli dengan rute Tehran – Isfahan lebih bagus daripada bus rute Isfahan – Yazd.
bus paling pagi ke Yazd |
Sesampai
di Yazd Bus Terminal (10.00 am), kami segera membeli tiket ke Shiraz (untuk
keesok harinya) dan meluncur dengan taxi menuju Badgir Hostel (biaya IRR
150.000 per taxi).
Yazd Bus Terminal. Cakep yak! |
Lucky
us! Karena February adalah masa low season (winter), maka kami diijinkan early
check in. Lumayan bisa cuci muka, ganti pakaian dan menyimpan backpack kami di
kamar (mixed dormitory).
Note Kecil:
Badgir Hostel adalah sebuah
hostel dengan letak yang strategis. Posisi hotel ada di area old town/old city
of Yazd. Staff-nya ramah, helpful dengan bahasa Inggris yang bagus sekali. Kami
mengambil mixed dormitory di Badgir dengan kondisi kamar dan kasur yang bersih
dan nyaman. Kamar mandi bersama dan toilet bersama juga relative banyak. Badgir
juga menyediakan banyak spot buat duduk-duduk santai ala Persia di area taman
dalam yang nyaman dan hangat (meski di musim dingin). Convenience store juga
masih walkable dari Badgir (ke arah jalan raya).
Badgir Hostel |
area umum nongki-nongki ala Persia |
mixed dorm |
Abis
beberes sebentar, kami kembali sadar kalau perut keroncongan karena ga sempat
makan pagi di Isfahan (early check out) dan ternyata snack box dari bus Cuma 1
kue, 1 biskuit dan 1 juice box (ngarepnya snack box kayak rute Tehran –
Isfahan). Masih ada waktu buat cari lunch sebelum dijemput oleh Irans Travel
buat jalan-jalan ke Bafq Desert.
Muter-muter
cari yang namanya restoran atau apalah, ga ada sama sekali yang buka. Restoran
Batar (yang direkomendasikan oleh Badgir) juga sudah persiapan tutup, padahal
masih pukul 11.00 siang. Berakhirlah kami borong cemilan di convenience store
sebagai menu makan siang.
Batar Restaurant. Enak lho! Murah lagi karena porsi jumbo. |
menu di Batar (keesokan harinya) |
Note Kecil:
Kami lupa hari kedatangan
kami ke Yazd adalah hari Jumat. Hari Jumat adalah hari Minggu-nya orang Iran.
Kebanyakan toko dan restoran tutup. Untung saja beberapa convenience store
habis Ibadah Jumat masih buka.
Jadwal
penjemputan untuk Bafq Desert Tour yang seharusnya pukul 01.00 pm, nampaknya
berubah lebih awal dan tepat pukul 12.30 pm, driver-nya sudah nongol di hostel.
Dan 15 menit kemudian kami sudah meluncur menuju ke Bafq. Bafq sendiri
sebenarnya adalah sebuah kota kecil di Propinsi Yazd yang berjarak kurang lebih
1 jam sd. 1,5 jam berkendara dari kota Yazd. Sepanjang perjalanan, kami disuguhi
pemandangan ala-ala Timur Tengah yang sangat indah meski terlihat gersang.
Note Kecil:
Untuk desert tour sebenarnya
ada beberapa pilihan tour. Random aja sih kami pilih yang Bafq (aka. Bafgh).
Seperti umumnya tour di Iran, mereka tidak membuka open tour, kayak di negara
lain, yang 1x tour merupakan kumpulan dari beberapa orang dari beberapa hostel.
Di Iran umumnya sewa mobil kapasitas 4 penumpang (bisa dipakai sendiri atau
sharing dengan turis lain). Kami membeli desert tour ini di Irans Travel (www.iranstravel.com dengan contact iranstravel@gmail.com – very recommended guys). Harga
tour-nya adalah USD 22 per orang (untuk 3 orang dalam 1 mobil) sudah termasuk
refreshment, camel ride, driver dan heater car. Kami juga menambahkan paket
dinner (fresh chicken kebab) dengan harga USD 5 per orang. Sounds agak mahal
but trust me guys, totally worth it!
Sejenak
kami berhenti di kota kecil Fahraj untuk mengunjungi Masjid dari abad ke 7,
Fahraj Jame Mosque. Sebuah Masjid kuno yang merupakan peninggalan dari era
Islam awal di Iran. Masjid-nya kecil saja terbuat dari bahan batu bata yang
dikeringkan secara alami oleh panas matahari. Unik dan tampak sangat tua dan
bijak. Well usianya saja sudah lebih dari 1.400 tahun.
Fahraj Jame Mosque |
Perjalanan
ke Bafq kembali terhenti untuk narsis dikit dengan pemandangan pegunungan
tandus yang indah sekali. Perjalanan berlanjut dengan tenang sambil kami
menikmati snack (what they call refreshment) yang dibagikan oleh driver. Wafer
lokal, mineral water dan juice can.
nepi bentar di pinggir jalan nih |
Sampai
di Bafq Desert, kondisi agak mendung dengan suhu yang masih saja dingin (ya
iyalah, kan lagi musim dingin). Surprise! Sama driver-nya kami digiring
memasuki traditional tea house yang ada di pintu masuk desert untuk menjajal
minum teh ala Persia (ga disuruh bayar lagi. Kayaknya include paket tour meski
ga di-mention di “what’s included”). Lucky us! Gundukan traditional tea house
sekalian menjadi tempat teduh waktu tetiba mendung berubah menjadi hujan yang
cukup lebat.
Note Kecil:
Iran cukup terkenal dengan
kualitas teh-nya. Cara Iranian menikmati teh adalah dengan memasukan bongkahan
kecil gula ke mulut dan dilanjut dengan menyesap teh panas perlahan.
Hujan
reda (akhirnya!) dan kami pun menjajal menaiki onta. Bumping banget sih menurut
gue dan karena ga terbiasa, jadi takut jatuh dan pingin buru-buru kelar.
Apalagi pas melewati gundukan pasir-pasir, bikin tambah serem buat gue.
best capture haha |
Done
with camel ride, kami sempatkan waktu beberapa lama untuk menikmati indahnya
bentangan pegunungan pasir yang seolah tak berujung sampai ke ufuk barat,
dimana sang pijar mulai beranjak ke buaiannya.
Next
event? Kami kira makan, ga tahunya driver membawa sebuah keranjang plastik dan
membuka sebuah permadani di tengah padang pasir dan … kami piknik! How awesome
was that? Teh mint, crackers dan buah segar pun diedarkan sebagai teman
bercengkrama dan menikmati penghujung senja di Bafq Desert.
piknik! |
sunset over Bafq Desert |
Note Kecil:
Jangan heran jika kita
menjadi selebriti dan banyak yang akan berusaha mengajak ngobrol meski bahasa
Inggris mereka jauh lebih terbatas daripada kita yang bahasa Inggrisnya kadang
pas-pas-an. Pas lagi enak-enak piknik, eh ada rombongan tv lokal yang datang
dan meminta ijin untuk interview dan shoot sebagai bahan tayangan media mereka.
Ditanggepin? Iya dong, lumayan lah masuk tipi lokal Iran. Bahkan mereka
menawarkan kami dengan gratis untuk mencoba 4 WD Car Rides di Bafq yang memang
dikomersialkan, selain ATV Bike. Cuma, randomly, kami tolak.
Usai
piknik, driver ijin kembali ke mobil untuk menyiapkan makan malam kami, while
kami bisa menunggu sembari muter-muter desert lagi atau mau lihat driver
nyiapin chicken kebab. Rasa penasaran membuat kami tak urung men-skip how the
driver will cook our dinner. Mobil memang masih di area parking desert tetapi
terparkir di ujung terjauh. Batu-batu di tumpuk dan jadi deh panggangan (arang
dan bahan baku lain di bawa dari Yazd). Bertusuk-tusuk ayam berbumbu pun mulai
mendesis, sementara roti-roti lebar tipis sebesar tampah dikeluarkan dari
keranjang. Mineral water dan soft drink cans pun mulai beredar. Awesome! Kami
menikmati dinner dibawah langit kelam (bulan sama bintangnya pada bermunculan
lho) dengan diterangi lampu mobil yang diparkir menghadap ke karpet yang kami
tebar sebagai alas piknik makan malam. What a dinner! I love it!
Dinner! Ayam-ayam kebab yang di piring gue tuh baru 1/3 porsi |
Note Kecil:
Kebab di Iran layaknya di
Turki mengacu pada cara mengolah daging (ayam, sapi, domba) dengan cara di
bakar. Bukan terbatas makanan kebab kayak di Indonesia.
Porsi Dinner dari Irans
Travel ini pun juga porsi jumbo. Tuh roti tipis seukuran tampah, satu aja kami
ga habis (driver juga kami ajak ikut makan bareng), padahal ada tiga. Begitu
juga potongan-potongan ayam yang banyak banget. Sisa potongan ayam sampai kami
bungkus buat tambahan menu sarapan besok pagi.
Esokan
harinya, thanks God, matahari bersinar cerah. Jelajah old city Yazd pun dimulai
sesaat setelah kami selesai menikmati sarapan di hostel.
FIRST
STOP in Yazd! Old Town/old City of Yazd (Highlight of Yazd).
Old
city of Yazd, atau biasa juga disebut old town, mempunyai area yang cukup luas.
Merupakan, literally, kota tertua di dunia yang sampai saat ini masih di huni
dan mempertahankan keasliannya, serta menyabet status sebagai World Heritage
Site. Jajaran pintu-pintu rumah dari kayu dan tembok-tembok tanah membentang
membentuk labirin yang cantik sekali. Kemonotonan itu terkadang terpecah oleh
sebuah toko roti jadul atau sebuah workshop kecil dari pengrajin handicraft tempa.
Lorong-lorong
jalanan sempit bersimpang siur membelah bangunan-bangunan dengan model dan
karakteristik yang sama. Sangat membingungkan dan gampang membuat kita
tersesat. Thanks God, google maps sangat akurat di sini, jadi kemana kami
berbelok, kami mendapat arahan yang tepat menuju ke Jame Mosque of Yazd.
jalanan di old town |
cakep yak pintunya! |
toko roti |
art workshop |
so calm and peaceful |
SECOND
STOP in Yazd! Jame Mosque.
Jame
Mosque di kota Yazd, adalah Masjid Agung dari kota Yazd yang berdiri sejak abad
ke 12. Didirikan pertama pada jaman Dinasti Al-e Bouyeh, Masjid ini merupakan
salah satu peninggalan bangunan di eranya yang mengagumkan. Masjid ini konon
didirikan di atas bekas lokasi fire temple (temple dari agama Zoroastrianism).
Jame
Mosque mempunyai 2 pintu. Kami, karena datang dari sisi old city belakang,
memasuki Masjid ini dari pintu belakang dan harus berjalan ke pintu utama,
untuk membeli tiket masuk terlebih dahulu. Waktu kunjungan kurang lebih 1 jam
atau kurang.
Jame Mosque of Yazd |
Jame Mosque of Yazd |
NEXT
STOP in Yazd! Amir Chakhmaq Complex (Amir Chakmak Square).
Amir
Chakmak merupakan bangunan yang melatar belakangi sebuah square atau alun-alun
utama kota Yazd. Banguan “1 sisi” ini sangat terkenal dengan ceruk-ceruk
simetrisnya dan didirikan antara abad ke 15 sd. abad ke 16 (jika sempat
kunjungi pada saat petang. Sangat indah dengan hiasan lampu-lampunya). Masjid
dengan nama yang sama, sumur kuno, pemandian, penginapan, tekyeh dan lain-lain,
pernah dan sebagian masih berkumpul menjadi sebuah “koloni” kecil di area ini.
Waktu kunjungan kurang lebih 1 jam atau kurang.
Amir Chakmak Square |
Note Kecil:
Di salah satu sisi square
(lihat foto) terdapat toko kecil yang menjual juice dan macam desert lokal.
Kami menjajal faluda (semacam cendol dengan ukuran kecil-kecil) yang sangat
segar dan enak, serta menjajal ice cream lokal dengan layer berbagai rasa, yang
salah satunya adalah rasa saffron.
faluda dan ice cream |
tokonya nih |
NEXT
STOP in Yazd! Water Museum.
Tak
jauh dari Amir Chakmak, cuma menyeberang saja, terletak pintu ke Water Museum
of Yazd. Pintunya sangat kecil dan hampir melebur dan tampak kurang mencolok di
deretan pertokoan yang memadati semua jalan daerah Amir Chakmak.
Water
museum ini terdiri dari beberapa level dan tidaklah terlalu luas. Museum ini
memamerkan segala atribut, alat dan kemajuan teknologi terkait dengan perairan
di Iran, khususnya di Propinsi Yazd. Waktu kunjungan kurang lebih 1 jam atau
kurang.
pintu masuk Water Museum of Yazd |
pose dulu |
LAST
STOP in Yazd! Khan Bazaar.
Perjalanan
kembali dari Water Museum ke Badgir Hostel, kami melewati Khan Bazaar. Beberapa
pintu masuk tampak sangat besar di pinggir jalan raya dan menunjukkan jajaran
toko-toko yang ada di dalam labirin bazaar. Layaknya bazaar di seluruh penjuru
Iran, Khan Bazaar adalah literally pasar kering dari penduduk lokal untuk
membeli perlatan dan perlengkapan sehari-hari.
Khan Bazaar |
That’s
it!
Setelah
sampai kembali di Badgir Hostel, kami bersiap untuk menuju kembali ke Yazd Bus
Terminal. Selanjutnya kami akan menuju ke Shiraz dan Persepolis.
***
No comments:
Post a Comment