more pictures in Instagram @harry_mdj |
“Har,
jatah replace off lo masih ada dua hari lho.”
“Oh
iya! Yang dari acara GWK kemarin.”
“Iya.
Hangus lho akhir bulan ini.”
“WHAT!”
“Replace
off maksimal cuma 30 hari sejak diajuin.”
“WHAT!
… duh kemana yah? Masa diambil cuma buat bengong di rumah?”
Dan
2 minggu kemudian, berdirilah gue di jalur antrian imigrasi kedatangan di
Terminal 4 Changi International Airport.
Transit?
Nope. Sejak terakhir kalinya gue ke Singapore (tahun 2012), akhirnya 6 tahun
kemudian baru kesempatan balik lagi ke negara ini. Explore till drop? Nope. Gue
lagi pingin jalan-jalan malas. So 4 hari 3 malam di Singapore, ga banyak tempat
yang gue kunjungi.
***
Beberapa
tempat yang gue kunjungi kali ini ga sepenuhnya baru-baru banget sih dan juga
beberapa tempat adalah tempat-tempat lama yang memang belum pernah gue kunjungi
sebelumnya atau juga karena emang barusan tahu, khususnya tempat-tempat makan.
Central Perk
Buka
pada akhir tahun 2016, Central Perk Singapore adalah satu-satunya Official
Warner Brothers Licensed Café di luar United States.
Bagi
penggemar serial sitcom Friends, pasti ga asing dengan nama dan what Central
Perk looks like. Berlokasi di Central Mall (Magazine Road, close from MRT
Clarke Quay Station – exit to New Bridge Road), Central Perk tidak hanya
menghadirkan café dengan setting-an yang akan membawa kita ke dalam sitcom itu
sendiri tetapi juga selalu memutarkan episode-episode dari serial Friends pada
giant screen di tengah-tengah café.
Menu-nya
pun juga tidak lepas dari 6 karakter utama dari Friends (Rachel, Monica, Phebe,
Joey, Chandler dan Ross). Selain itu di sisi salah satu café juga terdapat
museum kecil yang merupakan citra dari dapur Monica dan 2 pintu kamar Joey dan
Chandler serta beberapa barang-barang iconic lain seperti Gladys, Hugsy, dan
lain-lain.
Meskipun
untuk ukuran harga cenderung middle up tetapi bagi gue yang diehard fans-nya
Friends, totally worth it. Seru! You have to go here, while you were in
Singapore.
Central Perk |
Monica's |
Hugsy! |
Gladys |
Familiar? |
Legendary couch |
Gardens by The Bay
Tahun
2012 saat gue naik Singapore Flyer, gue melihat untuk pertama kalinya 2 iconic
dome dari Gardens by The Bay sedang dalam progress construction. Tahun 2018
akhirnya gue punya kesempatan untuk melihat isi dalamnya.
Flower Dome
It’s
a giant rumah kaca yang isinya adalah tanaman-tanaman asli, baik yang berbunga
maupun tidak, dari beberapa benua di dunia ini dari rerumputan sampai
pohon-pohon besar. Penataan taman juga dimeriahkan oleh beberapa
karakter-karakter kartun dan cerita dongeng legendaris, lengkap dengan ornament-ornament
yang sangat menarik.
Inside the dome |
Winnie and Piglet |
Another fairy tale |
Cloud Forrest
It’s
also a giant rumah kaca yang isinya juga terdiri dari bunga-bunga dan tanaman
dari beberapa benua dengan center sebuah vertical garden yang sangat besar dan
tinggi dengan skywalk yang sangat indah beserta air terjun buatan yang tinggi.
Giant Waterfall |
Some pool |
Sky bridge |
Supertree Grove & OCBC
Skyway
Terdiri
dari beberapa pohon buatan besar yang me-represent (what they call) super tree
dengan vertical garden di sisi pohon dan permainan lampu. Beberapa super tree
juga terhubung oleh sky walk yang bisa dinaiki dan dilewati oleh pengunjung.
Pada jam-jam tertentu di malam hari, akan ada pertunjukkan musical lighting
yang sangat menghibur.
Supertree Grove |
OCBC Skyway |
Musical Lighting |
Jamie’s Italian
Jamie
by Jamie Oliver pastinya. Restoran yang bertajuk masakan Italia dengan range
harga yang menurut saya di middle high. Tastenya enak meski untuk Indonesian
(khususnya bagi pecinta makanan pedas) mungkin sedikit boring. Jangan ragu
untuk meminta potongan rawit supaya lebih kicking rasanya.
Dinning area |
Bar and kitchen |
Pasta! |
Vivo City
Sebuah
mall yang sudah lama berdiri di Singapore, yang juga merupakan titik cable car
maupun Sentosa Express bagi pengunjung yang ingin menyeberang ke Sentosa
Island. Seingat gue, mall ini juga merupakan titik harbor bagi beberapa kapal
pesiar mewah di Singapore. Tahun 2004 seingat gue, gue dan teman-teman check in
ke kapal pesiar Star Virgo ke Malaysia melalui bangunan yang sama di Vivo City.
Nam Kee Pau
Salah
satu stall di deretan island stalls di Vivo City lantai bawah yang menyajikan
beberapa penganan ringan seperti siumai, bakpao (dari ukuran kecil sampai yang
gede banget), gluten rice (intinya bakcang sih tapi ga dibungkus daun) yang
enak dan tasty. Rekomendasi gue sih bakpao ama siumainya sih.
Outletnya |
Siumai-nya juicy and tasty |
Manis-manis gurih babik! |
Mr Bean
Selain
menjual minuman sari kedelai, stall yang satu ini juga menjual semacam mini
pancake dengan beragam filling. Rekomendasi saya yang egg with ham. Quite tasty
lho dengan lumeran kuning telur setengah matang dan salty savory dari ham.
Outlet Mr Bean |
True! |
So good |
Ben & Jerry’s
Outlet
dari ice cream ini banyak ditemukan di Singapore dengan ragam pilihan rasa.
Bagi gue sih tetap lebih enak Haagen Dazs sih. Jadi kurang rekomen buat Ben &
Jerry’s. Harga? Beti-beti lah ama Haagen Dazs, jadi mending Haagen Dazs-nya
sekalian.
Gini deh |
Henderson Waves
Mau
spot gratis? Instagramable? Sehat? Heits? yah ke Henderson Waves. Membujur 36
meter dari permukaan tanah, Henderson Waves merupakan jembatan pedestrian
tertinggi di Singapore yang terletak di Henderson Road. Berdiri pada tahun
2008, jembatan ini menghubungkan beberapa taman yang terbelah oleh jalan raya.
Henderson Waves juga mempunyai pemandangan yang cukup indah dengan lantai full
kayu dengan lekuk-lekuk yang menarik. Biasanya jembatan ini selain ramai
dikunjungi wisatwan, juga ramai sebagai penyeberangan orang-orang yang berolah
raga lari dari taman satu ke taman lainnya.
Kenapa
sehat? Karena untuk mencapai jembatan ini, pengunjung harus melewati jalur
pedestrian yang cukup panjang dan berkelok naik atau short cut yang berupa
puluhan anak tangga. Sehat kan!
Jika
ingin explore semua taman yang layaknya hutan kecil, jangan lupa bawa mosquitos
spray/lotion yah.
36 meter di atas permukaan tanah |
"short cut" stairs |
View from Henderson Waves |
ala-ala lha yah |
People’s Park Center
Sebuah
komplek besar hunian apartment di jantung Chinatown Singapore, PPC juga
dilengkapi dengan aneka ragam tempat kuliner dan pusat perbelanjaan.
Old Chengdu
Menyajikan
beberapa macam makanan khas Chengdu dengan specialty makanan dingin pedas ala
Chengdu. Kind of cold salad yang terdiri dari cukup banyak pilihan isinya
(mostly not vegie dengan dominasi babi). Pilihan isi akan diracik bersama
bumbu-bumbu dan saos cabe serta irisan seledri baik batang maupun daunnya (seledri
yang besar, bukan yang buat bakso). Pedas, segar dan nikmat!
Outlet-nya |
Pilihan isi |
Tadaaaa, porsinya gede ternyata bsia buat berdua atau bertiga |
Bao Tan Xia
Menyajikan
penganan yang didominasi roti-roti dengan filling. Filling-nya mostly adalah
savory aka. berbau daging-dagingan. Rekomendasi gue adalah semacam flat bread
yang di tengahnya diisi dengan sweet pork belly (samcan babi kecap gitu lha)
dan irisan mentimun. Sumpah ini enak banget!
Outletnya |
Heaven! |
Temple Street Chinatown
Membujur
menbentuk lorong-lorong yang penuh sesak dengan toko-toko yang berjualan
(mostly) souvenir. Chinatown adalah tempat favorite gue baik sekedar
berjalan-jalan saja atau memang hunting souvenir di Singapore. Murah meriah!
Terkoneksi oleh lorong-lorong pedestrian yang lebar, dari Pagoda Street, Temple
Street, Smith Street sampai ke ChinatownComplex, toko-toko buka dari pagi hari
hingga larut malam.
Tak
hanya souvenir yang bisa dengan mudah ditemukan di sini tetapi segala macam
kuliner Singapore ada di sini. Untuk kuliner, wisatwan bisa juga meng-explore
lebih jauh dengan berjalan sedikit dari Chinatown ke Neil Road, Duxton Hill dan
Tanjung Pagar Road yang penuh dengan café-café dan resto-resto yang menawarkan
menu-menu dari beberapa negara.
Buah segar asam berbalur caramel candy manis |
Oyster Omelette |
Some flat bread with duck filling |
Duxton Hill |
LeNu Chef Wai’s Noodle Bar
Tak
menahu dengan pasti apakah outlet lamien ini ada dimana saja di Singapore, but
gue menemukan outlet LeNu di lantai bawah dari Bugis Junction.
One
of the best lamien for sure! Kuahnya kaya akan rasa tetapi light, daging-nya
juga melting in your mouth dan mie-nya pas banget tektur dan ukurannya. You
have to eat here. Gue loveeee banget ama lamien ini.
Outletnya |
Pesen yang ini |
Original |
Abis dicampur cabe |
Buddha Tooth Relic Temple and
Museum
Terletak
di Chinatown, kuil dan museum yang menyimpan relic dari Sang Buddha ini dibuka
untuk umum (free admission) sejak tahun 2007. Pengunjung dengan batasan-batasan
tertentu dapat menikmati keindahan gaya arsitek dari Dinasi Tang dan juga
ribuan patung Buddha.
Harap
menggunakan pakaian dan berprilaku yang sopan saat berkunjung dan mengambil
foto.
The Temple |
ACALA |
Main Entrance |
***
No comments:
Post a Comment