View from Abdulrahman Saleh Airport - Malang - East Java - Indonesia |
Tiba di Bandara International Soekarno Hatta (Soetta) sedikit lebih awal, dengan gembolan kecil, saya melalui proses check in dengan cepat sekali dan memasuki satu-satunya executive lounge di Soetta Terminal 1B ini. Menjadi satu-satunya executive lounge di Terminal 1B, membuat kondisi lounge ini sesak dan cukup panas. Makanan dan minuman juga ala kadarnya, tetapi memiliki smoking area yang cukup nyaman. Tidak memakan waktu lama menunggu dalam lounge yang cukup crowded ini dan saya pun segera menuju ke boarding waiting room.
Senangnya terbang dengan first flight adalah jarang banget ada delay. Relative on time, maka saya pun terbang ke Malang dengan durasi 1 jam lebih sedikit. Mendarat dengan mulus di Bandara Abdulrahman Saleh (BAS), saya tidak disambut lagi dengan greeting aksara Jawa, karena semua pesawat komersial domestic diarahkan ke gedung terminal baru (khusus komersial) yang belum juga berusia 1 tahun ini, sedangkan “sugeng rawuh”-nya ada di terminal lama khusus militer.
Bagi penumpang yang tidak ada jemputan, dalam artian, kudu naik taxi, pihak BAS menyediakan hanya 1 jenis taxi yang pembayarannya dilakukan di muka, di loket resmi taxi bandara yang terletak di dalam terminal kedatangan. Taxi yang tidak dilengkapi dengan argo ini mematok harga yang sangat mahal. Bagi saya yang menuju ke rumah mama di daerah Purwantoro, saya harus merogoh kocek sebesar Rp 60.000,- (2 kali lipat dari jika naik taxi biasa/umum). Tapi mau gimana lagi, kebetulan semua berhalangan menjemput saya, dan penumpang dari BAS ke tujuan manapun diharuskan naik taxi ini (karena di luar gedung juga tidak tampak taxi umum lainnya), sedangkan untuk menuju ke BAS, taxi apapun bebas masuk mengantar. Mendapatkan alternative semakin sulit karena belum ada jalur angkutan umum dalam bentuk apapun kecuali taxi yang bisa masuk sampai ke BAS.
Taxi pun melaju keluar dari komplek BAS dan alih-alih menuju langsung ke rumah mama, saya mengarahkan taxi ke Kantor Kecamatan Blimbing (di daerah Arjosari dan saya harus menambah biaya taxi lagi karena jalur yang melenceng dari jalur tujuan yang sudah saya bayar sebelumnya) untuk menjemput kakak saya yang sebelumnya telah tiba di kecamatan untuk memasukan surat undangan pegurusan e-KTP ini. Memasuki halaman Kantor Kecamatan Blimbing sekitar pukul 08.00 WIB, tampak tumpukan manusia sudah antri hingga membeludak sampai di halaman kantor tersebut.
Informasi yang saya dapat dari kakak saya, kerumunan orang antri tersebut sudah ada sejak pagi-pagi benar tadi dan menunggu giliran pendataan electronic e-KTP pada pukul 08.00 WIB (undangan saya untuk pukul 13.00 WIB). Informasi lain yang saya dapat masing-masing Kantor Kecamatan bisa memiliki sistem dan prosedur yang berbeda. Jika di Kantor Kecamatan Blimbing peserta diharuskan memasukan undangan untuk antri penerimaan no antri untuk proses pendataan (2 kali antri), maka di kecamatan lain ada juga yang undangan yang dibawa langsung ditukarkan dengan nomor antrian (antri 1 kali).
Taxi kembali meluncur ke tujuan utama yaitu rumah mama saya di daerah Purwantoro. Setibanya saya langsung disambut dengan sarapan sederhana nan nikmat (haduh beneran perut keroncongan), sekaligus sebagai pembuka kuliner hari ini.
Setelah bercengkrama dengan keluarga dan sempat mengistirahatkan badan sebentar (entah tiba-tiba kepala saya berat dan pusing sekali) beberapa teman menjemput saya untuk undangan makan siang dan sekaligus mengantar saya ke Kantor Kecamatan Blimbing seusainya.
Menu kuliner kami siang ini adalah Rumah Makan Janur Kuning di Jalan Ciliwung (lokasi sementara karena loaksi utama di Jl. Letjen S. Parman sedang direnovasi). Bagi orang Malang tentunya tidak asing lagi jika saya menyebut nama depot yang popular meyediakan menu-menu khas Jawa Timur (khususnya Malang) seperti Nasi Rames, Nasi Rawon, Nasi Soto, Nasi Krengsengan, Nasi Bali Daging, Ayam Bakar, Ayam Bumbu Rujak, dll. Depot satu ini memang sudah puluhan tahun berdiri di Malang dan memiliki langganan dari segala jenis umur dan golongan.
Kali ini menu pilihan saya adalah Nasi Rames (nasi, kering kentang, mie goreng, tahu bali, sambal) dan ayam bumbu rujak, yummy :) ditemani dengan krupuk dan es jeruk nipis.
Lepas lunch kami segera menuju ke Kantor Kecamatan Blimbing di daerah Arjosari. Sekitar pukul 12.30 WIB saya telah memasuki ruang tunggu yang tampak lebih lengang dari pagi tadi (mungkin karena masih banyak yang Jumat’an) dan menemukan bapak-bapak panitia sudah memulai memanggil nama-nama antrian-antrian yang ternyata masih berasal dari tumpukan undangan pukul 08.00 WIB, fiuh bakalan lama nih nunggunya :(
Ke-crowded-an kantor ini semakin meriah dengan lengkapnya penjaja makanan dari gerobak nasi soto ayam, bakso, gula kapuk (harum manis), cimol, dll. Ah sayang saya sudah kenyang kalau tidak bisa jajan di sini nih.
Asik-asik menunggu eh ga taunya ketemu teman SMA yang terakhir ketemu (sebentar aja) tahun 2009 kemarin haha, lumayan nih sambil nunggu antrian, sambil “reuni” kecil. It always fun to talk about high school’s memories.
Singkat cerita saya menunggu dan menunggu Setelah nama dipanggil, saya diberikan nomor kecil antrian (1117) untuk saya pakai antri di lantai 2 (kantor yang sama). Menunggu dan menunggu sampai akhirnya tiba giliran saya melakukan pendataan electronic e-KTP yang antara lain meliputi:
- Foto digital
- Rekam kornea mata
- Rekam 10 sidik jari plus tambahan 2 jari telunjuk lagi
- Tandatangan electric
- Konfirmasi data yang akan tertera di e-KTP
Setelah pendataan selesai, saya harus menuju ke meja absen sambil membawa surat undangan saya untuk tandatangan absen dan menerima stempel pada nama saya di surat undangan tersebut, sebagai tanda bukti pengambilan e-KTP nantinya, yang tetap tidak bisa diwakilkan karena pengambilannya menggunakan verifikasi sidik jari.
Melenggang keluar Kantor Kecamatan Blimbing, waktu menunjukkan sekitar 16.00 WIB fiuh lama juga antrinya. Celingak-celinguk sebentar di pinggir jalan, susah sekali cari taxi di Malang, sebelum akhirnya saya putuskan untuk jalan sebentar ke Araya Plasa yang tidak jauh dari Kantor Kecamatan tersebut. Sesampai di mall ternyata saya harus menunggu lagi sejenak karena armada taxi-nya sedang kosong.
Rasa cape dan letih yang ada segera raib, ketika saya menemukan kue tart dari keluarga dengan ucapan Happy Birthday menyambut saya di rumah. Terharu dan senang (ultahnya sih udah lewat) bercampur dengan taste dari cake tersebut yang chocolate or die, sedapppp. Cake ini didominasi oleh semacam chocolate mousse dengan layer chocolate cake tipis dan white cream serta berry jam jelly produksi dari Dragon Phoenix Restaurant, Chinese food restaurant jadul yang masih mempertahankan originalitasnya dalam menyajikan inovasi-inovasi baru dalam menunya dan mulai menggebrak Malang dengan bermacam cake-cake andalannya.
Singkat cerita lagi, aktifitas saya hari pertama berakhir di sana, kecuali petangnya keluar sebentar dengan teman-teman untuk dinner.
Hari kedua saya di Malang saya awali lagi dengan kuliner ala rumahan yaitu menyantap menu-menu favorit keluarga dan menjelang siang saya dan beberapa teman mengobati kerinduan saya pada cui mie malang.
Ayam Lodoh |
Pihan kami kali ini adalah Depot Mie Sutoyo yang jelas terletak di Jl Letjen Sutoyo yang merupakan cabang dari Cui Mie Klenteng yang dikelolah oleh Bp Mulyadi (A Fuk) yang kebetulan juga teman kuliah saya back when I was in college (MCE). Porsi yang tidak terlau meluap, membuat cui mie ini sangat pas buat brunch/snack berat yang ditemani dengan bakso goreng dan cah yan serta dilengkapi dengan rasa saos sambal (homemade) dan acar yang pas banget asam mansinya. 1 porsi cui mie dipatok dengan harga yang relative murah (mulai Rp 14.000,-).
Lepas dari cui mie yang bikin ketagihan itu, saya dan teman-teman memutuskan untuk jalan-jalan di Laylay Supermarket (daerah Semeru) yang merupakan supermarket local terlengkap di Malang termasuk kue-kue basah khas Malang dan penganan oleh-oleh khas Malang.
Keluar dari Laylay, alih-alih ngopi di Laylay (selain supermarket juga tersedia coffee café), saya dan teman-teman melaju sebentar kearah Tugu dan berhenti di coffee café favorit saya di Malang yaitu Java Dancer. Menu-menu favorit saya di sini adalah Mochaccino, Cappuccino, Crispy Tofu dan Bread Pudding. Yummy dan selalu membuat saya ingin kembali dan kembali. Apa yang lebih nikmat dibandingkan dengan nyeruput minuman panas dan ngunyah snack yang maknyus di café kecil yang bertema Wayang Jawa dengan semilir sejuknya angin di Malang.
Malam kedua dan terakhir di Malang (untuk kunjungan kali ini tentunya) kami tutup dengan menjajal salah satu resto baru di Malang yang terletak di Jl Simpang Willis bernama Wing United. Dari namanya sudah bisa ketebak bahwa menu utama di resto ini adalah chicken wings. Yummy. Chicken Wing yang ditawarkan ada 8 macam rasa, dari smoke BBQ, Atomic, Cajun, Buffalo, dll. Well sebenarnya saus dari chicken wings tersebut lebih seperti dipping sauce yang dimasak dengan chicken wings-nya. Sebagai side dish tersedia juga french fries, curly fries, nasi putih dan cole slaw, selain menu lain seperti burger dan beberapa pilihan dessert dan beverage. Bagi NON penggemar chicken wings, ga usah kuatir, di Wing United juga tersedia chicken boneless (kecil-kecil) yang dimasak juga dengan ke 8 pilihan sauce. Sangat menyenangkan melihat Malang mempunyai resto yang mengkhususkan diri pada chicken wings. Kondisi restonya sendiri menurut saya (so far, krn masih baru) bersih, pelayanan cukup, dekor dan kenyaman cukup serta chicken wings-nya yang tasty, yummy. Bagi penggemar masakan pedas, monggo saya rekomendasikan Chicken Wings dengan sauce Atomic Extra, sumpah mantap gan.
Tak terasa malam semakin larut dan pagi menjelang. Setelah sarapan dengan menu favorit keluarga saya yang lainnya (sambil bungkus juga buat lunch and dinner di Jakarta nanti haha) maka dengan berat saya pun harus berpisah lagi dengan mama dan kakak-kakak saya tercinta.
Cukup pagi juga saya sampai di BAS (sekitar pukul 06.30 WIB) dan saya menemukan bahwa BAS masih hampir kosong dan gate masuk ke dalam bangunan terminal baru dibuka pukul 07.45 WIB hadeuhhh. Well well sebelum terbang balik bergabung kembali dengan panas dan polusi di Jakarta, maka saya manfaatkan jeda waktu tersebut untuk berjalan-jalan di sekitaran BAS yang masih asri dan hijau dikelilingi sawah, kebun dan hamparan rumput ilalang, dilatar belakangi perbukitan di kejauhan.
No comments:
Post a Comment