Wednesday, May 04, 2016

Curug Cileat, Lembah Tersembunyi di Subang, Jawa Barat, Indonesiaku



Curug Cileat

Matahari bergerak mendekat menuju ke tengah singgasananya, tak tampak gulungan awan yang berarti di atas sana yang kiranya bisa menjadi tabir. Peluh bermunculan, menggumpal dan jatuh membentuk aliran-aliran kecil menuju gravitasi. Sudah hampir dua jam kami berjalan melintas hutan, sawah dan semak ilalang liar, dari yang sebatas mata kaki hingga menerobos semak-semak yang lebih tinggi dari kepala saya.

“Belum sampai juga nih?”
“Aak masih jauh kah?”
“Bentar lagi, tuh suaranya sudah kedengeran”

Dan langkah kami membelok mengikuti jalan setapak tanah sempit yang sedari tadi kami telusuri. Disanalah tampak ujung jatuhan air terjun. Jutaan galon air tumpah ruah menyeruak jalur bebatuan bumi, seolah ingin kembali dalam pelukan rahim ibu bumi. Menggelegak dan jatuh menghempas.

“Wuhuuu”
“Keren”
“Tinggi banget ternyata yah”
“Heh, foto dulu dari sini supaya bisa kelihatan ujung air terjunnya”
“Iya, ntar kalo udah sampe kolamnya ga mungkin dapet nih ujungnya”
“Eh air terjun apa ini namanya tadi?”
“Air terjun Cileat”

***
Perjalanan ini bermula dari dari ajakan seorang teman pejalan yang saya kenal waktu trip ke Pulau Papatheo tempo hari.

“Eh jalan yuk, di Subang katanya ada beberapa air terjun yang bagus.”
“Ayo aja, naik apa?”
“Sewa mobil ama sopir aja dan ga usah banyak-banyak orangnya”

Dan percakapan itu berakhir dengan sebuah avanza dengan sopir sewaan dengan lima penumpang yang siap melongok sebentar ke tetangga jauh, Subang.

***
Matahari sudah melintas dari derajat 45 saat kami akhirnya memarkir mobil di pelataran kecil untuk memulai trekking ke Curug Cileat. Kondisinya sepi sekali, mungkin karena masih cenderung pagi di hari Sabtu dan sedang masa puasa.

“Pipis dulu yak” dan tergopoh-gopoh kami bergantian antri masuk ke kamar mandi bersama warga yang sederhana tetapi airnya bersih jernih dan dingin segar.

***
Trekking kami dimulai dengan dituntun oleh seorang pemuda lokal sebagai guide kami. Dari menembus padatnya rumah-rumah di desa kecil ini, hingga persawahan, hutan, semak belukar, ilalang dan akhirnya kembali ke padang terbuka. Berlanjut lagi memasuki semak belukar, ilalang, hutan dan berulang berganti.

melintasi desa dan persawahan
melintasi semak-semak tinggi
pemandangan sepanjang jalur trekking
pemandangan sepanjang jalur trekking
Setelah melewati 3 air terjun kecil lainnya, akhirnya terlihatlah dari kejauhan ujung dari Curug Cileat yang kami tuju. Dan setelah 2 jam-an trekking, sampailah kami di aliran air dari kolam yang terbentuk di kaki air terjun itu.
Sejenak kami diam menikmati pemandangan yang indah dan megah ini. Air terjun ini sangat tinggi dan cukup besar mengalir turun deras menghempas bebatuan gunung yang menumpuk menyambut hempasan air, mencoba merengkuh dalam kolam kecil yang mereka bentuk.

Curug Cileat jatuh dalam 2 jalur air terjun. Yang besar dan utama ada di sisi tengah dari tebih yang seolah terpotong rapi membentuk setengah lingkaran. Sedangkan yang kecil agak menyamping dan sedikit tersembunyi dari pandangan. Tanaman hijau menghiasi sisi kanan dan kiri dari jatuhan air itu, membentuk hamparan karpet hikau dengan sembulan warna putih dan ungu dari bunga-bunganya. Bergunduk-gunduk membentuk pemandangan yang sejuk, damai dan memanjakan mata serta jiwa.

Hanya kami berlima ada di sana, ini air terjun pribadi kami untuk saat itu. Dan setelah memantapkan diri, akhirnya kami terjun juga ke kolam dangkal yang dingin dan segar. Hanya kami dan ibu bumi, hanya kami dan lembah tersembunyi ini.
difoto oleh Priguna Kurniadi. titik merah dan putih di bawah batu besar adalah saya dan teman seperjalanan
Curug Cileat
***
Saya duduk menikmati hembusan sejuk angin dan rasa dingin yang kadang menusuk. Sangat indah, tenang dalam gemuruh air terjun, dan megah. Mencoba memetakan semua moment yang ada, mencoba berpuas diri terucap syukur saya bisa menyaksikan curug ini, mencoba tak tahu diri mencuri dengar dan mengira-ngira pembicaraan alam dalam semua suara alam yang terdengar di lembah bulan sabit ini.

Indah.


 ***

No comments:

Post a Comment