Pertama
kali dengar tentang Negara ini pada tahun 1980-an. Pertama kali diajak
ngebolang ke Negara ini pada tahun 2016. Pertama kali keracun dan memutuskan
buat ngebolang ke Negara ini pada tahun 2017. Pertama kali menginjakkan kaki ke
tanah Rumi ini pada tahun 2018. Akhirnya setelah penantian berbulan-bulan, It’s
time for IRAN!
Blank?
Baca ini dulu: It's Time for Iran
Kota
ketiga yang kami (gue dan 2 teman seperjalanan) kunjungi adalah Shiraz (include
Persepolis). Salah satu kota tua dari Persia Kuno ini, terletak sekitar berkendara
6,5 jam dari Yazd. Shiraz juga merupakan ibukota propinsi dari Propinsi Fars
dan merupakan salah satu kota terpadat di Iran. Shiraz sangat terkenal dengan beberapa
situs yang antara lain adalah Pink Mosque, Shah Cheragh dan Persepolis Complex.
Artikel
ini, it’s all about short city tour di Shiraz. We had only literally 18 hours
in Shiraz (include sleeping time). Such a short time! I KNOW, RIGHT! So yuk
tengok kemana saja kami ngelayap di Shiraz. It’s Shiraz in 18 hours.
Note:
semua catatan bisa saja tidak valid setelah masa waktu tertentu. Catatan ini
murni pada apa yang terjadi saat kunjungan gue. Jelajah Iran dilakukan di akhir
bulan February (musim dingin). Winter is here! Suhu rata-rata: di malam dan
dini hari adalah 4 sd. 8 derajat celcius, sedangkan di siang hari mencapai 10
sd. 14 derajat celcius. Suhu di Tochal Ski Resort lvl 5 adalah minus 4 derajat
celcius dan di lvl 7, minus 9 derajat celcius.
***
Agak
sedih sebenarnya meninggalkan Yazd dan kehendak hati sebenarnya ingin sedikit
lebih lama di kota kecil yang tenang ini. Kami menuju ke Yazd Bus Terminal
dengan taxi yang dipanggil melalui hostel (biaya IRR 100.000 per taxi).
Perjalanan dari Badgir ke terminal hanya memakan waktu 15 menit saja, karena
jalanan yang lengang. Agak lambat dari jadwal seharusnya, bus kami akhirnya
bertolak juga ke Shiraz (3.40 pm).
Note Kecil:
Yazd Bus Temrinal adalah
sebuah terminal yang cukup luas, bersih dan indah. Mempunyai bentuk kotak
dengan taman yang cukup luas di tengahnya. Dibanding dengan Kaveh Bus Terminal,
Yazd Bus Terminal terlihat lebih sepi.
6,5
jam perjalanan telah kami tempuh dan hujan gerimis kecil menyambut kami saat
memasuki kota Shiraz (10.00 pm). Dengan menggunakan taxi, kami langsung menuju
ke Taha Hostel (biaya IRR 100.000 per taxi).
Kedatangan
kami di Taha Hostel disambut dengan sepoci teh panas dengan bongkahan-bongkahan
kecil gula yang nikmat. Minuman panas yang pas banget dengan suhu yang semakin
dingin dan gerimis hujan yang seolah tak mau berhenti, walau sekejab. Seorang
staff Taha menyambut kami dan malam itu juga membantu menyusun itinerary kunjungan
kami yang sangat singkat.
Note Kecil:
Taha Hostel adalah sebuah
hostel dengan letak yang strategis. Posisi hotel walkable ke Shah Cheragh dan
Pink Mosque. Staff-nya ramah, helpful dengan bahasa Inggris yang bagus. Kami
mengambil private triple bed room dengan kamar mandi dalam. Kondisi kamar,
kasur dan kamar mandi bersih, nyaman. Dapat handuk lagi!
FYI, mereka tidak
mempermasalahkan atau bahkan bertanya/berkomentar pada saat kami (salah satu
dari kami adalah wanita) tidur dalam 1 kamar tidur yang sama.
Malam
itu, karena sudah larut (lebih malam dari perkiraan kami, saat bikin itinerary)
dan hujan gerimis tampak semakin lama semakin lebat, kami habiskan dengan
beristirahat saja di dalam kamar.
***
Pagi
menjelang dan agak sedih melihat langit masih saja menggelontorkan gerimis
kecil yang terkadang menjadi lebat sesaat, dan kembali germis lagi. Sesaat
semangat kami sempat meredup. Setelah sarapan dengan veta cheese dan teh panas mood
kembali strong. Mau hujan kek, mau badai kek, bodo amat, yang penting jalan! Show
must go on!
FIRST
STOP in Shiraz! Nasir Ol-Molk (aka. Nasir Al-Mulk. Common: Pink Mosque)
Masjid
tradisional ini terkenal dengan julukan Pink Mosque karena ubin-ubin yang
relatively bernuansa merah muda, yang digunakan sebagai bahan interior utama di
seluruh permukaan Masjid. Masjid ini didirikan pada masa Qajar pada tahun 1876.
Waktu
yang paling tepat untuk berkunjung ke Masjid cantik ini adalah di pagi hari
(before 08.00 am) saat sinar mentari menumbuk rangkaian mosaic kaca berwarna
pada jendela-jendela Masjid dan akan menghasilkan reflection warna-warni yang sangat
indah pada sisi dalam Masjid. Sayangnya, saat kunjungan kami adalah hari
pertama hujan di Shiraz (ga jodoh banget kan). Kerinduan akan sajian yang indah
harus kami puaskan dengan melihat foto dari seorang bapak baik hati (entah
penjaga atau pengunjung tetap) yang menunjukkan kepada kami hasil foto pada
saat pagi hari yang cerah. So so beautiful. Waktu kunjungan kurang lebih 1 jam
atau kurang.
The legendary hall |
sisi lain dari legendary hall |
aslinya kalau cerah bisa kayak gini |
taman dalam Masjid |
SECOND
STOP in Shiraz! Persepolis (Highlight of Yazd).
Persepolis
adalah ibukota dari Kerajaan Achaemenid (550 sd. 330 SM). Terletak 60 km dari
Shiraz, Persepolis masuk sebagai salah satu World Heritage Site pada tahun
1979. Peninggalan kerajaan Persia kuno ini dipercaya dimulai dari jaman Raja Cyrus
The Great dan mulai dibangun dan dikembangkan oleh Raja Darius I atau lebih
dikenal sebagai Darius The Great. Sayangnya peninggalan yang agung ini harus
hancur dan luluh lantak oleh serangan Alexander The Great dari Kerajaan Yunani
pada tahun 330 SM, yang sekaligus menjadi tahun akhir dari Dinasti Achaemenid
di Persia. Penjarahan dan penghancuran tersebut konon merupakan balas dendam
atas pengahancuran Acropolis di Yunani oleh Persia pada masa sebelumnya.
Membutuhkan
waktu kurang lebih 1 jam berkendara sebelum akhirnya mobil yang kami sewa
memasuki area Persepolis. Area Persepolis tidaklah terlalu luas, jika saya
bandingkan dengan area Ephesus (Selcuk, Turki). Basicly it’s a ruin, meski
beberapa pilar dan bangunan masih tampak megah dan magnificent. Sebuah makam
raksasa dari Raja Artaxerxes II juga masih nampak megah dan dominan sebagai
latar belakang komplek ini. Hujan masih menemani kami sepanjang hari dan waktu
kunjungan di Persepolis membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam atau lebih.
Note Kecil:
Untuk ke Persepolis kami
menggunakan satu-satunya sarana dan provider yang efektive, yaitu sewa mobil hostel
(semua hostel biasanya mempunyai fasilitas ini). 1 mobil bisa untuk sharing
hingga 4 orang (tidak harus 1 group). Karena keterbatasan waktu, kami memakai 1
mobil untuk bertiga sendiri (tidak sharing). Biayanya? Dihitung per orang. 1
orang dikenai biaya USD 10 atau bisa juga bayar dengan EURO seharga EURO 9 per
orang. Biaya termasuk hantar ke Pink Mosque, ditunggu 1 jam, dan setelahnya ke
Persepolis dan Necropolis. Baliknya drop off di Shah Cheragh (yang tidak jauh dari
Taha Hostel).
Untuk memasuki area
Persepolis, kami dilarang membawa tas apa pun kecuali dompet kecil. Terdapat
tempat penitipan tas yang bisa digunakan tanpa pungutan biaya apa pun (aka.
free). Bawalah payung untuk menghindari panas yang menyengat atau air hujan,
karena sewa payung di sana mahal. Setelah ditawar kami berhasil menyewa 3 buah
payung dengan harga IRR 500.000 (harga buka per payung IRR 200.000). Bagi yang
ngumpulin fridge magnet, ada yang jual dibelakang tempat persewaan payung (area
commercial).
NEXT
STOP in Shiraz! Necropolis (Nagsh-e Rustam).
Necropolis
terletak tak jauh dari Persepolis. Necropolis adalah 4 makam raksasa yang
terpahat di tebing gunung batu dari para raja Dinasti Achaemenid dan 1 makam
yang belum selesai pembangunannya. 4 makam tersebut dipercaya adalah makam Darius
II, Artaxerxes I, Darius I dan Xerxes I. Sedangkan makam yang belum selesai
dipercaya seharusnya menjadi makam dari Artaxerxes III atau Darius III.
Pengunjung
bisa masuk ke area Necropolis tetapi tidak bisa memanjat dan masuk ke dalam
makam. Waktu kunjungan kurang dari 1 jam.
Note Kecil:
Kami sendiri memutuskan
untuk tidak masuk ke dalam, karena dari tempat parkir sudah nampak jelas
situsnya. Necropolis tidak seperti Persepolis yang lokasi reruntuhan/situsnya
ada di dalam area terdalam.
LAST
STOP in Shiraz! Shah Cheragh Shrine.
Shah
Cheragh adalah sebuah komplek atas Masjid dan makam dari 2 bersaudara, Ahmad
dan Muhammad. 2 bersaudara tersebut adalah anak dari Imam Syiah Ketujuh (Musa
Al-Kadim) dan saudara dari Imam Syiah Kedelapan (Ali Ar-Ridha). Kedua makam ini
merupakan salah satu yang tersuci di Iran dan bagi umat Muslim Syiah. Makam
suci ini menjadi pusat ziarah sejak abad ke 14, ketika Ratu Tashi Khatun
mendirikan Masjid dan Theological School di area makam.
Dari
luar tampak bangunannya biasa saja, tetapi interior di dalamnya sangat-sangat
indah. Semua sisi dinding dan atap berhiaskan mosaic cermin, sehingga
pantulannya menimbulkan efek kemewahan dan kemegahan yang dominan. Mosaic
cermin tersebut juga dibuat dan ditempelkan satu per satu. It’s a handmade
gigantic mirror glass mosaic, saudara-saudara. Amazing! Waktu kunjungan kurang
lebih 1 jam atau kurang.
Note Kecil:
Turis yang berkunjung tidak
bisa seenaknya main masuk aja (tidak ada admission fee aka. free) dan
berkeliaran di komplek ini. Turis asing harus ditemani seorang guide dari
yayasan setempat (free tanpa pungutan biaya apa pun). Untuk wanita yang hanya
menggunakan selendang harus memakai jilbab full (yang sampai bawah) yang akan
dipinjamkan oleh yayasan setempat tanpa pungutan biaya (free). Beberapa ruangan
hanya boleh dimasuki para wanita beragama Moslem dan beberapa ruangan hanya
boleh dimasuki para pria beragama Moslem. Masuk ke area ini juga dilarang
membawa tas apa pun (dompet kecil boleh dibawa) dan harus menitipkan semua tas
di sisi luar (free juga tanpa pungutan biaya apa pun).
That’s
it!
Setelah
sampai kembali di Taha Hostel, kami bersiap untuk menuju ke Shiraz Railway Station.
Selanjutnya kami akan menuju ke Tehran.
***
No comments:
Post a Comment