Friday, December 21, 2012

Datang, berbagi dan berpisah dalam tawa dan syukur di Panti Asuhan Bukit Karmel



15 Desember 2012 di pagi hari,
Antrian dalam 3 jalur sepanjang ratusan meter menyambut mobil kami menjelang keluaran pintu tol ke Puncak.
“Mobil Rozy bermasalah tuh!” celetuk salah seorang trooper dan berbondong-bondonglah troopers dari mobil saya dan mobil Sony, menghampiri mobil Rozy. Setelah upaya perbaikan darurat tak juga memungkinkan mobil ini kembali melaju ke tujuan, maka kami putuskan untuk memanfaatkan jasa mobil derek tol (yang lama sekali datangnya hiks).

“Buka Tutup Puncak sudah buka...” ujar seorang troopers dan tampak semua orang kembali ke mobil masing-masing. Perlahan dan semakin cepat mobil-mobil tersebut melaju dirute keluaran pintu tol ke arah Puncak.

Beberapa saat kami sempat menjadi “manekin-manekin” kece dipinggir jalan tol dan looks everyone yang melintasi mobil kami, melongok keluar dari jendela untuk memperhatikan kami. Hm… mungkin dikira nih bocah-bocah ngapain yak hahahihi dipinggir jalan tol dibawah sengatan sinar matahari yang cukup terik atau mungkin karena “seragam” kami yang didominasi warna putih dengan tulisan merah menyala “Travel Troopers” yang catchy abis, orrrrr gaya norak kami yang asyik foto-foto ditepi jalan tol?


 
Inilah cerita saya dalam Traveling for Charity part 2 – Panti Asuhan Bukit Karmel.

Well, inilah kami Travel Troopers, tidak peduli pada kondisi apapun, sejauh kami bersama maka semua masalah kami tanggung bersama dengan tepukan-rengkuhan hangat dan senyum canda tawa yang membuat segalanya menjadi terasa lebih baik.

Sesaat sebelum mobil derek datang, kami putuskan 1 mobil harus tetap segera ke Panti Asuhan Bukit Karmel dan melanjutkan acara kami yang bertajuk Traveling for Charity (part 2), meanwhile yang lain akan segera menyusul begitu mobil Rozy yang ngambek, diperbaiki di bengkel “terdekat” (Bogor).

Charity bertema Natal kali ini, tidaklah se-smooth traveling for charity part 1 yang berlokasi di Panti Asuhan Ulul Albab. Acara yang rencana diadakan mulai pukul 09.00 WIB, molor hingga pukul (almost) 12.00 WIB hiks. Selain insiden mobil ngambek, jalur ke arah puncak pun (seperti biasa) macet banget.

Tiba di Panti Asuhan Bukit Karmel (Gadog – Puncak), kakak-kakak pengurus menyambut kami dan menawarkan uluran tangan mengangkat barang-barang untuk adik-adik ke ruang serba guna di lantai 2.

Saya memasuki ruang pertemuan yang tampak lengang, sederhana dan berhias tema Natal dengan sebuah pohon natal sederhana dengan hiasan kaca bertulisan nama-nama yang menurut perkiraan saya adalah nama adik-adik disana. Sesaat setelah barang-barang selesai kami angkut, barulah perlahan ruangan tersebut mulai dipenuhi adik-adik Bukit Karmel, yang ternyata baru kembali dari makan siang di lantai bawah.

Show must go on! meski troopers ga lengkap dan delay berjam-jam (maafin troopers yah adik-adik).
“Selamat siang adik-adik….” dan Tyo pun membuka acara kami siang itu dan dilanjutkan dengan doa pembuka dari Hardi. Waktu yang singkat tersebut kami manfaatkan dengan berbagai kegiatan yang melibatkan semua adik-adik Bukti Karmel. Dari lomba mewarnai, origami sampai ke sesi singkat introduction belajar mengoperasikan camera dari Donal dan saya (banyak juga lho adik-adik yang antri untuk belajar mengoperasikan camera).

SERU! Pake banget. Antusias adik-adik Bukit Karmel sangat meriah dan aktif dengan semangat yang seolah tiada habisnya. Gelak tawa canda terus mengiringi dari awal acara hingga akhir dan waktu yang singkat seolah semakin singkat saja.

Acara mencapai puncak pada saat hadiah-hadiah mulai dibagikan bagi adik-adik yang bisa menjawab beberapa pertanyaan Troopers terkait dengan Natal dan adik-adik yang berprestasi dari mewarnai dan origami. Penutupan dari acara kami, ditandai dengan pembagian snack bagi adik-adik Bukti Karmel dan doa penutup dari Hardi.

Sesaat setelah acara selesai, troopers yang tertinggal pun akhirnya bergabung kembali dengan kami dan menyempatkan untuk berbincang-bincang dengan kakak-kakak pengurus tentang Panti Asuhan Bukit Karmel ini, serta melongok ke dalam ruang khusus batita.

Sebelum beranjak meninggalkan panti asuhan, saya menyempatkan diri melihat-lihat kondisi panti asuhan. Beberapa kamar dengan bunk beds tampak mendominasi area panti, dengan 1 ruang serba guna (tempat acara kami diadakan), 2 kamar mandi besar masing-masing untuk cowok dan cewek, 1 ruang makan yang bersebelahan dengan dapur, kantor dan 2 kelas belajar untuk adik-adik di TK serta 1 ruangan perpustakaan.

Satu sisi, melihat senyuman bahagia dari adik-adik merupakan siraman air dingin yang menyejukan jiwa saya. Dalam keterbatasan, mereka tak melupakan senyum, gelak riang dan canda. Terlintas dalam pikiran saya, begitu banyak persoalan yang menghampiri dan harus saya hadapi. Keluh kesah terlalu sering keluar dari mulut dan pikiran saya. Apalah arti persoalan saya ini, keluh kesah yang seolah menjadi konyol bagi “mata” saya sendiri. Saya mempunyai apa yang tak mereka punyai, apa yang disebut dengan uang penghasilan, karier, teman-teman, keluarga yang selalu ada dibelakang saya dan mereka hanya mempunyai satu sama lain sesama anak yatim.

Disisi lain, hati ini terenyuh melihat begitu mereka mendambakan apa yang disebut keluarga. Seorang anak sempat mengikuti dan selalu berusaha bergelayut ke tangan dan kaki saya serta secepat mungkin duduk dipangkuan saya begitu saya duduk.

Enggan meninggalkan mereka dengan rasa “sendiri” itu, tapi kemudian saya mendengar gelak tawa, ledekan, tangis dari dalam kamar (mereka harus tidur siang) serta teguran dari kakak-kakak pengurus dan saya pun tersenyum, sadar bahwa mereka pun mempunyai teman sekaligus keluarga yang menyediakan banyak bahu untuk bersandar dan berbagi.

Dalam charity ini saya bersyukur bisa ikut hadir berpartisipasi, berbagi dan berdonasi kepada mereka. Syukur saya ucapkan atas mereka yang menjadi “guru” saya pada kesempatan ini, yang menyadarkan saya untuk selalu bersyukur dan mengajarkan saya untuk tawa dan semangat.

“Indahnya berbagi” bukanlah suatu kalimat basi penuh teori, it really works.

Thanks to: Troopers (Hardi, Uliel, Ariev, Tyo, Donal, Achied, Sony, Dinoy, Fetty, Emil, Heri, Rozy serta 2 teman baru Nia dan Ladrina).
Special thanks to: Adik-adik dan kakak-kakak pengurus di Panti Asuhan Bukit Karmel.

“Masa depan ada untuk semua insan yang hidup, selalu percaya akan kekuatan doa, tetap semangat dan tersenyum”

Note:
Dalam Traveling for Charity part 2 ini, dikarenakan beberapa pertimbangan akan kondisi dan situasi yang ada, maka kami memutuskan membatalkan semua tujuan wisata dan hanya bermalam 1 malam di daerah Cipanas.

7 comments:

  1. 3 kata,keren tulisannya,2 suka sama senyum adik adik panti dan 3 suka foto fotonya

    ReplyDelete
  2. harusnya ada lanjutannya nih :p

    ReplyDelete
  3. Hi Mas Harry, boleh minta tolong info lengkap alamat dan nomor telepon panti asuhan bukit karmel ini ? Terima kasih ya mas Harry ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Of course. Hubungi ibu femy di +62 818-254-639
      Alamatnya lupa hiks

      Delete
  4. Saya berharap bapa dan ibu dapat datang kembali ke panti asuhan bukit Karmel dan bersenang-senang bersama

    ReplyDelete