Wednesday, June 17, 2015

100 comments about street food (first 47 comments)


Street food istilah kerennya! Di Indonesia tercinta ini, street food lebih dikenal dengan julukan warung tenda aka. abang-abang. Dari warung tenda seafood sampai warung tenda nasi uduk. Dari abang siomay sampai abang jual kopi instant. Di luar negeri juga ga jauh beda, dari warung ini sampai warung itu dan dari “abang” ini sampai “abang” itu.

Street food identik dengan makanan/minuman orang lokal dengan harga yang relative bersahabat bagi pembelinya, terutama untuk takaran konsumen lokal. Menjual beraneka ragam makanan dan minuman yang cenderung bernuansa khas/common dan yang lagi populer, dari area dimana street food tersebut ditemui. Ambil contoh di Yogyakarta, tentunya banyak ditemui ibu-ibu penjual gudeg di pinggir jalan. Contoh lain di Hanoi, Vietnam, akan banyak ditemui penjual pho di tepi-tepi jalan raya, di sepenjuru kota.

Bagi saya street food adalah jati diri dan inti dari budaya suatu bangsa. Kenapa? Karena street food adalah makanan yang dikonsumsi dari semua lapisan masyarakat pada umumnya, dari yang muda sampai yang tua, dari yang kekurangan sampai yang kaya raya. Street food adalah sesuatu yang nyata, dimana penikmatnya tidak perlu banyak berlagak dalam menyantapnya, tidak perlu memenuhi aturan etika tertentu dalam menyantapnya. Nyata karena penikmat street food melakukan apapun yag mereka mau dalam menyantap sajian budaya tersebut. Penikmat street food tak peduli dengan segala ke-fancy-an dan keanggunan dalam menikmatinya. Jilatan bumbu yang meleleh di jemari adalah menjadi pelengkap nikmat dalam menyantap street food.

Berikut adalah kalimat pertama yang terlintas dari 99 teman, begitu mendengar kata-kata street food. Penasaran dengan pendapat para teman yang terdiri dari beragam background, beragam profesi? Yuk kita tengok komentar-komentar mereka.
1.   Marischka Prudence (travel blogger): Best way to enjoy real food experience from a destination. (Blog: marischkaprudence.blogspot.com, twitter: @marischkaprue, IG: @marischkaprue)

2.   Aria Sankyaadi (teman): Jajanan yang paling super. Kenapa paling super, karena bisa jadi jajanan itu super murah, super enak, super banyak porsinya dan nggak nutup kemungkinan super jorok. Tapi dengan adanya jajanan makanan, bisa nge-test antibody sama usus lu, kalo body lu body tank, mau seberapa joroknya, pasti sehat-sehat aja. (Twitter: @sankyaadi, IG: @sankyaadi)

3.   Henny Meyliana (a mother and traveller): For me, street food is cheap, delicious and satisfied

4.   Paul Emas (traveller wanna be): Something to chow down, sold in a side street, or anything non-permanent. (IG: @paulemas)

5.   Sang Made (pecinta gunung): Makanan minuman cepat saji yang dijual dijalanan or area publik dengan menggunakan tenda atau kios yang gampang diangkut/diberesin. (Twitter: @sangmade, IG: @madesang)

6.   Rakhmadi Harsayanto (seorang single traveller, bekerja sebagai business process analyst): Aneka jenis makanan dan minuman yang dijual pedagang kaki lima di area publik dengan harga terjangkau. Sensasi menikmati street food adalah suasana merakyat penuh keakraban, baik sesama pembeli maupun dengan penjual. Untuk rasa, banyak tempat yang menawarkan street food dengan rasa yang tidak kalah nendang dibandingkan masakan di restoran berbintang. (Facebook: Rakhmadi Harsayanto)

7.   Klaudia Kathina (a professional and foody): Heaven! Heaven for my tummy and pocket. Something that will make you back again, op cors for culinary. (IG: @klaudiakhatina)

8.   Mschea (Investor Relation sebuah perusahaan property): Street food is cultural food. (IG: @mschea)

9.   Dwi Ulfa Wulandari (finance sebuah perusahaan consultant): Street food itu makanan murah, meriah, nan enak yang dijual dipinggir jalanan biasanya. Kalo makan dikit kurang, kalo makan banyak nyesel. Ummm terus street food di masing-masing daerah itu punya ciri khas dan keunikan sendiri. (IG: @duwdr)

10.  Ribka Anastasia (creative writer & advertising designer): Street food … when you can easily eat the food on the street with highly-cheap price. (Blog: www.ribka-anastasia.com, Twitter: @helloribka)

11.  Rozy Aldilasa (announcer and social media enthusiast who love to travel): For me, street food is a description. Description of the country, the city, the place even it can show your humbleness when you travel to someplace on this mother earth. (Twitter: @sirozy, IG: @sirozy, FB: BackpackRozy)

12.  Candy Ayodya (perempuan biasa yang doyan makan): Jenis jajanan yang dijual di pasar, pinggir jalan, terminal, stasiun. Umumnya makanan yang dijual adalah snack kayak bakso, somay, ketoprak,es podeng, es teller, sate ayam, soto.

13.  Dee Widyastuti (traveler yang hobby: snorkeling, naik kapal, mblusukan ke pelosok destinasi trip untuk explore kebudayaan+hunting makanan khas daerah): Makanan khas dari suatu daerah yang banyak dijual di pinggir jalan dengan harga terjangkau. (FB: D Dee Kuswidyastuti, Twitter: @DeeWidyastuti)

14.  Reza Anggriawan (mahasiswa Gunadarma jurusan IT): Street food buat gue adalah tempat jajan murah deket kampus dengan makanan ringan kayak nugget, mie ayam, nasi goreng, kwetiaw, bakso. Dimakan sebelum atau sesudah kuliah. Tongseng yang paling sering gue makan.

15.  Ogie Rahardian (akunting raja kamar): Street food buat gue adalah tempat jajan pinggir jalan yang jadi alternative gue makan pas pulang kantor. Paling sering makan pecel lele sama roti bakar kalo malem-malem laper. (Twitter: @ogieradian)

16.  Astrid (a corporate slave who dying for holiday, everyday. With jodoh, hopefully and consistently): For me, street food is the easiest way to get a glimpse of local life thru their tastebud. (IG: @achiedz, Blog: fakirliburan.wordpress.com)

17.  Heri Shu (seorang kapiten mempunyai pedang panjang kalau berjalan prok prok prok): Street food adalah tempat dimana kita bisa menemukan makanan khas suatu daerah dengan harga yang murah. Ada baiknya jika kita bisa sedikit bahasa lokal setempat, jadi kita bisa berbaur dengan masyarakat setempat dan mencicipi selera lokal. Dan tentunya harganya gak akan dimahalin. (IG: @travelographers, Twitter: @travelographers)

18.  Andre Simandjaja (a father, professional and foody): Heritage and legend.

19.  Octaviani (kuli): For me, street food is kind of food or snack which is usually sold by street style with cheap price and delicious taste (even sometimes it can make us addicted). (FB: Octaviani XXX, Twitter: @octavianimoet) note: XXX are three words in mandarin.

20.  Mel (yoga practitioner): For me street food is a treasure. Somehow we can find the most delicious food there than in the restaurant though. (IG: @ameliaputri_)

21.  Donal Wikarta (wirausahawan): Street food itu ibarat elo jadi astronom yang terus nemuin planet baru diluasnya angkasa luar. Dengan menemukan street food diantara makanan-makanan sejenis yang ada di pusat perbelanjaan yang notabene harganya jauh lebih mahal. Street food mendekatkan diri kita dengan lingkungan sekitar. Elo bisa duduk berlama-lama tanpa merasa rishi dilihat oleh orang lain. Elo bisa lihat cara pembuatan makanan tersebut langsung dari dapur dan juga chef-nya. Elo bisa mencium aroma khas dari street food yang akan dinikmati. Buat gue street food lebih dari sekedar makanan atau masakan yang tersaji di piring. Elo makan, kenyang, trus pulang. Bukan! Bukan itu. Street food mengajarkan kesabaran dalam pembuatannya dan kesederhanaan dalam penyajiannya. Tampilannya yang merakyat dengan harga terjangkau akan membuat diri kamu langsung jatuh cinta. (IG: @akuonal, Twitter: @akuonal)

22.  Hardi (solo traveller): For me, street food is art of culinary when you discover a new and great experience beyond your imagination. (IG: @hardi_ch, Twitter: @culinarymaniac)

23.  Isna (entrepreneur): Jajanan atau makanan rakyat biasa yang semua kalangan bisa menikmatinya. (Twitter: @isnadyah)

24.  Citra (mbak-mbak kantoran yang doyan jalan dan makan): For me, street food is sin, but hey you gotta commit sin to know mercy right!

25.  Christiadi Eka Pandu (entrepreneur dan pecinta sepatu): Street food adalah makanan yang dijual di jalan (tidak memiliki bangunan permanent). Makanan yang “merakyat” dis etiap area-nya. Memiliki keunikan dan juga bumbu yang nikmat. Umumnya memiliki jam operasional yang terbatas (tidak buka sepanjang hari karena tempay tidak permanent). (IG: @eekadhe)

26.  Aini (penulis dan foody): Makanan jalanan itu murah, meriah, dan enak. meskipun sebenarnya ga sehat blas. Paling mudah dicari dan harganya sangat terjangkau, tapi tidak aklah enak dengan restoran. Dan yang jelas bikin ketagihan. (Twitter: @baelovesee)

27.  Husni Mubarak Zainal (dokter dan penulis): Street food is gem for gastronomic enthusiast. It’s a hub of all fusion of food. Love it. (Twitter: @justHityou, Blog: www.husnimzainal.com)

28.  Ariev Rahman (traveller dan penulis): Street food means freedom, I can eat whatever I want outside the restaurant without ever thinking about cholesterol and uric acid rate. (Blog: www.backpackstory.me, Twitter: @arievrahman)

29.  Adhitya Ochoy (a life time learner, social media enthusiast, PR Proffesional & gooler wanna be, and a part of Abang Mpok Dpeok (Tourism Ambassador of Depok City)): Street food atau kuliner jalanan itu menurut gue adalah kuliner-kuliner unik khas, murah dan menyenangkan untuk dimakan baik sebagai cemilan atau makanan berat. Street food juga sebagai nosatalgia buat gue kalo nemuin jajanan yang mungkin sering gue makan waktu kecil tapi jarang dimakan saat gede. (Twitter: @Siochoy, IG: @Siochoy, Blog: siochoy.wordpress.com)

30.  Meyche (foody): Makanan yang paling dicari-cari kalau lagi liburan keluar negeri, karena tiap daerah punya tipe street foodyang beda-beda. Umumnya harganya terjangkau dan ga bikin kenyang, jadi cocok kalau pas lagi liburan karena biar bisa cobain semakin banyak makanan di negara orang. (IG: @meychecicilia)

31.  Frengky (foody): “You are what you eat”, selagi masih muda dan berada ditempat yang spesial, tidak ada salahnya untuk mencoba makanan unik dan khas di setempat. YOLO~ fufufu (IG: @frenchesis, Twitter: @frenchesis)

32.  Didith Soepranyoto (a backpacker lady): For me street food is food with local taste in reasonable price. A real traveler will looking for street food as one of must do things of a place.

33.  Bey Tobing (penulis): Enak-enak tapi kurang percaya kualitasnya. (Twitter: @beyT_ , IG: @beytobing)

34.  Dian (karyawan swasta yang penuh syukur): For me, street food is makanan pingir jalan yang pake kata “syukur”. Syukur-syukur enak, kalo enak beneran ya syukur beneran. Syukur karena sanggup dan mau beli, kenapa mau? Karena terkadang belon tentu murah juga she bro. Syukur seringnya sih perut gue gak sakit perut makan di situ, kalo sakit ya besok tetep datang lagi. Syukur karena pilihannya banyak. Syukur karena ikut meramaikan rakyat pasaran. Syukur kadang-kadang gue pikir suara gue yang jelek ini lebih bagus dikit dari pengamen. (Email: dian.shine99@gmail.com, Twitter: @smiley99)

35.  Dika (arsitek foody): Street food = makanan cepat saji beraneka ragam yang umumnya punya cita rasa yang sederhana tapi khas karena kesederhanaannya itu.

36.  Even Dju (penikmat street food): For me, street food can be delicious and cheap. But as you know, sometimes the sanitary standards are not up to par as they are in the restaurant. Most of it was fresh and delicious, but most street food vendors have poor hygiene. Overall, street food is often cheap, tasty, plus there’s no better way to taste the food of the people – those cheap eats enjoyed by locals of all ages and incomes. (IG: @evendju, Twitter: @evendju)

37.  Natalya (seorang yang demen jalan-jalan): Pada umumnya sih makanan standar tapi enak secara penyedap makanannya banyak. Variasinya secara umum juga itu-itu aja.

38.  Dinda Arkayana (pecinta street food): Memiliki keunikan dan dicari orang karena rasanya yang unik dan harga yang bersahabat. Street food merupakan sahabat bagi pecinta kuliner.

39.  Fransiska Susianti (ibu rumah tangga): Dijual di pinggir jalan, murah dan makanannya simple, siap saji, cepet nyiapinnya.

40.  Harry Sastrawan (pengangguran yang lagi usaha): Street food itu makanan yang dijual di street. (Twitter: @har_haarr)

41.  Veronica Eriana (ibu dari Odilia Kinar, istri dari Setyawan Suryanto, puji Tuhan masih menjadi karyawan swasta dan nyambi-nyambinya jadi tukang foto keliling, jualan macaroni, dll): Street food … karena saya suka makan jadi street food buat saya hal yang menyenangkan … walaupun kalo terlalu ekstrim menunya ya males nyoba. Selain itu sambil makan alangkah senangnya yaaa kumpul sama temen-temen. (FB: Et Sentio Photography, IG: @erianaire_etsentio)

42.  Fetty (traveler): Street food for me is food sold on the street or public area with portable stall. The price is cheap and affordable to all people. (Twitter: @fettyokli)

43.  Hars (Chinese Language translator): Street food bagi saya adalah feel from heart, merasakan keramahan penjual, merasakan enaknya masakan, merasakan rasa antar orang. (IG: @harsuti)

44.  Emmilia Hapsari (karyawan galau dan foody): Apa yang ada dipikiran saya , ketika mendengar kata street food adalah kuliner tradisional yang terletak di pinggir jalan, dengan harga yang murah dan juga enak. Namun seiring berkembangnya zaman, kata “street food” itu sendiri telah banyak berubah arti, kuliner yang diajajakan pun beragam, dari tradisional, modern bahkan campuran antara keduanya. (Twitter: @shititsemily, IG:@shititsemily)

45.  Adi Priguna (seorang psychopath, sociopath, streetpath, culinapath yang juga penikmat seni memasak): Makanan modelan dimsum, potongan kecil-kecil gitu, muat di mulut dalam sekali lahap. Ngenyangin tapi ga kenyang-kenyang amat. Jajanan situasional, biasanya suasana malam hari, menyesuaikan cuaca. Cepat saji, praktis dimakan. Murah meriah damai sebanding dengan kualitas.

46.  Feddy HD (professional dan traveler): sesuatu (makanan) yang wajib gue cobain setiap traveling ke suatu daerah. Biasanya di street food jita bisa nemuin kuliner yang benar-benar khas kota tersebut. Murah meriah, suasananya seru, bisa berbaur dan ngobrol dengan orang lokal, ga seperti kalo kita makan di resto. (IG: @feddy_hd, Twitter: @feddyhd)

No comments:

Post a Comment