*adegan dan percakapan berjabat-tangan serta basa basi*
“Bla bla bla…. “ obrolan kami berempat.
“Okay sekarang mending itinerary-nya dibalik yah, hari ini kita ke
Lembah Anai dulu.” tutur Bayu.
“NO!” tolak saya
mentah-mentah.
*hening dengan suasana awkward dan sedikit intense.
“Mas Harry, kita ke Lembah Anai dulu supaya menghindari jalanan macet
di hari minggunya.” jelas Bayu.
“TIDAK!” tolak saya lagi.
*kembali hening sementara beberapa pasang mata saling menatap dengan
enggan*
*Si Randie, diam-diam kentut*
“Kita sarapan dulu coyyyy, gue laper abissssss. Mana di pesawat kaga
dikasih snack sama sekali.” lenguhan saya memecahkan kondisi hening.
*suasana menjadi ceria gegap gempita kembali, sujud syukur*
Note: adegan di atas LEBAY!
3 hari 2 malam di Sumatera Barat tentunya tidaklah kami lewatkan tanpa
memuaskan dahaga akan sajian khas dari Tanah Minangkabau.
***
Menu sarapan yang sempat kami giling dalam mulut adalah LONTONG. Lontong
adalah sebutan untuk lontong sayur. Potongan-potongan lontong dihidangkan
dengan sayur (ada pilihan nangka dan paku) dengan imbuhan soun goreng dan
krupuk. Rasanya gurih bertekstur baris berbaris dengan lontong sayur di Jakarta.
Salah satu minuman favorite saya selama kunjungan kami adalah TALUA. Minuman
yang disajikan panas/hangat ini terdiri dari kuning telur, air teh, gula dan
sedikit kucuran air jeruk. Manis nikmat dengan kesegaran tersembunyi dari asam
air jeruknya. Entah yah dari kami bertiga (saya, Randie dan Octa) hanya saya
yang suka.
Ngemil-ngemil pastinya menjadi agenda pada setiap perjalanan kami.
SINGGANG BAKAR tentunya tidak kami lewatkan dan kami nobatkan menjadi kemilan
paling enak selama kunjungan kami. Penganan yang biasa juga disebut bika ini
terbuat dari kelapa. Well kalau
pernah makan Wingko Babat, maka rasanya sedikit mirip tetapi dengan tekstur
yang berbeda. Menariknya, alih-alih benaran dibakar, penganan ini dimasak
dengan cara dipanggang pada bagian bawah dan atasnya. Adonan Singgang selalu di”mangkok”i
oleh selembar (atau lebih) daun dengan jenis tertentu.
Buah KARAMUNTING adalah jenis kemilan lucu yang sempat kami jajal dari
ibu penjaga gerbang Air Terjun Lembah Anai. Buahnya kecil-kecil dengan daging
buah yang sedikit, bertekstur lembut dan memiliki rasa yang sedikit hambar
tetapi segar. Kami sih hanya menemukan buah –buah mini ini dijual (banyak) di
area Air Terjun Lembah Anai.
Sate Padang MAK SYUKUR tentunya tidak mungkin kami lalui tanpa
menghilangkan rasa penasaran mencoba salah satu icon kuliner Sumatera Barat ini di tempat aslinya, meski kami bisa
nikmati juga di Jakarta. Hal yang unik di sini adalah kerupuk kulit disajikan
dalam lembaran besar seperti krupuk, bukan dalam potongan dadu.
Entah yang benar sejenis remis besar atau kerang lecil, yang pasti
PENSI adalah salah satu kemilan lain yang kami coba. Suka? Well ketika kami membeli di area The Great Wall of Koto Gadang (dari pintu masuk sebelum jembatan
kayu), kami menyukainya dan berebut untuk menghabiskannya and craving for more. Unfortunately
pensi yang kami beli di area Danau Maninjau tidak kami sukai karena mungkin
cara masak dan bumbu yang berbeda.
NASI KAPAU asli khas Kota Bukittinggi, yang juga merupakan icon kuliner Sumatera Barat yang kami
coba dan dimana lagi tempat yang wokay
selain di Pasar Ateh Bukittinggi. Pada dasarnya nasi kapau tidaklah berbeda
dengan nasi padang, tetapi yang unik adalah cara penjual mengambil pilahan lauk
yang tersusun berjajar di depannya dengan sendok besar berlengan panjang. Salah
satu lauk khas dari nasi kapau adalah ubi yang dipotong dadu dan digoreng
garing dan dimasak dengan bumbu rendang (ini kalau saya tidak salah
mendeskripsikannya). Kelemahan dari hidangan ini adalah saya tidak suka tekstur
nasi putihnya yang seperti pecah.
Khas Bukittinggi tidak hanya Nasi Kapau saja, tetapi adalah lagi yang
menjadi jawara kuliner kami di Sumatera Barat yaitu Itiak Lado Ijo. Daging
bebek yang dimasak dengan segala racikan rempah surgawi, tidaklah pedas seperti
penampakannya tetapi memang rasanya selezat bahkan lebih dari wujudnya. Daging yang
empuk, masih berasa daging bebeknya tetapi tidak lebus. Nasi putih hangat
adalah teman setia yang sangat cocok dengan Itiak Lado Ijo ini. Ah craving for more and more and many more.
Minum kopi dari serbuk gilingan biji kopi jelasnya sesuatu yang biasa.
Minuman kopi yang kami coba bernama KAWA DAUN yang merupakan minuman dari
rebusan daun kopi (iya, daunnya) yang dikeringkan dan disangrai. Minuman Kawa
Daun memiliki warna hitam bening yang bertekstur encer dan memiliki rasa yang
unik, seperti perpaduan rasa kopi yang ringan dengan teh pekat. The best part was minuman ini biasa
disajikan dengan gorengan hangat yeehaw!
SALA LAUAK adalah penganan kecil yang pada dasarnya bisa kami sebut
sebagai fish cake. Sala Lauak terdiri
dari adonan tepung, yang dicampur dengan ikan teri atau rebon, dan digoreng.
Penganan ini jelasnya bagi kami masuk dalam kasta gorengan haha.
RINUAK adalah pepes ikan-ikan kecil yang merupakan khas dari
Danau Maninjau. Pepes ini seperti halnya pepes yang lain, ditanak dalam
bungkusan daun pisang dan dibakar sedikit seperti otak-otak dengan tekstur dan
rasa seperti otak-otak bandeng Surabaya. Cukup tricky untuk mendapatkan penjual
Rinuak yang enak di Danau Maninjau. Kami sempat membeli di dua tempat yang
berbeda dan menemukan sedikit banyak tekstur dan rasa yang juga berbeda.
Toko Oleh-oleh CHISTINE HAKIM tentunya sudah terkenal dan semua pada
tahu. Kami pun jelas berkunjung ke toko ini untuk berburu cemilan khas Padang:
KRIPIK BALADO: potongan-potongan singkong tipis yang dibalut dengan
sambal bumbu balado dengan warna pedas menantang. Variance baru juga saya lirik dan comot, dimana alih-alih
menggunakan singkong, salah satu rak menjajakan kripik balado dari kentang,
nikmatttt.
BERAS RENDANG: semacam cookies
dengan tekstur yang lebih lembab dan powdery
yang memilik rasa sedikit manis seperti yangko Yogyakarta.
Rumah Makan PAGI SORE (Jalan Pondok No. 143/0751-32490 Padang), yang
berdiri sejak tahun 1947, menyajikan masakan-masakan khas rumah makan padang
seperti rendang, ikan bakar, sayur singkong, udang pete, dll. Masakan khas Padang
yang disajikan di Rumah Makan Pagi Sore menurut kami sangat enak dan bikin
nagih dengan beberapa lauk khas Rumah Makan Pagi Sore, seperti ayam muda goreng
kering yang didominasi rasa asin, perkedel kentang yang berbentuk bola dengan
ukuran yang sama dengan ukuran cup
nasi putihnya (rasanya enak kok).
Juice PINANG, yupe juice
dari buah pinang yang bisa ditambahkan kuning telur jika mau. Konon menurut
masyarakat lokal juice ini bisa
menambah daya tahan dalam urusan XXX, biar greng gitu haha. Berwarna putih
dengan tekstur layaknya juice dari
buah yang lain dan memiliki rasa seperti susu yang setelah airnya ditelan akan
muncul rasa sepat yang tertinggal.
Es Durian GANTI NAN LAMO (Jalan Pulau Karam no 103B/0751-26203 Padang)
menyajikan hidangan penutup dingin dengan main
ingredient Durian. Durian di Ganti Nan Lamo memang tidak disajikan fresh, tetapi telah diolah menjadi
semacam krim atau saus durian. Durian olahan ini pastinya tidak kalah dengan
rasa Durian fresh dengan aroma dan
rasa durian yang pekat dan lezat. Beberapa variance
hidangan penutup dingin ditawarkan di sini dengan dominasi durian tentunya. Kami
mencoba Es Durian Tok yang murni berisi krim durian saja dan Ice Cream Durian yang berisi 3 scoops ice cream pilihan rasa yang
disiram dengan krim durian.
Well, yakinnya ragam culinary khas Sumatera Barat masih banyak lagi,
maybe next time?
Mau,lapaaar
ReplyDeletecus beli tiket pesawat
Delete