Saturday, February 16, 2013

Another Great Weekend Getaway - in The Island of The Gods, Where You Can't Say No to FUN


30 Januari 2013 petang hari,
Berdiri di teras rumah dan menikmati semilir angin yang menghempas menari kecil di kulit telanjang saya.Segurat senyum nampaknya sering melipir ke wajah saya minggu ini, setelah kerut-kerut di wajah, akhir-akhir ini seperti sudah paten saja.Weekend ini saya akan do traveling! kemana? yang dekat saja ke Bali. Meski hanya semalam, weekend getaway ini jelasnya sangat saya tunggu-tunggu dengan gembira, pasalnya kegiatan traveling yang saya gandrungi terpaksa harus terhenti dulu karena saya memutuskan untuk pindah tempat kerja dan anak baru mana bisa cuti. Meski baru dua bulan lebih saya cuti traveling tapi seolah sudah lama banget absen, apalagi hampir setiap hari racun-racun destinasi dan promo ticket disuntikkan dalam pikiran saya oleh oknum-oknum tertentu (oh I’m sure you know who you are, love you and hate you guys).

Weekend getaway ke Bali, saya rasa saat ini sudah cukup untuk menambal kerinduan saya akan traveling dan yang membuat lebih fun adalah karena saya tidak sendiri tapi ditemani oleh beberapa teman-teman traveling.

02 Februari 2013,
“Woy, ini belok mana? Kanan atau kiri?” pertanyaan ini yang sering sekali saya tanyakan kepada teman-teman saya, yang kadang dijawab dengan pasti tetapi kadang juga dengan keraguan, bahkan terjawab dengan diam haha.

3 orang plus 3 orang dengan tema GET LOST in Bali (Area Kuta, Denpasar, Sanur).
First stop, kemana lagi selain ke Nasi Babi Guling Bu Chandra (tidak halal) yang terletak di Jalan Teuku Umar Denpasar, tidak jauh dari Dunkin Donuts Simpang Delapan (sebelah kiri jalan jika dari simpang delapan). Berhubung waktu yang terbatas dalam getaway kali ini, maka kami putuskan team Bu Chandra untuk membungkus nasi babi guling dan segera berpacu mengejar waktu ke Pantai Sanur. Lho ngapain? … apa lagi kalau bukan Warung Mak Beng (halal) yang happening banget dengan ikan goreng dan sop ikan yang bakalan ludes jika datengnya telat dikit or at least bakalan sulit dapat tempat duduk.


“…” andaikan ada reaksi ini atau “jadi makannya gimana?” andaikan ada pertanyaan ini, maka jawabannya adalah dengan jurus kolaborasi haha. Sambil menikmati nasi babi guling Bu Chandra yang melegenda, kami mencuil potongan besar dari nikmatnya (seriusan nikmat banget) ikan goreng yang terpoles dengan sambal khas Mak Beng dan sesekali si sendok melenceng ke mangkuk sop ikan dan menyeruput segar gurihnya kuah sop ikan.


Note:
Kami menyewa mobil selama weekend getaway dengan sistem lepas kunci dengan harga Rp 175.000 per hari untuk jenis Toyota Avanza dan dapat antar jemput mobil ke/dari Ngurah Rai International Airport.
Harga seporsi nasi babi guling Bu Chandra terakhir ini adalah Rp 30.000,- (lengkap) ada juga dijual paket murah seharga Rp 8.000,- sebungkus.
Harga seporsi nasi, ikan goreng dan sop ikan di Warung Mak Beng adalah Rp 34.000,- (porsi ikan jumbo nih bisa untuk sharing berdua, jadi tinggal tambah nasi putih satu haha).Jam ideal makan di Warung Mak Beng adalah around 11 am.
Kami bawa bungkusan Bu Chandra ke Mak Beng, karena teman ada yang tidak makan babi sehingga kami putuskan santap bareng di Mak Beng.

Dengan perut penuh dan helaan puas, kami memutuskan untuk menurunkan beban di tenggorokan dengan berjalan-jalan santai di Pantai Sanur yang saat itu benar-benar sedang duet dengan sinar matahari yang menyengat. Tak lama kami habiskan waktu di Pantai Sanur karena memang niatnya ke sana cuma untuk ke Warung Mak Beng.

So perjalanan dari Sanur ke Kuta kami tempuh dengan garis besar yang sama seperti perjalanan dari airport ke Sanur, yaitu penuh dengan pertanyaan dan nyasar *sigh*. Dengan sedikit perjuangan, muka badak untuk sering bertanya, dan tebar senyum sana sini, kami pun tiba di Jalan Legian untuk check in ke Hotel.

Hotel yang lebih tepatnya adalah hostel ini terletak di district turis kere (baca: budgethostel haha) yang kondang yaitu Poppies. Dengan kondisi seadanya, kipas angin, kasur sepon, kamar mandi yang cukup memprihatinkan, maka kami bisa memperoleh harga Rp 70.000,- per malam untuk satu orang satu kamar dan Rp 100.000,- per malam untuk dua orang satu kamar. Yah sudahlah, toh saya hanya akan memakai kamar ini sekejab saja. Dipikir-pikir sayang juga sewa kamar mahal tapi dipakai hanya less than 6 hour.

Sehabis mandi kami segera bertolak ke Discovery Mall untuk menghabiskan sebagian waktu senja yang masih terang benderang itu di pantai belakang mall tersebut sambil nyeruput pearl milk tea dingin. Dua orang teman bahkan sempet bermain air di pantai tersebut sebelum waktunya untuk melipir kembali ke airport guna menjemput teman yang datang paling akhir.

Beranjak dari airport, kami melongok sebentar ke salah satu toko pusat oleh-oleh terbesar di Bali. Ribuan items dari makanan, pakaian, souvenir, sampai dengan lukisan dijual disana. Praktis karena kami bisa mendapatkan barang-barang dengan harga murahterjangkau (major relatively) tanpa harus repot-repot melakukan tawar-menawar.Tetapi personally belanja souvenir dan oleh-oleh di toko besar ini sungguh membosankan (feel-nya ga masuk gitu) dengan pelayanan yang buruk!

Next stop is Rumah Makan Plengkung.
Rumah Makan yang terletak tak jauh dari Toko Joger ini menyajikan makanan khas Jawa (ada sih plecing kangkung).Nikmat sekali, apalagi sambelnya lumayan nampol bagi saya, penggemar masakan pedas.Pelayanan ramah dengan suasana rumah makan yang okay.

Perut kenyang hati senang (lawas), kami putuskan untuk kembali ke hotel dan menghabiskan malam itu dengan berjalan-jalan santai dari Poppies ke Kuta, menikmati malam minggu dengan santai di Beachwalk dan berlanjut (sedikit galau) ke Pantai Kuta menatap (nanar) kearah bintang-bintang kecil di langit kelabu, yang masih terlihat satu atau dua, sementara sang bulan seolah malu untuk show off.

Berbagi cerita, berbagi canda dan berbagi kebahagian dengan kawan lama dan baru, for sure malam minggu di Kuta Bali ini menjadi salah satu malam minggu yang paling awesome.

03 Februari 2013,
“Bangun oey…” *bbm* “woy udah bangun belom?” *bbm* “cepetan, udah jam berapa nih?” dan dengan perlahan kepala-kepala yang masih sedikit dibayangi aura kantuk mulai terkumpul di lobby hostel.

SET and GO! 6 orang menuju ke Sanur kembali untuk bertemu dengan 2 orang lagi dan segera menuju ke Ubud #yeehaw.

Perjalanan ke Ubud kami lalui dengan cepat dan thanks untuk jalan tol baru yang membuat kami mencapai perbatasan Ubud dari Sanur hanya dalam (kurang lebih) 30 menit saja.

Sempat bingung sebentar di Ubud dan mobil kami pun terparkir dengan tenang di sepanjang jalan deretan Nasi Babi Guling Bu Oka yang terkenal itu. Kurang lebih pukul 10 pagi, kami mulai berjalan memasuki Puri Ubud yang terbuka dengan cukup banyak anak-anak putra dan putri yang sedang rehat pada latihan tari mereka. Sungguh senang melihat generasi muda masih mau dan diwarisi dengan baik akan adat serta budaya, sehingga tidak hilang tertimbun modernisasi.


Sejenak melongok sana sini di area Puri Ubud yang terbuka untuk umum, sebelum kami lanjutkan langkah bayangan ini masuk ke dalam Pasar Seni Ubud, yang personally merupakan salah satu tempat favorite saya di Bali.Begitu banyak ragam budaya yang ditawarkan di dalamnya, dari souvenir biasa, baju, lukisan, patung sampai dengan topeng-topeng eksotik dan barang-barang unik lainnya.Sungguh surga bagi saya haha.

Tak luput dari jepretan camera kami, adalah area sembayang yang selalu ada untuk berdoa dengan “sesajenan” yang biasa disebut canangsebagai alat penyampaian doa, seperti dupa pada agama Buddha. Seolah-olah tak pernah berhenti orang berdoa datang silih berganti dengan segunung kecil canang di tangan sebagai perwujudan rasa bersyukur yang biasa dilakukan 2 kali dalam sehari.

Matahari perlahan dan pasti bergerak ke titik tengah langit biru dan kami putuskan untuk melipir sebentar ke Ceking yang terkenal dengan sawah teraseringnya.Ambil mobil dan cus ke Ceking dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit dari Pasar Seni Ubud.

Note:
Eh… saya kembali menyempatkan diri bungkus Babi Guling Bu Oka yang heits abies dengan harga yang heits abies juga haha. Seporsi Babi Guling Bu Oka dibandrol dengan harga Rp 44.000,- dan jika pakai nasi kurang lebih menjadi Rp 50.000,- seporsinya.
Kenapa saya beli lagi?Karena kali ini saya mau apple to apple dengan Bu Chandra dan bagi saya tetap jawaranya adalah Bu Chandra, dimana variance isi dan bumbu-bumbuannya lebih mantap dan lebih berani dibanding Bu Oka. Ditambah lagi Bu Chandra juga lebih okay di bagian kulit babi yang benar-benar tidak berasa lemaknya. Well ini masalah selera sih.

Wilayah Ceking yang cukup kecil memang cukup memukau dengan keindahan sawah terasering dan hawanya yang sejuk.Di atas jalan banyak sekali kami temui bistro-bistro unyu yang bisa buat nongkrong lucu sambil menikmati alam hijau dan sejuk.


Sayangnya waktu kami tidak banyak dan belum puas kami mereguk pemandangan ijo royo-royo tersebut dan hujan pun mulai turun dengan derasnya (bukan teks lagu), sehingga kami putuskan untuk turun kembali ke Ubud dan makan siang. Perjalanan kembali ke Ubud untuk makan siang sedikit tersendat karena beberapa dari kami memutuskan untuk singgah dan berburu Dream Cacther yang katanya lagi happening. Yang membikin saya bingung kenapa ornament lingkaran dan bulu ini bisa kondang (konon katanya) dan banyak dicari di Bali, jika asalnya sebenarnya adalah dari Suku Indian - Benua Amerika, yang menciptakannya dengan tujuan menjaring mimpi-mimpi yang tidak baik. Well… apapun itu karena bentuknya yang menarik saya jadi ikut tertarik untuk membeli satu yang ukurannya sedang dengan harga Rp 15.000,- saja. Dream Catcher juga ditawarkan dalam bentuk kalung, anting dan dari ukuran mini hingga ukuran yang gede banget kayak tampah dengan variance harga yang beragam juga tentunya.

Menu makan siang kami adalah Nasi Kedewatan Bu Mangku (halal) yang sebenarnya mirip dengan nasi abi guling tetapi dengan bahan halal yaitu ayam dan tentu saja ikan utuk sate lilitnya. ENAK! Bikin nagih dan tentu maunya nambah mulu meski satu porsi nasi kedewatan disajikan dalam porsi yang cukup besar.


Note:
Satu porsi nasi kedewatan campur dibandrol dengan harga hanya Rp 17.000,- murah meriah kan! Nasi Kedewatan Bu Mangku (dalam perjalanan ditemui beberapa warung yang menawarkan nasi kedewatan)  dapat ditemui dengan arahan: dari Bu Oka belok ke kanan kearah Nuri’s Pork Ribs, lurus terus hingga ada Tugu di pertigaan dan ambil ke kanan lagi, nanti Bu Mangkunya ada di sebelah kanan jalan.

Lepas rehat leyeh-leyeh sebentar di Bu Mangku yang tempatnya wokay banget buat nge-lunchawesome, kami dengan berat hati harus kembali ke Denpasar karena saya dan seorang teman lain harus kembali ke Jakarta di malam yang sama pula.

Sore hari di Pantai Kuta lagi,
Lho kok ga jadi balik? Jadi sih tapi masih sempat leha-leha bentaran di Flapjack Bistro karena pesawat kami di reschedule 1 jam lebih lama. Baru sekali ini dapat kabar delay ga ngomel haha.

Tapi pada saatnya kami pun harus berpisah dengan teman-teman yang masih akan melanjutkan jalan-jalan hore di Bali dan melaju kembali ke Ngurah Rai International Airport dan bersiap-siap terbang kembali ke ibukota.
Bukan weekend getaway yang penuh dengan cerita ala turis, bukan weekend getaway yang ter-itinerary dengan baik, bukan weekend getaway yang dibayangi dengan budget.

It was just weekend getaway, nothing fancy, nothing serious and it was all about nyantai, doingapa saja yang kita mau dan suka. It was a quick getaway but for sure it was a great getaway.

7 comments:

  1. Woi, foto pesertanya kurang jelas. Ada yang terang, ada yang gelap gelapan. Wahaha. Lumayan tulisan ini buat referensi buat yang mau buma.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mangap masih belum paham photography low light :')
      btw buma apaan sik?

      Delete
  2. kok "drama" selama 4 jam di Bandara Ngurah Rai gak diceritain Har? wkkkkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. masih banyak drama2 lainnya :)) but anyway, nice touch om. dream catchernya masih disimpen kan? hahahaha.

      Delete
    2. Hardi: eh iya, ga gue masukin tuh drama citilink haha. bingung ceritanya mo gimana X)

      Emmil: iya singkat aje nih ceritanya muahahaha and masih lah gue gantung depan kamar DC nya

      thanks for coming guys

      Delete