More pictures in my Instagram @harry_mdj |
Desember
2016,
Pada
sebuah hari sabtu yang cerah panas, bertemulah 3 orang dalam tautan hobby yang
sama, traveling. Pertemuan yang terselenggara di sebuah café di Kota Tua
tersebut sebenarnya hanyalah pertemuan 3 orang sahabat yang kebetulan juga
tergabung dalam satu komunitas pejalan yang sama, Travel Troopers. Berawal dari
obrolan biasa, berbagi moment-moment perjalanan sebelumnya yang kami lakukan
baik bersama maupun sendiri-sendiri akhirnya tercuatlah salah satu destinasi
yang sama-sama kami inginkan, bukan prioritas tetapi dekat, yaitu Nusa Penida.
Dan tanpa panjang lebar, sehari setelahnya dapat dipastikan kami bertiga akan
berangkat ke Nusa Penida pada bulan Mei 2017. Tiket pulang pergi telah terbeli
dan kami memasuki masa penantian yang cukup lama.
Nusa
Penida adalah sebuah pulau (nusa) kecil di sebelah tenggara Pulau Bali yang
beberapa tahun ini mulai melambung namanya dan mulai menggeliatkan bisnis
pariwisata alam. Terpisah oleh Selat Badung dari Pulau Bali, Nusa Penida adalah
“big brother” dari Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan. Pulau yang masih merupakan
wilayah Kabupaten Klungkung (Bali) ini selain menuai decak kagum karena keindahan
alam atasnya, juga mempunyai taman laut yang cantik, seperti di Crystal Bay dan
Gamat Bay. Pada musim-musim tertentu, Nusa Penida juga merupakan point dari
para pencinta Manta dan Mola-mola (Sunfish).
Perjalanan
jelajah Nusa Penida kami kali ini mempunyai itinerary 1 hari overland dan
setengah hari berikutnya menengok keindahan taman laut Nusa Penida.
***
Note: Terdapat banyak vendor
speed boat penyeberangan ke Nusa Penida. Speed boat-nya besar seperti speed
boat penyeberangan di Kepulau Seribu dari Marina. Pada musim tertentu,
pembelian tiket jauh hari sebelumnya sangat diperlukan karena meski banyak
vendor, jam penyeberangan mereka biasanya hanya 1 sampai dengan 2 kali saja
dalam sehari. Lokasi loket dan ruang tunggu tepat berada di sisi barat Pantai
Sanur (Warung Mak Beng belok kiri).
Turun
dari speed boat, Bli Putu dari @nusapenida_vacation (akun Instagram) telah
menunggu kami dan siap menghantar kami dengan mobil ber-ac ke hotel (untuk
taruh barang) dan memulai jelajah Nusa Penida kami.
Tips: di Nusa Penida banyak
sekali persewaan motor (di Dermaga), sehingga bagi solo traveler atau duo bisa
lebih berhemat biaya jika ingin menjelajah Nusa Penida. Sayangnya pada saat
kunjungan kami, terlihat minim sekali petunjuk menuju ke destinasi-destinasi di
pulau tersebut. Kondisi jalan di Nusa Penida (khususnya yang mengarah ke
destinasi-destinasi wisata), sangat sempit dan banyak yang rusak (jika bukan
jalan tanah berbatu). Terkadang juga terlihat gerombolan turis yang konvoi
motor dengan guide juga yang menggunakan motor memimpin sebagai penunjuk jalan
di depan. Kami bertiga, kali ini, memang sudah membeli paket menginap di Nusa
Penida, termasuk mobil dan kapal untuk snorkeling.
Untuk
hotel pilihan kami adalah Manta Cottages yang terletak kurang dari 30 menit
dari dermaga. Kondisi kamar biasa saja tetapi cukup nyaman, ber-ac, ada televisi
dan kamar mandi dalam yang bersih meskipun airnya payau. Kenapa kami putuskan
untuk stay di Manta Cotatges, lebih karena lokasinya yang berada di lereng
pulau dengan pemandangan langsung laut lepas. Cottage ini juga menghadap ke
Timur dan infinity swimming pool-nya (meski kecil) merupakan salah satu spot
terbaik untuk menikmati matahari terbit (sunrise) di Nusa Penida.
Tips: Lokasi cottage yang
jauh dari resto tidaklah merupakan kendala berarti, karena Manta Cottages juga mempunyai
resto yang menyajikan menu-menu lokal dan intercontinental dengan rasa yang
enak dan harga yang sangat terjangkau.
Yuk
cus jelajah Nusa Penidanya.
Atuh Beach (Spot View &
Beach)
Sebuah
pantai yang terletak jauh di bawah bukit. Puluhan meter tangga kecil yang cukup
curam menurun, harus kami lalui sebelum bisa berleha-leha dan menikmati
lembutnya pasir putih pantai ini. Merasakan hangatnya air laut biru yang
berkejaran mencoba meraih jemari kaki kami dengan menumpang ombak.
Letak
Atuh Beach berdekatan dengan lokasi Rumah Pohon. Tetapi karena satu atau dua
hal kami putuskan untuk skip mengunjungi Rumah Pohon.
Note: Terdapat beberapa café
tenda di pantai dengan harga makanan dan minuman yang fair (karena mereka bawa
barangnya juga butuh effort lebih). Kamar mandi umum? Ada. Tidak banyak dan
terkadang airnya kehabisan.
Tips: Bagi yang takut ketinggian
atau bermasalah dengan kaki, sebaiknya hanya menikmati pemandangan pantai dari
atas bukit (ada juga kok café tenda dengan gazebo di atas), karena tangga semen
yang ada, selain tidak rata juga cukup curam dan tanpa handrail. Hal ini kadang
diperparah dengan angin yang berhembus sangat kuat.
Bukit Teletubbies (Spot
View)
Sebuah
spot pandang dengan view perbukitan kecil bergunduk-gunduk. Cukup menarik dan
tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk bertandang ke sini. Pemandangan
warna hijau yang kontras dengan birunya langit membuat jiwa dan hati menjadi
sejuk dan tenang.
Tips: Masukan ke daftar
kunjungan jika punya waktu lebih.
Kelingking Beach (Spot View)
Salah
satu icon dari keindahan alam Nusa Penida yang paling terkenal. Sepintas mempunyai
angle yang sama dengan Navagio Beach, Zakynthos – Greece. Memungkinkankah untuk
turun sampai ke pasir putihnya? Mungkin, tetapi butuh effort dan waktu yang
cukup lama. Masalah safety juga mungkin perlu diperhatikan karena belum ada
tangga yang aman. Hanya ada tangga alam dengan handrail seadanya.
For
me, cukup menikmati keindahan pantai yang satu ini dari atas bukit saja. Layaknya
Navagio Beach, Kelingking Beach mempunyai angle yang sangat indah dari atas
bukit.
Note: terdapat Pohon Cinta
di sini yang biasa dibuat spot foto. Musim tertentu bisa antri untuk foto di
spot ini. Pohonnya pun karena hanya ada satu dan sudah mati, maka tidak ada
jaminan pohonnya masih available dipanjat untuk spot foto di masa mendatang.
Broken Beach & Angel’s
Billabong (Spot View)
Berada
di lokasi yang sama, Angel’s Billabong bisa ditempuh dengan jalan kaki santai
(kurang lebih 5 menit) dari Broken Beach. Broken Beach yang biasa disebut
Pantai Pasih Uug merupakan area depan untuk mencapai kolam alam, Angel’s
Billabong.
Broken
Beach pada dasarnya hanya bisa dinikmati keindahannya dari atas saja dan tidak
ada jalur untuk turun, karena memang beach hanya sebutan saja. aslinya Broken
Beach tidak mempunyai pantai yang bisa dipakai berleha-leha layaknya
pantai-pantai yang lain.
Tips: Perhatikan langkah
kaki, karena untuk menuju titik Angel’s Billabong, kami harus berjalan kaki
mengarungi bebatuan karang. Tidak disarankan untuk berenang atau pun turun ke
dalam kolam hanya demi foto yang cantik, karena ombak yang bisa datang tanpa
terduga dan tidak terprediksi. Kolam ini meski indah tetapi tercatat beberapa
kali memakan korban jiwa.
Smoke Beach (Spot View)
Salah
satu pantai yang jarang sekali dikunjungi wisatawan. Sebuah pantai lain yang
tidak mempunyai pantai untuk berleha-leha. Perbatasan daratan langsung
membentuk wall yang selalu dihantam ombak dari laut. Semburan air laut akibat
hantaman ombak ke dinding bukit bisa mencapai belasan meter ke atas.
Tips: Tidak ada tempat
berteduh dan jika menyukai matahari tenggelam (sunset) dengan horizon yang
clear tanpa obyek lain, maka pantai ini adalah salah satu spot terbaik.
Manta Point (Underwater)
Sebuah
ceruk yang dibatasi oleh separuh “mangkuk” tebing terjal, tempat dimana
biasanya manta-manta yang agung dan mempesona bersliweran. Untuk mencapai spot
ini, kami harus menggunakan boat keluar dari tenangnya perairan pantai, dan
mengarungi ombak hingga 1 meter yang berhasil menghentak-hentakan boat kami
selama perjalanan ke Manta Point.
Manta
point tidak memiliki taman bawah laut sedikit pun, sehingga atraksi yang ada di
sini hanya untuk melihat manta. Harus bersabar untuk bisa melihat manta, karena
this giant fish tidak selalu merapat ke tempat/area snorkeling kita.
Tips: Tidak disarankan bagi
yang mudah mabuk laut dan takut laut. Baik perjalanan ke Manta Point maupun di
Manta Point, ombak rata-rata 1 meter (pada saat kunjungan saya) dengan arus
yang cukup kuat.
Note: Karena ombak yang
mengguncang kapal kami secara terus-terusan, insiden kecil terjadi. Camera
underwater saya terlepas dari tangan dan dalam usaha penyelematan, terbentur
keras ke body kapal sehingga mati total. Alhasil tidak ada foto underwater apa
pun. Sedih banget, padahal yang di Crystal Bay sangat bening sekali dan cantik.
Crystal Bay (Underwater
& Beach)
Seperti
namanya, kondisi air di Crystal Bay sangat-sangat bening. Salah satu perairan
terbening yang pernah saya saksikan. Hingga kedalaman 10 meter (atau lebih)
pandangan saya ke taman bawah lautnya masih clear tanpa noise pasir aka. tidak
ada butek-buteknya. Literally crystal water!
Kondisi
taman lautnya juga indah dengan ragam coral dan ikan yang banyak, sehat serta
beragam. Ini, so far, adalah tempat snorkeling terbaik di Nusa Penida. Hal ini
berbanding terbalik dengan pantainya yang cenderung berpasir hitam, bergaris
pantai pendek dan biasa saja.
Tips: Ombak memang relative
tenang tetapi air bisa menjadi sangat dingin (dari normalnya spot snorkeling)
dan arus yang kuat.
Gamat Bay (Underwater)
Very
similar meski airnya tidak sebening di Crystal Bay. Kondisi taman lautnya juga
bagus meski masih lebih indah di Crystal Bay. Jika beruntung, bisa ketemu sea
turtle lho di sini.
Tips: Ombak memang relative
tenang tetapi air bisa menjadi dingin (dari normalnya spot snorkeling) dan arus
yang kuat.
Wall Point (Underwater)
Literally
ada sebuah wall dengan panjang puluhan meter. Cukup cantik dengan jumlah ikan
yang sangat banyak sekali. Snorkeling di sini, karena kondisi arus, kami
diturunkan di titik tertentu dan kami bergerak ke arah kapal yang menunggu di
sisi lainnya. Hal ini untuk menghindari melawan arus kembali ke kapal.
Tips: Ombak memang relative
tenang tetapi air bisa menjadi dingin (dari normalnya spot snorkeling) dan arus
yang sangat kuat.
***
Perjalanan
jelajah Nusa Penida telah usai, segala tagihan tersisa dan hutang piutang
antara kami bertiga juga telah ter-settle. Segala foto yang tertinggal di
camera kami masing-masing telah tershare ke masing-masing empunya yang difoto. Dan…
“Eh
mau ga nih ada promo cash back dan diskon”
“Kemana?”
“Ke
Bali”
“Lagi?”
“Kan
katanya mau coba nginep di Ubud ama Sanur.”
“Iya
sih. Tapi kapan? Cuti ga?”
“Kaga.
Cuman long weekend aja.”
“Hm…”
“Gimana?”
Akankah
keinginan untuk merasakan suasana malam di Ubud dan Sanur akan terlaksana?
***
No comments:
Post a Comment