“Duh semoga terang
terus yah?”
“Gimana kata Pak Her?”
“Katanya sih ujannya
biasa sore atau malam gitu, pagi sampe sore biasa cerah”
“Amin dah!”
“Duh, kartu UNO-nya ga
dibawa. Cuman bawa yang kartu remi! Gimana dong?”
“Yah udahlah seadanya. Semoga
ga harus bengong di kamar karena hujan.”
Sebuah ganjalan paling
besar saat saya bersama lima teman seperjalanan bertolak menuju Morotai dari
Bandara Sultan Babullah di Ternate. Terbang dengan pesawat jenis ATR, saya
mencoba mengintip pemandangan indah di sisi luar jendela sana. Tebaran indah
landscape dari Pulau Halmahera dan perairan birunya mendominasi rekam memori
saya selama perjalanan melintas langit menuju Morotai.
“Hm semoga 2 hari cukup
buat explore Morotai” batin saya, yang masih agak cemas dengan kondisi cuaca.
Kecemasan yang segera raib dan menguap saat saya menginjakkan kaki saya di bumi
Morotai.
“What the hell! Mau
ujan kek, mau badai kek! Yang penting sudah sampe sini” batin saya dengan
kebahagiaan yang entah muncul dari mana, sembari melihat polah dari lima teman
seperjalanan saya yang asik dengan selfie, IG story recording, foto landscape
sampai boomerang recording.
“Ya, gue ada di Morotai
and so far cuaca cerah. Let’s moving forward” hentak saya dalam hati.
Setelah sempat berhenti
sebentar untuk sarapan yang agak terlambat, mobil yang membawa kami memasuki
sebuah resort terbuka, yang langsung berbatasan dengan pantai pribadinya. Nice
place!
Check in, quick island
hopping preparation dan seolah dalam sekejap mata, kami sudah berada di dalam sebuah
perahu kayu bermotor mengarungi lautan cantik. Saya tak akan mencoba
menggambarakan keindahan tujuan-tujuan kami. Semoga photo-photo yang saya ambil
dapat menjadi jendela yang sama bagi saya dan kalian untuk menikmati keindahan
alam Morotai.
Pulau Telur atau yang
biasa juga disebut pasir timbul, merupakan pulau pasir kecil yang sangat indah
sekali.
Pulau Kokoya adalah
sebuah pulau kecil lain yang tak berpenghuni yang mempunyai tanjung perairan
rendah yang sangat indah. Tanjung perairan rendahnya cukup luas dan dengan arus
yang tenang. It’s perfect place to do floating.
Spot Snorkeling Doko
adalah sebuah spot snorkeling yang populer di area Morotai, yang sebenarnya
lebih mempunyai banyak spot diving. Sangat indah, alami dan bersih dengan
corals dan ragam ikan yang banyak.
Pulau Dodola adalah 2
pulau (Dodola Besar dan Dodola Kecil) yang terhubung oleh gusung pasir saat air
laut sedang surut dan merupakan icon utama dari kepulauan Morotai. Sangat indah
dan populer sebagai tujuan utama di kepulauan Morotai baik untuk turis maupun
warga lokal. That’s why, agak ramai kalau weekend. Konon sisi belakang dari
Pulau Dodola juga mempunyai rupa underwater yang bagus.
Pulau Zum Zum Mc Arthur
adalah sebuah pulau kecil yang mempunyai icon patung dari Jendral Mc Arthur
dengan signage ZUM ZUM MC ARTHUR ISLAND.
Penjelajahan hari
pertama ini ditutup dengan snorkeling di Spot Kapa Kapa. Spot ini berada
diantara 2 pulau karang kecil yang konon menyerupai kapal bentuknya (kapa =
kapal). Spot ini mempunyai rupa underwater yang indah dengan ragam dan jumlah
ikan yang banyak. Sayang saat kami tiba sudah mengeruh dengan jarak pandang
yang kurang bagus.
***
Setelah semalaman
diguyur hujan, akhirnya matahari 7 pun bersinar kembali pada hari ke dua kami
di Morotai. Kenapa 7? Entah juga. Penduduk lokal dan sekitar menjuluki Morotai
memiliki 7 matahari karena panasnya yang menyengat. Dan terbukti, mungkin
karena selama perjalanan di Morotai saya jarang memakai topi (biasanya selalu
rajin pakai) dan potongan rambut saya kala itu cepak sekali, sekembalinya di
Jakarta, kulit kepala saya mengelupas berganti kulit baru, haha. Tepat! Kulit
kepala saya “sunburnt”.
Anyway, di hari ke dua
ini tujuan kami agak menjauh dan mengharuskan kami mengganti jenis kapal island
hopping dari yang kemarin, menjadi double engine speedboat.
Pemberhentian pertama
adalah spot snorkeling tak bernama (haha, seriusan ga ada namanya) yang
terletak diantara Pulau Loleba Besar dan Pulau Ngele Ngele Kecil. Rupa
underwaternya cantik dan masih menampilkan ragam ikan yang banyak.
Pulau Ngele Ngele Kecil
adalah pulau kecil dengan garis pantai yang sempit, sedikit berkarang tetapi
indah. Kami berlabuh sejenak untuk makan siang di sini.
Pulau Ngele Ngele Besar
adalah pulau pribadi yang tertutup untuk umum. Pulau ini adalah wilayah budi
daya tiram dan sekaligus kawasan militer. Sehingga untuk meng-explore pulau ini
harus ditemani dan seijin dari penjaganya. Dan sayangnya saat kami berkunjung,
kami tidak mendapatkan ijin tersebut.
Spot Snorkeling Galo
Galo Besar adalah sebuah spot snorkeling yang masih menampilkan rupa bawah laut
yang cantik dengan ragam coral dan ikan dengan jumlah yang banyak. Khas dari
perairan Morotai adalah keruh jernihnya air tidaklah bisa diprediksi secara
pasti. Bisa saja sesaat keruh dan sesaat kemudian jernih dan kemudian keruh
lagi.
Pemberhentian terakhir
adalah spot Snorkeling (depan resort) D’Aloha. Pantai D’Aloha ternyata terletak
pada penggalan wall, sehingga tidak jauh dari pantai kami sudah bisa
ber-snorkeling dengan gugusan coral dan ragam ikan yang cukup indah. Sayangnya
saat kami kembali ombak sore mulai kencang dan perairan disekitar wall
sangat-sangat keruh, meski masih tampak keindahan yang seharusnya bisa
ditayangkan saat kondisi air jernih.
***
Sejenak perhatian saya
teralihkan sejenak kepada safety demonstration dari mbak pramugari dan kami pun
segera siap untuk tinggal landas. Meninggalkan keindahan Kepulauan Morotai jauh
dibelakang.
“Ga cukup ternyata 2
hari, masih belum bisa berkungjung ke Tabailenge dank e air terjun apa itu”
desah saya. Semoga kapan di masa depan bisa berjodoh dan kembali ke sini untuk
melanjutkan exploration saya di Kepulauan Morotai. Saya memalingkan perhatian
saya kembali melalui jendela pesawat dan terucap dalam batin saya, “Indonesiaku
sungguh-sungguh indah.”
***
Berikut rincian biaya
selama di Morortai
No comments:
Post a Comment