Sunday, October 13, 2013

Menjilat Ragam Kuliner di Sumatera Barat

 
“Selamat datang di Padang, Sumatera Barat.” sambut Bayu, si tour guide dadakan.
*adegan dan percakapan berjabat-tangan serta basa basi*
“Bla bla bla…. “ obrolan kami berempat.
“Okay sekarang mending itinerary-nya dibalik yah, hari ini kita ke Lembah Anai dulu.” tutur Bayu.
NO!” tolak saya mentah-mentah.
*hening dengan suasana awkward dan sedikit intense.
“Mas Harry, kita ke Lembah Anai dulu supaya menghindari jalanan macet di hari minggunya.” jelas Bayu.
“TIDAK!” tolak saya lagi.
*kembali hening sementara beberapa pasang mata saling menatap dengan enggan*
*Si Randie, diam-diam kentut*
“Kita sarapan dulu coyyyy, gue laper abissssss. Mana di pesawat kaga dikasih snack sama sekali.” lenguhan saya memecahkan kondisi hening.
*suasana menjadi ceria gegap gempita kembali, sujud syukur*

Note: adegan di atas LEBAY!

3 hari 2 malam di Sumatera Barat tentunya tidaklah kami lewatkan tanpa memuaskan dahaga akan sajian khas dari Tanah Minangkabau.

***

Menu sarapan yang sempat kami giling dalam mulut adalah LONTONG. Lontong adalah sebutan untuk lontong sayur. Potongan-potongan lontong dihidangkan dengan sayur (ada pilihan nangka dan paku) dengan imbuhan soun goreng dan krupuk. Rasanya gurih bertekstur baris berbaris dengan lontong sayur di Jakarta.

Salah satu minuman favorite saya selama kunjungan kami adalah TALUA. Minuman yang disajikan panas/hangat ini terdiri dari kuning telur, air teh, gula dan sedikit kucuran air jeruk. Manis nikmat dengan kesegaran tersembunyi dari asam air jeruknya. Entah yah dari kami bertiga (saya, Randie dan Octa) hanya saya yang suka.

Ngemil-ngemil pastinya menjadi agenda pada setiap perjalanan kami. SINGGANG BAKAR tentunya tidak kami lewatkan dan kami nobatkan menjadi kemilan paling enak selama kunjungan kami. Penganan yang biasa juga disebut bika ini terbuat dari kelapa. Well kalau pernah makan Wingko Babat, maka rasanya sedikit mirip tetapi dengan tekstur yang berbeda. Menariknya, alih-alih benaran dibakar, penganan ini dimasak dengan cara dipanggang pada bagian bawah dan atasnya. Adonan Singgang selalu di”mangkok”i oleh selembar (atau lebih) daun dengan jenis tertentu.

Buah KARAMUNTING adalah jenis kemilan lucu yang sempat kami jajal dari ibu penjaga gerbang Air Terjun Lembah Anai. Buahnya kecil-kecil dengan daging buah yang sedikit, bertekstur lembut dan memiliki rasa yang sedikit hambar tetapi segar. Kami sih hanya menemukan buah –buah mini ini dijual (banyak) di area Air Terjun Lembah Anai.

Sate Padang MAK SYUKUR tentunya tidak mungkin kami lalui tanpa menghilangkan rasa penasaran mencoba salah satu icon kuliner Sumatera Barat ini di tempat aslinya, meski kami bisa nikmati juga di Jakarta. Hal yang unik di sini adalah kerupuk kulit disajikan dalam lembaran besar seperti krupuk, bukan dalam potongan dadu.

Entah yang benar sejenis remis besar atau kerang lecil, yang pasti PENSI adalah salah satu kemilan lain yang kami coba. Suka? Well ketika kami membeli di area The Great Wall of Koto Gadang (dari pintu masuk sebelum jembatan kayu), kami menyukainya dan berebut untuk menghabiskannya and craving for more. Unfortunately pensi yang kami beli di area Danau Maninjau tidak kami sukai karena mungkin cara masak dan bumbu yang berbeda.

NASI KAPAU asli khas Kota Bukittinggi, yang juga merupakan icon kuliner Sumatera Barat yang kami coba dan dimana lagi tempat yang wokay selain di Pasar Ateh Bukittinggi. Pada dasarnya nasi kapau tidaklah berbeda dengan nasi padang, tetapi yang unik adalah cara penjual mengambil pilahan lauk yang tersusun berjajar di depannya dengan sendok besar berlengan panjang. Salah satu lauk khas dari nasi kapau adalah ubi yang dipotong dadu dan digoreng garing dan dimasak dengan bumbu rendang (ini kalau saya tidak salah mendeskripsikannya). Kelemahan dari hidangan ini adalah saya tidak suka tekstur nasi putihnya yang seperti pecah.

Khas Bukittinggi tidak hanya Nasi Kapau saja, tetapi adalah lagi yang menjadi jawara kuliner kami di Sumatera Barat yaitu Itiak Lado Ijo. Daging bebek yang dimasak dengan segala racikan rempah surgawi, tidaklah pedas seperti penampakannya tetapi memang rasanya selezat bahkan lebih dari wujudnya. Daging yang empuk, masih berasa daging bebeknya tetapi tidak lebus. Nasi putih hangat adalah teman setia yang sangat cocok dengan Itiak Lado Ijo ini. Ah craving for more and more and many more.

Minum kopi dari serbuk gilingan biji kopi jelasnya sesuatu yang biasa. Minuman kopi yang kami coba bernama KAWA DAUN yang merupakan minuman dari rebusan daun kopi (iya, daunnya) yang dikeringkan dan disangrai. Minuman Kawa Daun memiliki warna hitam bening yang bertekstur encer dan memiliki rasa yang unik, seperti perpaduan rasa kopi yang ringan dengan teh pekat. The best part was minuman ini biasa disajikan dengan gorengan hangat yeehaw!

SALA LAUAK adalah penganan kecil yang pada dasarnya bisa kami sebut sebagai fish cake. Sala Lauak terdiri dari adonan tepung, yang dicampur dengan ikan teri atau rebon, dan digoreng. Penganan ini jelasnya bagi kami masuk dalam kasta gorengan haha.

RINUAK adalah pepes ikan-ikan kecil yang merupakan khas dari Danau Maninjau. Pepes ini seperti halnya pepes yang lain, ditanak dalam bungkusan daun pisang dan dibakar sedikit seperti otak-otak dengan tekstur dan rasa seperti otak-otak bandeng Surabaya. Cukup tricky untuk mendapatkan penjual Rinuak yang enak di Danau Maninjau. Kami sempat membeli di dua tempat yang berbeda dan menemukan sedikit banyak tekstur dan rasa yang juga berbeda.

Toko Oleh-oleh CHISTINE HAKIM tentunya sudah terkenal dan semua pada tahu. Kami pun jelas berkunjung ke toko ini untuk berburu cemilan khas Padang:
KRIPIK BALADO: potongan-potongan singkong tipis yang dibalut dengan sambal bumbu balado dengan warna pedas menantang. Variance baru juga saya lirik dan comot, dimana alih-alih menggunakan singkong, salah satu rak menjajakan kripik balado dari kentang, nikmatttt.
BERAS RENDANG: semacam cookies dengan tekstur yang lebih lembab dan powdery yang memilik rasa sedikit manis seperti yangko Yogyakarta.

Rumah Makan PAGI SORE (Jalan Pondok No. 143/0751-32490 Padang), yang berdiri sejak tahun 1947, menyajikan masakan-masakan khas rumah makan padang seperti rendang, ikan bakar, sayur singkong, udang pete, dll. Masakan khas Padang yang disajikan di Rumah Makan Pagi Sore menurut kami sangat enak dan bikin nagih dengan beberapa lauk khas Rumah Makan Pagi Sore, seperti ayam muda goreng kering yang didominasi rasa asin, perkedel kentang yang berbentuk bola dengan ukuran yang sama dengan ukuran cup nasi putihnya (rasanya enak kok).

Juice PINANG, yupe juice dari buah pinang yang bisa ditambahkan kuning telur jika mau. Konon menurut masyarakat lokal juice ini bisa menambah daya tahan dalam urusan XXX, biar greng gitu haha. Berwarna putih dengan tekstur layaknya juice dari buah yang lain dan memiliki rasa seperti susu yang setelah airnya ditelan akan muncul rasa sepat yang tertinggal.

Es Durian GANTI NAN LAMO (Jalan Pulau Karam no 103B/0751-26203 Padang) menyajikan hidangan penutup dingin dengan main ingredient Durian. Durian di Ganti Nan Lamo memang tidak disajikan fresh, tetapi telah diolah menjadi semacam krim atau saus durian. Durian olahan ini pastinya tidak kalah dengan rasa Durian fresh dengan aroma dan rasa durian yang pekat dan lezat. Beberapa variance hidangan penutup dingin ditawarkan di sini dengan dominasi durian tentunya. Kami mencoba Es Durian Tok yang murni berisi krim durian saja dan Ice Cream Durian yang berisi 3 scoops ice cream pilihan rasa yang disiram dengan krim durian.

Well, yakinnya ragam culinary khas Sumatera Barat masih banyak lagi, maybe next time?

2 comments: