Friday, July 21, 2017

It’s time for LOMBOK TENGAH to be Explored



for more pictures, please check out my Instagram @harry_mdj
5 Hari 4 Malam Menjelajah Pulau Lombok (No Gili): Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Tengah.

It’s time for LOMBOK TENGAH

YES! Bersama dengan 3 teman seperjalanan dari Travel Troopers, penjelajahan pun dimulai dari menit ke 8 sejak kami melangkah keluar dari Bandara Internasional Lombok. Inilah cerita saya di Tanah Sasak.

***
Hari 4 Lombok Tengah

Pantai & bukit (untuk segala usia): Pantai Tanjung A’an & Bukit Merese adalah salah satu highlight jika berkunjung ke Lombok Tengah. Pantai Tanjung A’an adalah sebuah pantai dengan garis pantai panjang berbentuk sabit. Lokasi pantai ini dikelilingi oleh gugusan bukti-bukti kecil, sehingga menyebabkan arus dan ombaknya nyaman untuk dibuat bermain-main air. Bukit Merese sendiri adalah sebuah bukit yang menjorok ke arah laut (Samudera Hindia), yang memisahkan Pantai Tanjung A’an dengan Pantai Torok Bare.

Tidak diperlukan tenaga extra untuk mendaki Bukti Merese karena jalurnya sangat landai dan bukitnya juga rendah. Waktu terbaik mengunjungi bukit ini adalah sore menjelang petang. Selain matahari tidak terlalu menyengat, pemandangan indah bukit-bukit Lombok Tengah dan pemandangan Samudera Hindia, Pantai Tanjung A’an dan Pantai Torok Bare juga masih bisa dinikmati dan diabadikan dengan pencahayaan yang baik. Kunjungan ke Bukit Merese akan diakhiri dengan menikmati pemandangan matahari terbenam (sunset) dari atas bukit dengan batas horizon perbukitan Lombok Tengah dan garis Samudera Hindia.

Di area Bukit Merese banyak sekali penjual kain tenun dan bocah-bocah penjual gelang-gelang rajutan benang. Bocah-bocah kecil lucu itu tak henti-hentinya secara berkala merengek supaya barang dagangannya dibeli. Saya sendiri sih tidak terlalu merasa terganggu dan membeli beberapa gelang.

view from Bukit Merese
view from Bukit Merese
sunset over Bukit Merese

Kuliner (halal): Rumah Makan Cahaya terletak tepat di seberang gerbang utama Bandara Internasional Lombok. Meski rumah makannya luas, kami masih harus antri sebentar karena membeludaknya penikmat Nasi Balap Puyung yang konon sangat tersohor ini.

Nasi balap puyung adalah nasi rames/campur versi Lombok dengan nasi putih yang dikelilingi oleh sejumput oseng buncis, kering kentang dan oseng jerohan suwir ayam. Porsinya kecil dan bisa ditambahkan ayam goreng, tahu, plecing kangkung dan saus cabai masak. Banyak yang bilang kuliner ini bercita rasa pedas, tetapi bagi saya penggemar masakan pedas, nasi balap puyung tidak ada pedas-pedasnya sama sekali.

Di rumah makan ini juga dijual beberapa penganan khas Lombok. Favorite saya adalah kue abok yang merupakan sebuah kue dari bahan utama kelapa (kalo ga salah) dan gula jawa. Tidaklah terlalu manis dan gurih kelapanya juga tidak terlalu pekat. Sangat enak!

Nasi Balap Puyung + ayam goreng
kue abok

Pantai (surfing beach, untuk segala usia): Pantai Selong Belanak adalah sebuah pantai di pesisir Lombok Tengah yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Hal ini tentunya menyebabkan ombak cukup tinggi dan menjadikan pantai ini ideal bagi para penggemar olah raga surfing, khususnya bagi kelas pemula. Pantai ini mempunyai pasir putih yang sangat lembut dan garis pantai yang sangat panjang. Pool bed, papan surfer dan segala macam snack, makanan berat dan minuman banyak disewakan dan dijual di area ini. Kamar mandi umum juga ada di pantai ini meskipun saya sendiri tidak tahu kondisi kebersihan di dalamnya seperti apa.

Melangkahlah ke arah barat pantai melewati deretan pool bed for rent dan jejeran toko-toko, maka pantai yang relative sepi dari pengunjung bisa ditemukan di sini, tanpa riuh rendahnya pedagang-pedagang makanan dan minuman atau jejeran pool bed.

selfie dulu
Pantai (untuk segala usia): Pantai Mawun adalah sebuah pantai pasir putih yang mempunyai garis pantai yang cukup pendek dan membentuk lengkungan landai sabit. Letak pantai yang berada di teluk kecil, menyebabkan arus dan ombak pantai ini relative tenang meskipun pantai ini juga menghadap langsung ke Samudera Hindia.

Pantainya relative sepi dibanding dengan Pantai Selong Belanak tetapi memiliki banyak restaurant atau rumah makan yang menjual makanan dan minuman, meski tidak sepadat di Patani Selong Belanak. For me, saya lebih suka Pantai Mawun daripada Pantai Selong Belanak.

pakai kaos baru Sasaku :D
Hotel (very modest): Honey Bee Homestay adalah literally homestay dengan bangunan satu lantai yang memiliki kurang lebih 20 kamar berjejer ke arah belakang. Yupe, kayak kost-kostan. Lokasinya agak menjorok ke dalam dari jalan raya (sekitar beberapa puluh meter saja dari jalan raya) tetapi sangat strategis (membandingkan dengan harganya yang murah). Cukup berjalan santai 2 menit untuk mencapai convenience store terdekat, restaurant-restaurant dan toko-toko souvenir. Dibutuhkan hanya 5 menit jalan kaki untuk mencapai Pantai Kuta (Lombok).

Kondisi kamar ber-AC, bersih dengan kamar mandi dalam. Terdapat 2 twin bed ukuran besar (tanpa dipan/ranjang, kasur only) dalam satu kamar dengan teras dan 24 jam fasilitas free kopi dan teh. Tidak tersedia air panas (WC duduk – bersih) dan yang menjadi concern saya adalah sprei yang dekil sekali (meski mungkin bersih) dan selimut yang hanya berupa kain saja.

Hari 5 Lombok Tengah – Kota Mataram

Desa adat & souvenir (untuk segala usia): Desa Sasak Sade adalah salah satu desa adat yang tersisa di Lombok dan merupakan yang tertua. Desa ini masih menjalankan adat istiadat bentuk bangunan rumah tradisional Suku Sasak berserta dengan aturan-aturan dan norma-norma tradisional.

Memasuki desa ini, tidak terdapat admission fee melainkan maintenance donation secara sukarela (tidak ada tarif tertentu). Nantinya setiap pengunjung yang baru datang akan langsung ditemani oleh seorang guide lokal yang akan menghantar pengunjung mengelilingi desa dan bercerita tentang segala hal tentang desa ini (rute-nya pendek) dengan tarif sukarela juga.

Penduduk desa yang laki-laki memiliki profesi utama sebagai petani, sedangkan para wanita berkelut dengan kain tenun dan kerajinan tangan lain seperti gelang, kalung, dan lain-lain. Kain tenun dan kerajinan tangan mereka juga dijual kepada pengunjung dengan harga yang bisa ditawar.

Desa Sade
wefie, tapi yang satu sudah cabut duluan
Kuliner (TIDAK halal): Warung Makan Bu Suta adalah sebuah rumah makan di perkampungan pemukiman orang Hindu yang menyajikan nasi campur babi. Tidak sama persis dengan nasi campur di Bali, tetapi memiliki cita rasa khas bumbu rempah Bali yang sama dan sangat nikmat sekali. Terletak di Jl. WR Supratman No 22, Mataram (buka dari pukul 8 pagi hingga 9 malam).
(maaf) berantakan dan kurang lengkap, karena belinya di bungkus
***

No comments:

Post a Comment