5 Hari 4 Malam
Menjelajah Pulau Lombok (No Gili): Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat,
Kota Mataram, Lombok Tengah.
It’s
time for LOMBOK TENGAH
YES! Bersama dengan 3
teman seperjalanan dari Travel Troopers, penjelajahan pun dimulai dari menit ke
8 sejak kami melangkah keluar dari Bandara Internasional Lombok. Inilah cerita
saya di Tanah Sasak.
***
Hari
4 Lombok Tengah
Pantai
& bukit (untuk
segala usia): Pantai Tanjung A’an &
Bukit Merese adalah salah satu highlight jika berkunjung ke Lombok Tengah.
Pantai Tanjung A’an adalah sebuah pantai dengan garis pantai panjang berbentuk
sabit. Lokasi pantai ini dikelilingi oleh gugusan bukti-bukti kecil, sehingga
menyebabkan arus dan ombaknya nyaman untuk dibuat bermain-main air. Bukit
Merese sendiri adalah sebuah bukit yang menjorok ke arah laut (Samudera
Hindia), yang memisahkan Pantai Tanjung A’an dengan Pantai Torok Bare.
Tidak diperlukan tenaga
extra untuk mendaki Bukti Merese karena jalurnya sangat landai dan bukitnya
juga rendah. Waktu terbaik mengunjungi bukit ini adalah sore menjelang petang.
Selain matahari tidak terlalu menyengat, pemandangan indah bukit-bukit Lombok
Tengah dan pemandangan Samudera Hindia, Pantai Tanjung A’an dan Pantai Torok
Bare juga masih bisa dinikmati dan diabadikan dengan pencahayaan yang baik.
Kunjungan ke Bukit Merese akan diakhiri dengan menikmati pemandangan matahari
terbenam (sunset) dari atas bukit dengan batas horizon perbukitan Lombok Tengah
dan garis Samudera Hindia.
Di area Bukit Merese
banyak sekali penjual kain tenun dan bocah-bocah penjual gelang-gelang rajutan
benang. Bocah-bocah kecil lucu itu tak henti-hentinya secara berkala merengek
supaya barang dagangannya dibeli. Saya sendiri sih tidak terlalu merasa
terganggu dan membeli beberapa gelang.
sunset over Bukit Merese |
Kuliner (halal): Rumah Makan Cahaya terletak tepat di seberang gerbang utama Bandara Internasional Lombok. Meski rumah makannya luas, kami masih harus antri sebentar karena membeludaknya penikmat Nasi Balap Puyung yang konon sangat tersohor ini.
Nasi balap puyung
adalah nasi rames/campur versi Lombok dengan nasi putih yang dikelilingi oleh
sejumput oseng buncis, kering kentang dan oseng jerohan suwir ayam. Porsinya
kecil dan bisa ditambahkan ayam goreng, tahu, plecing kangkung dan saus cabai
masak. Banyak yang bilang kuliner ini bercita rasa pedas, tetapi bagi saya
penggemar masakan pedas, nasi balap puyung tidak ada pedas-pedasnya sama
sekali.
Di rumah makan ini juga
dijual beberapa penganan khas Lombok. Favorite saya adalah kue abok yang
merupakan sebuah kue dari bahan utama kelapa (kalo ga salah) dan gula jawa.
Tidaklah terlalu manis dan gurih kelapanya juga tidak terlalu pekat. Sangat
enak!
Pantai (surfing beach, untuk segala usia): Pantai Selong Belanak adalah sebuah
pantai di pesisir Lombok Tengah yang langsung berhadapan dengan Samudera
Hindia. Hal ini tentunya menyebabkan ombak cukup tinggi dan menjadikan pantai
ini ideal bagi para penggemar olah raga surfing, khususnya bagi kelas pemula.
Pantai ini mempunyai pasir putih yang sangat lembut dan garis pantai yang
sangat panjang. Pool bed, papan surfer dan segala macam snack, makanan berat
dan minuman banyak disewakan dan dijual di area ini. Kamar mandi umum juga ada
di pantai ini meskipun saya sendiri tidak tahu kondisi kebersihan di dalamnya
seperti apa.
Melangkahlah ke arah
barat pantai melewati deretan pool bed for rent dan jejeran toko-toko, maka pantai
yang relative sepi dari pengunjung bisa ditemukan di sini, tanpa riuh rendahnya
pedagang-pedagang makanan dan minuman atau jejeran pool bed.
Pantai (untuk segala usia): Pantai Mawun adalah sebuah pantai pasir
putih yang mempunyai garis pantai yang cukup pendek dan membentuk lengkungan
landai sabit. Letak pantai yang berada di teluk kecil, menyebabkan arus dan
ombak pantai ini relative tenang meskipun pantai ini juga menghadap langsung ke
Samudera Hindia.
Pantainya relative sepi
dibanding dengan Pantai Selong Belanak tetapi memiliki banyak restaurant atau rumah
makan yang menjual makanan dan minuman, meski tidak sepadat di Patani Selong
Belanak. For me, saya lebih suka Pantai Mawun daripada Pantai Selong Belanak.
Hotel (very modest): Honey Bee Homestay adalah literally homestay dengan bangunan satu
lantai yang memiliki kurang lebih 20 kamar berjejer ke arah belakang. Yupe,
kayak kost-kostan. Lokasinya agak menjorok ke dalam dari jalan raya (sekitar
beberapa puluh meter saja dari jalan raya) tetapi sangat strategis
(membandingkan dengan harganya yang murah). Cukup berjalan santai 2 menit untuk
mencapai convenience store terdekat, restaurant-restaurant dan toko-toko
souvenir. Dibutuhkan hanya 5 menit jalan kaki untuk mencapai Pantai Kuta
(Lombok).
Kondisi kamar ber-AC,
bersih dengan kamar mandi dalam. Terdapat 2 twin bed ukuran besar (tanpa
dipan/ranjang, kasur only) dalam satu kamar dengan teras dan 24 jam fasilitas
free kopi dan teh. Tidak tersedia air panas (WC duduk – bersih) dan yang
menjadi concern saya adalah sprei yang dekil sekali (meski mungkin bersih) dan
selimut yang hanya berupa kain saja.
Hari
5 Lombok Tengah – Kota Mataram
Desa
adat & souvenir
(untuk segala usia): Desa Sasak Sade
adalah salah satu desa adat yang tersisa di Lombok dan merupakan yang tertua.
Desa ini masih menjalankan adat istiadat bentuk bangunan rumah tradisional Suku
Sasak berserta dengan aturan-aturan dan norma-norma tradisional.
Memasuki desa ini, tidak
terdapat admission fee melainkan maintenance donation secara sukarela (tidak
ada tarif tertentu). Nantinya setiap pengunjung yang baru datang akan langsung
ditemani oleh seorang guide lokal yang akan menghantar pengunjung mengelilingi
desa dan bercerita tentang segala hal tentang desa ini (rute-nya pendek) dengan
tarif sukarela juga.
Penduduk desa yang
laki-laki memiliki profesi utama sebagai petani, sedangkan para wanita berkelut
dengan kain tenun dan kerajinan tangan lain seperti gelang, kalung, dan lain-lain.
Kain tenun dan kerajinan tangan mereka juga dijual kepada pengunjung dengan
harga yang bisa ditawar.
Kuliner
(TIDAK halal): Warung Makan
Bu Suta adalah sebuah rumah makan di perkampungan pemukiman orang Hindu
yang menyajikan nasi campur babi. Tidak sama persis dengan nasi campur di Bali,
tetapi memiliki cita rasa khas bumbu rempah Bali yang sama dan sangat nikmat
sekali. Terletak di Jl. WR Supratman No 22, Mataram (buka dari pukul 8 pagi
hingga 9 malam).
(maaf) berantakan dan kurang lengkap, karena belinya di bungkus |
***
No comments:
Post a Comment