Sebuah coffee shop yang
tidaklah terlu luas, tetapi tidak terlalu kecil juga. Terletak tak jauh dari
area pemukiman, berhimpitan dengan toko-toko lain di commercial district ini.
Ruko-ruko berjejer rapi membentuk sebuah barisan-barisan kecil dan membentuk
pola kotak-kotak.
BABAK 1
Gue memarkir mobil, 1
slot ke kanan dari pintu masuk coffee shop.
“Selamat sore dan
Selamat datang” sapa 2 barista yang tampaknya terpotong percakapannya oleh
bayang pintu yang gue buka.
“Sore” jawab gue sambil
menyunggingkan senyum.
“Bisa dibantu dengan
pesanannya?” tanya barista cewek dengan rambut dikepang manis.
“Pesen ice Americano
satu yah” jawab gue.
“Ok, ko. Ada yang lain?
pastry atau small bites-nya mungkin?” tawar si kepang manis.
Sejenak ada keheningan
selagi mata gue menjelajah deretan pastry yang ter-display dengan manis di
etalase kaca.
“Em, ama yang ini deh
satu” kata gue memotong keheningan singkat itu, sambil jari tangan gue menunjuk
sebuah pastry dengan topping buah-buahan segar.
“Ok. Semuanya jadi 75
ribu rupiah” tagih si kepang manis yang dari name tag di apron-nya,.bernama
Andra,
“Terima kasih. Uangnya
pas yah. Nanti pesanannya kami antar yah, ko” kata Andra sesaat setelah
menerima uang yang gue kasih.