Sunday, March 11, 2012

My Great Memories in Hanoi and Ha Long Bay – Vietnam Part 2 End

Ha Long Bay
Sambungan dari “Coretan Ceritaku di Ho Chi Minh City dan Tay Ninh - Vietnam Part 1”

Day 1:
Welcome to Saigon/Ho Chi Ming City (HCM)
Day 2:
Tran Nguyen Han Statue – Ben Tanh Market – Ho Chi Minh City Museum – HCM City Hall – Notre Dame Basilica/Cathedral – HCM City Central Post Office – Reunification Palace – War Remnants Museum – Water Puppet Show – Trung Nguyen Coffee Café
Day 3:
Cao Dai Temple/Tay Ninh – Cu Chi Tunnel – HCM City Opera House – Saigon Square

dan sekarang waktunya bercerita tentang kenangan indah saya di Hanoi dan Ha Long Bay :)

untuk short version, please read > smiley hanoi dan mystic halong bay

Day 4
Ho Chi Minh City
Pagi ini tanggal 17 Februari 2012 tanpa menyantap breakfast di Luan Vu Hotel, pukul 06.00, kami harus segera menaiki mobil jemputan kami (yang kami pesan sebelumnya di Luan Vu Hotel) yang akan mengantar kami ke Bandara Internasional Tan So Nhat (TSN). Setelah menyempatkan diri untuk berpamitan dengan mbak-mbak Luan Vu Hotel dan berfoto sedikit, maka kami segera bertolak ke TSN dengan durasi 15 menit saja karena pada dini hari itu, jalanan di HCM sepi sekali.

Memasuki TSN bagian domestik kami segera menuju ke counter check in Jetstar (tidak bisa web check in) dan proses rutin pun terjadi dari check dokumen sampai cek bawaan di cabin dan yupe tanpa ditimbang pun backpack saya dan 2 orang teman sudah di”cap”over dimensi yang intinya harus masuk bagasi. Hiks walhasil harus keluar dana lebih untuk membeli quota bagasi. Berhubung ada 3 backpack yang harus masuk ke bagasi maka kami dikenai biaya 500.000 VND (untuk bertiga, nasib-nasib).

TIPS:
Tidak ada perbedaan antara waktu diseluruh Vietnam dengan WIB)
Di Vietnam (baik HCM maupun HN) semua maskapai sangat ketat dalam mengijinkan bawaan masuk ke cabin baik di Jetstar maupun Airasia.
Jetstar: 7 kg dengan panjang/tinggi maksimal 48 cm
Airasia: 7 kg dengan panjang/tinggi maksimal 59 cm
(7 kilo lebih sih gpp plus 1 tas laptop dan 1 tas kecil)
Jangan kaget jika di Vietnam untuk masuk ke airport khususnya domestik, scan bawaan hanya ada pada saat mau masuk ke boarding lounge dan selain menunjukkan bording pass, kami harus menunjukkan pula passport kami atau ID Card bagi penduduk lokal. Lha gimana kalo benda terlarangnya dimasukin bagasi yah? kan jadinya pasti lolos :D

Selesai urusan per-check-in-an maka kami pun memasuki ruang tunggu dan segera mengincar beberapa café untuk tengok-tengok menu yang ditawarkan, belum makan pagi ini jadi lapar sangat. Sementara beberapa teman asyik mengunyah sandwich yang dipesan saya lebih memilih cake yang malam seblumnya saya beli di supermarket.

Hanoi
Pukul 08.20 kami officially lepas landas dari TSN menuju ke Bandara Internasional Noi Bai (NB) – Hanoi (HN) yang kami tempuh dalam durasi 1 jam 45 menit dengan tenang … em tidak kali ini karena kondisi dalam pesawat ribut sekali dengan celoteh penduduk lokal yang simpang siur hehe. Bahkan pada saat pesawat berjalan menuju landasan pacu, masih ada yang nelpon melalui handphonenya, hadeuh ... dan detik yang sama pada saat roda pesawat menyentuh landasan landing, suasana lebih meriah lagi karena semua handphone mendadak nyala semua tang ting tung tang ting tung (baca juga cerita saya pas landing dari NB ke TSN pada Day 8, paling parah dah).

Keluar dari badan pesawat, kami langsung disambut cuaca yang sejuk berangin dan semakin dingin nantinya, sekitar 18º C. Setelah mendapatkan bagasi masing-masing, kami melangkah keluar dari gedung terminal dan sudah disambut oleh driver pick up service kami dari Rising Dragon Hotel (hotel). Yupe, untuk di HN kami juga memanfaatkan jasa pick up service dari hotel dengan harga lebih mahal 1 USD dari Luan Vu Hotel karena memang letak NB sedikit di pinggir kota, kurang lebih 1 jam ke Old Quarter (Hoan Kiem District) dimana hotel kami berada.

Dalam perjalanan ke hotel, kami sempat heran kok ada 1 penumpang lagi yang gabung dengan mobil yang seharusnya hanya melayani kami (satu pesawat juga tadi di udara). Bisik-bisik teman saya keukeuh untuk mengkonfirmasi hal ini ke pihak hotel nantinya karena meskipun tidak merugikan apapun bagi kami tapi tetap saja harga yang kami bayar itu untuk carter mobil private gitu.

TIPS:
Beda dengan HCM, seperti halnya di Indonesia, yang memiliki 2 musim yaitu kemarau dan hujan (meski tetap saja HCM lebih sejuk ketimbang Jakarta), di HN, dan sebagian wilayah Utara lainnya, memiliki 4 musim yaitu panas, gugur, dingin dan semi (tetapi tidak ada salju). Suhu musim panas di HN ter-ekstrim bisa mencapai 38º C sampai 40º C. Menurut Dung waktu yang ideal untuk berlibur ke HN dan sekitarnya (include HLB) adalah musim gugur dimana hawa tidak terlalu panas tapi juga tidak terlalu dingin. Ditambahkan pula oleh Dung bahwa musim semi bisa lebih dingin dari musim dingin (khususnya di HN) karena pada musim dingin tidak “ketambahan hujan” seperti pada musim semi.
Musim Panas: Mei - Juli
Musim Gugur: Agustus - October
Musim Dingin: November - Januari
Musim Semi: Februari - April

Melintasi HN menuju ke Old Quarter kami menemukan bahwa kondisi lalu lintas di HCM dan HN sama aja, aka 11 12 hehe dan dipastikan bakalan sport jantung terus setiap menyeberang, terutama pada jalan yang lebar banget (tapi sedikit lebih PD karena sudah ditraining di HCM).

Waktu 1 jam kami tempuh dengan relatif tenang dan lancar, sebelum kami men-drop penumpang gelap yang ternyata menginap di Rising Dragon Hotel juga tetapi dengan lokasi yang berbeda (ada 4 cabang Rising Dragon Hotel di Old Quarter). Tidaklah terlalu jauh melaju lagi sehingga kami akhirnya tiba juga di hotel kami yang terletak di Jalan Hang Be. Keluar dari mobil kami langsung disambut oleh bell boy dan receptionist dari hotel yang bernama Bong (nona), what a nice first greeting :) Kami dilarang mengangkat backpack kami sendiri dan segera digiring ke area breakfast yang mana tersedia air mineral, kopi dan teh yang tanpa babibu segera dihidangkan panas-panas (saat ini kami sudah kedinginan). Sembari kami sruput tuh minuman panas-panas (sedap...), Bong mulai mengajak kami ngobrol ngalor ngidul dan teman saya pun mengkonfirmasi tentang keberadaan si “penumpang gelap” tadi dan Bong cukup kaget dengan hal ini dan segera menginformasikan ke managernya (David). Setelah beberapa saat baru jelas permasalahannya, ga taunya tuh penumpang gelap asal aja melihat papan nama teman saya dengan nama hotel yang dipegang oleh driver penjemput kami dan rupanya doi nebeng gitu (mbok yah ngomong ke kita gitu huh). Walhasil Bong dan David berulang kali meminta maaf meskipun kami sih fine-fine aja, no big deal.

Sejenak kami menunggu proses check in sambil tetap nyruput teh dan kopi, babak kedua haha, ketika Bong kembali dan bilang ada good news buat kami, yang meski tidak diucapkan tetapi tersirat karena masalah penumpang gelap tadi, bahwa untuk 1 malam ini kamar kami akan di-up-grade (yeehaw) dan untuk tour 2 hari 1 malam di HLB, yang kami beli juga dari hotel, akan di-up-grade juga (2 kali yeehaw) :)

Singkat cerita, kami “mendarat” di kamar yang bagus dan nyaman (ada AC, tapi di musim semi gini tanpa AC pun kami sudah kedinginan), bongkar muat seperlunya (karena kami hanya 1 malam saja sebelum ke HLB esok harinya) dan mulai melangkah keluar hotel untuk lunch di daerah dekat hotel dengan menu “lagi” pho (cocok banget dengan udara dinginnya hehe). Setelah lunch kami menuju ke persinggahan pertama kami di HN yang duingin ini yaitu Hoan Kiem Lake dengan “lonely” Turtle Pagoda-nya serta Ngoc Son Temple dengan jembatan merahnya. Untuk menuju Hoan Kiem Lake, kami dari hotel hanya perlu jalan kaki sekitar 5 menit saja (yupe, hotelnya deket banget ama Hoan Kiem Lake).

HN memang terkenal dengan sebutan kota danau karena memang literally ada banyak sekali danau di HN, termasuk salah satunya adalah Hoan Kiem Lake yang menjadi icon dari HN bagi para turis. HN sendiri dalam bahasa setempat berarti City Inside The River karena memang secara geografis, HN dikelilingi oleh sungai-sungai.
Lepas dari lokasi Hoan Kiem Lake yang memang berada di Old Quarter - Hoan Kiem District (notabene Old Quarter adalah daerah turis utama di HN), saya tidaklah heran jika danau yang satu ini menjadi icon dari HN karena memang cantik sekali. Ukuran Hoan Kiem Lake tidaklah terlalu luas bahkan relatif kecil untuk ukuran danau tapi sangat indah dengan bermacam dan banyak pepohonan besar yang berjajar di sekeliling danau yang menaungi kursi-kursi yang banyak tersedia untuk duduk-duduk menikmati pemandangan danau dengan air hijau zamrud-nya di tengah hiruk pikuk sibuknya HN.

Red Bridge - Ngoc Son Temple - Hoan Kiem Lake - Hanoi
Hoan Kiem Lake - Hanoi
Hoan Kiem Lake - Hanoi
Cukup lama kami menghabiskan memori digital camera kami di sini karena memang semua sudut sepertinya layak diabadikan (haha alasan) sebelum akahirnya kami melangkah ke jembatan merah yang akan menyeberangkan kami ke Ngoc Son Temple (letaknya dalam sebuah pulau kecil di pinggiran Hoan Kiem Lake). Temple “jadul” yang hingga sekarang masih aktif dengan luas yang sangat kecil tetapi memiliki sudut-sudut pandang yang luar biasa ke arah Hoan Kiem Lake. Salah satu sudut pandang di Ngoc Son Temple favorit saya ada di bagian belakang dari temple ini (seperti dermaga kecil) yang langsung mengarah ke Turtle Pagoda yang ter”isolasi”, really really mesmerize. Ingin rasanya hati ini untuk berlabuh di Turtle Pagoda tetapi pagoda bertingkat pendek yang terletak di dalam pulau ke 2 (hanya ada 2 pulau) di Hoan Kiem Lake yang sangat kecil sekali tersebut tidak untuk dikunjungi turis,

Puas dengan Hoan Kiem Lake dan Ngoc Son Temple, kami melangkahkan kaki ke Dong Xuan Market yang terletak di ujung Jalan Hang Ngang (masih di Old Quarter). Tepat di depan Dong Xuan Market, sebelum kami menyebrang jalan untuk memasuki bangunan ini, ada ibu yang menawari saya penganan, yang sedari tadi saya lihat banyak di jual di jalan-jalan di daerah Old Quarter ini, yang sangat menggugah selera dengan gula-gula yang melumuri penganan tersebut. Iseng-iseng saya nanya berapaan dan dijawab per bijinya 5.000 VND (doi keluarin duit gojeng-an) dan setelah tawar-menawar akhirnya harga akhir adalah 2.000 VND per biji hehe, jadi deh saya beli 3 dan teman saya satu lagi juga turut beli 3. Penganan berlumuran gula tersebut tak lain tak bukan seperti roti goreng, crunchy di luar dan soft (sedikit kopong) di dalam, tidaklah spektakuler tetapi yummy juga menurut saya, i like it.

Dong Xuan Market  sendiri sepenerawangan saya (karena ga masuk sampai dalam, begitu melihat di bagian dalam tidaklah terlalu menarik buat kami) terdiri dari 2 lantai yang bagian dalam lebih didominasi baju, aksesoris sehari-hari layaknya Mangga Dua. Jadi kami lebih “muter-muter” di bagian depan-depannya saja. Beberapa teman iseng-iseng membeli kacang-kacangan (biji lotus dan almond) khas yang banyak di jual di sini maupun di Ben Tanh Market – HCM dan setelah tawar-menawar ternyata jauh lebih murah lho.

TIPS:
Biji Lotus: Ben Tanh Market per 500gr 125.000 VND di Dong Xuan Market per 500gr hingga 90.000 VND
Almond: Ben Tanh Market per 500gr 140.000 VND di Dong Xuan Market per 480gr hingga 100.000 VND

Puas di Dong Xuan Market dan dalam perjalanan kembali ke hotel unutk rehat dan refreshment, kami sempatkan untuk melipir ke mini market dekat hotel dan menemukan bahwa air mineral di sini untuk ukuran 1.5lt rata-rata di harga 10.000 VND, jadi lebih murah di HCM yang bisa kami peroleh dengan harga hingga 7.000 VND.

Petang hari menjelang dan dengan kesegaran baru, kami mulai menyusuri kembali jalanan Old Quarter ini untuk mencari sebuah restaurant di Jalan Ma May (dekat dengan Hang Be) bernama New Day Reataurant yang sangat di rekomendasikan baik oleh Bong maupun Dung (receptionist lainnya, nona) yang kami temukan dalam kondisi ramai sekali. Hm penasaran juga ini restaurant kok ramai banget. Iseng-iseng kami baca buku menunya, well kayak restaurant chinese food di Indonesia pada umumnya yang menyediakan menu makanan untuk sharing. Sedang asik-asiknya ngelihat buku menu (terletak di depan toko biasanya) kami diarahkan menuju ke bagian dapur terbukanya, haha antara bingung dan kepingin tahu, kami menurut saja dan ternyata bisa juga kita pesan ala warteg Indonesia aka nasi seporsi di piring dan kita milih lauk pauk untuk porsi personal aseekkk. Setelah pilih ini itu, harga dicatat oleh semacam bagian bill-nya (tidak ada harga per menu sih, jadi pesennya juga sambil deg-degan) kami langsung disuruh naik ke lantai atas karena meja di lantai bawah sudah penuh sesak. Tidak menunggu terlalu lama sebelum pesanan kami diantar ke meja dan memang rasanya enak meskipun (setelah bayar di kasir) relatif lebih mahal tetapi worthed lah.

Di New Day inilah pertama kalinya saya menemukan menu lauk cukup ekstrim yaitu semacam larva kupu-kupu (dijelasin ama yang jaga tapi doi ga bisa Bahasa Inggris hiks) di oseng-oseng kering gitu. Dengan tekat bulat akhirnya saya beranikan untuk mencoba dan rasanya lumayan meskipun not my favorit juga. Teksturnya menyerupai hati ayam dengan rasa yang lebih tawar, well untuk porsi sedikit boleh tapi kalau banyak eneg juga.

TIPS:
Ada baiknya selalu membawa Norit atau Incidal jika traveling, buat jaga-jaga aja, contohnya pas malam habis makan larva tuh, tiba-tiba badan saya banyak bentol-bentol kayak digigit nyamuk. Gimana digigit nyamuk lha wong seluruh badan tertutup rapat ama jaket, celana panjang, syal sampai kaos kaki. Untungnya begitu saya minumin Incidal, besok paginya sudah hilang.

Dari makan malam langkah kaki kami mengarah tak jauh ke Jalan Hang Dao untuk melihat dan menikmati “weekend” Night Market yang jelas hanya buka pada hari Jumat sampai Minggu, mulai jam 19.00 sampai almost tengah malam. Night Market ini rata-rata terdiri dari banyak sekali tenda-tenda temporary yang berjajar di tengah jalan raya (jalan ditutup untuk kendaraan) dan beberapa penjual yang kadang hanya menggelar dagangannya saja dari Jalan Hang Dao sampai ke Jalan Hang Ngang, sedangkan toko-toko permanent rata-rata tutup semua meskipun ada beberapa yang ikutan buka juga.
Di Night Market ini bisa ditemukan apa aja dari baju, souvenir, aksesoris, mainan, kaos-kaso Vietnam sampai makanan-makanan ringan/penganan khas dari kota/penduduk lokal HN. Seperti penganan yang dicoba oleh teman saya yaitu semacam jagung (protolan jagung) yang dioseng dengan minyak, butter serta gula pasir dan terakhir ditaburin ebi kering (enak kok, saya ikutan nyobain).
Weekend Night Market - Hanoi
Semakin malam hawa semakin dingin menggigit dan alih-alih balik ke hotel, sebagian dari kami memutuskan untuk ber-wine ria dulu. Kami mencoba mencari tempat kami tadi makan siang karena di tempat itu dijual wine lokal (Dallat Wine) dengan harga murah yaitu per gelas hanya sekitar 22.000 VND saja dan per botol ukuran 750ml hanya sekitar 90.000-an VND. Sayang kami tidak dapat menemukan kembali restaurant itu, mungkin sudah tutup. Langkah kaki kami bertiga akhirnya terhenti juga di restaurant tepat di seberang New Day (lupa namanya) yang menyajikan bermacam-macam wine pula (tetapi sayangnya tidak menjual Dallat Wine per gelas dan lebih mahal) dengan harga per gelas mulai dari 50.000 VND.

DAY 5
Hanoi
Pagi yang ternyata lebih dingin dibanding hari sebelumnya, karena diiringi hujan yang cukup deras ini (asap mengepul lho dari mulut kalau kami ngomong di luar), kami buka dengan sarapan yang pilihannya beragam sekali (ada sekitar 8 jenis menu utama breakfast kalo ga salah) ditambah dengan free flow dari mineral water, teh, kopi dan juice serta potongan besar roti baguette beserta butter, selai, dll.

Note:
Di Rising Dragon Hotel mineral water, teh dan kopi selalu tersedia dan bisa diminum kapan saja selama 24 jam sehari dan dimana saja aka sehabis ambil tuh kopi atau teh di area breakfast, minuman sekaligus gelasnya bisa dibawa ke dalam kamar.

Pukul 08.00 kami dijemput oleh Halong Party Cruise (cruise) yang akan membawa kami berlayar di HLB selama 2 hari 1 malam. Seperti biasa kami harus muter-muter dulu menjemput peserta lain hingga 15 orang (termasuk kami) dan berkumpul dalam mini bus yang relatif lebih hangat daripada hawa di luar. Lengkap jemputan maka kami pun bertolak ke HLB dengan di-tour leader-i oleh Jeremy yang (thanks God) Bahasa Inggrisnya bagus.
mini bus: HN to HLB as well from HCM to TN
Perjalanan ke HLB di tempuh dengan durasi sekitar 3 jam (kurang lebih 160 kilometer dari HN). Dalam perjalanan ini pula Jeremy sedikit banyak menceritakan sedikit tentang HN dan HLB termasuk acara-acara yang nantinya akan kami nikmati di HLB serta larangan untuk membawa minuman keras ke dalam cruise (karena harus beli di cruise), tetapi diijinkan jika ingin membawa minum non alkohol dan snack-snack. Paket tour ini memang sudah include admission fee masuk ke tempat wisata dan aktifitas selama tour (jika ada) dan 4 kali makan kecuali minum yang hanya disediakan pada saat makan pagi, sedangkan untuk makan siang dan malam, kami harus membeli minum di cruise (boleh sih jika punya air mineral, ga perlu beli minum lagi, tapi harga minuman di cruise meskipun jelas lebih mahal tetapi masih affordable lah, ga nggetok banget).

Note:
Menurut Jeremy, menjawab pertanyaan kami tentang banyaknya pasangan yang kami lihat sedang melakukan foto pre-wedding baik di HCM maupun di HN, musim semi di Vietnam (baik utara maupun selatan) adalah musim pernikahan di Vietnam.

Di tengah perjalanan kami mampir untuk quick break di Dai Nghia Reataurant yang mana adalah sebuah restaurant yang menyajikan aneka minuman dan snack (termasuk beberapa menu makanan berat), di tempat ini pula dijual bermacam post card, souvenir, uang kuno Vietnam serta banyak sekali patung-patung dari yang kecil hingga yang segede gaban.

Perjalanan kami lanjutkan lagi dengan tenang karena sebagian besar tertidur dalam balutan jaket dan syal karena cuacanya yang dingin. Oh yah jumlah rombongan kami bertambah 2 orang menjadi 17 orang dan nantinya akan bertambah menjadi 22 orang pada saat check in ke cruise. Rombongan kami cukup beragam meski didomonasi oleh orang-orang Eropa. Selain kami berlima yang dari Indonesia tidak ada lagi yang dari Asia, sisanya dari Belanda, Argentina, Italia, USA, Swiss, Colombia, Rusia, UK dan German.

Ha Long Bay
Informasi yang kami dapat bahwa di HLB sedikit lebih hangat dari HN ternyata boong-an belaka. Sesampai di HLB ternyata kami disambut hawa dan angin yang lebih kencang dan dingin (sekitar 13º C hingga 15º C) daripada di HN, hadeuh mana kami hanya bawa jaket tipis, kaos tipis, syal seadanya (bahkan ada yang ga bawa celana panjang haha), pokoknya kostum kita salah banget dan ternyata juga dialami hampir oleh semua peserta haha. Pasangan peserta dari UK malah menyesal tidak bawa winter coat-nya karena sudah dipak dan ditinggal di hotel di HN sebab tidak menduga hawa akan sedingin ini di HLB dan surprise melihat saya hanya memakai sandal gunung serta teman saya yang hanya menggunakan sandal jepit. Walhasil tidak ada satu pun peserta di rombongan kami yang tidak mengigil kedinginan haha.
Misty Ha Long Bay
Dari dermaga sudah terlihat gugusan pulau-pulau (yang berjumlah ribuan, sekitar 1.900-an lebih kalau ga salah) di HLB yang terselimuti kabut yang cukup tebal (padahal sudah tengah hari lho) tetapi tidak menurunkan semangat kami untuk melihat dari dekat gugusan pulau yang masuk dalam keajaiban dunia alam ini. Tidak menunggu terlalu lama sebelum kami diberikan tiket masuk dermaga (include dalam paket tour) per orang dan diarahkan untuk turun ke dermaga menaiki kapal kecil yang akan membawa kami ke cruise dengan diiringi hujan rintik lembut yang ternyata adalah akibat kabut yang melingkupi HLB. Kapal cruise dari Halong Party Cruise yang kami naiki terbuat dari kayu yang terdiri dari beberapa lantai (di atas lambung kapal ada 2 level tertutup yang berisi kamar dan ruangan-ruangan lain dan 1 level teratas yang terbuka untuk berjemur). Memasuki cruise kami disambut welcome drink berupa lemon tea hangat, sedappp (yang ini jelasnya free yah).
The Halong Party Cruise
Setelah briefing sebentar oleh Jeremy, kami pun memasuki kamar masing-masing dan menemukan kamar tersebut bagus lho (kayak di hotel, yah memang sih ga semewah yang di kapal pesiar gede kayak Star Virgo dsb) dengan dilengkapi kamar mandi dalam (ada air panas tapi ada yang ga jalan juga hehe), brankas kecil dan kulkas kecil dengan jendela yang langsung mengarah ke arah HLB. Setelah menaruh barang-barang, kami semua kembali berkumpul di main hall yang berfungsi sebagai ruang makan, hall utama dan tempat party yang dilengkapi dengan LCD besar, music, karaoke dan lampu-lampunya serta bar. Naik ke level berikutnya ada dek tempat kita bisa berjemur, bar lagi dan area bermain kecil yang berisi fossball dan dart board. Meanwhile untuk level teratas hanya seluas separuh dari kapal dan hanya berisi tempat untuk berjemur saja.

Makan siang kami lalui dengan relatif tenang karena di meja kami hanya ada kami berlima (meja ditata hanya untuk kapistas 4 atau 5 orang semeja), sambil menikmati pemandangan dan goyangan kapal yang sesekali sedikit terasa dan sejauh mata memandang terlihat pula gugusan pulau-pulau HLB yang luar biasa. Yupe, meskipun berkabut tetap saja tidak mengurangi keindahannya malah membuat pemandangan pulau-pulau tersebut semakin misterius dengan tumpukan pulau-pulau tersamar kabut yang semakin kabur ke belakang, jika dilihat dari pandangan horizontal kami.
Ha Long Bay
Acara selanjutnya adalah kayaking dan meskipun hawa dan kabut yang kurang mendukung tapi tetap saja hampir semua peserta berminat dengan semangat yang luar biasa. Jadilah peserta kayaking kali ini tidaklah seperti gambar orang berkayaking yang alih-alih menggunakan pakaian renang/musim panas, kami semua menggunakan pakaian lengkap dengan jaket, syal, celana panjang dan sepatu untuk sebagian dari peserta yang memang tidak bawa sandal. Beberapa teman termasuk saya lebih memilih berkayaking ria di sekitaran dermaga kayaking sementar beberapa lagi mengikuti Jeremy hingga jauh melintasi pulau-pulau dan mengunjungi salah satu gua di salah satu pulau. Mengapa saya hanya berkutat di sekitar dermaga karena memang ini pengalaman kayaking pertama saya dan dengan menggunakan pakaian lengkap dengan satu-satunya celana panjang yang saya bawa ke Vietnam. Lepas dari itu, saya juga ga terlalu pede dengan yang namanya air, selain ga bisa renang (meskipun pake lifevest tuh) juga karena bukan fans dari yang namanya air.

Selesai berkayaking ria, kami kembali ke cruise dan menuju ke sebuah pulau (gugusan HLB) yang berpantai cukup lebar dan mempunyai puncak bukit yang bisa didaki karena tidaklah terlalu terjal dan tinggi. Beberapa peserta termasuk salah satu teman saya bahkan memilih tidak mendaki ke atas bukit tapi berenang. Yupe berenang dengan hawa 15º C atau bahkan kurang brrr... By the way, untuk berenang ada beberapa jalur seperti dari pantai ke cruise yang tertambat tidak terlalu jauh dari pantai, muter-muter aja di pantai serta (yang cukup ekstrim) loncat dari dek teratas cruise dan berenang memutari kapal haha, looks fun yah bagi yang suka olah raga renang.
Saya dan sebagian besar peserta lain lebih memilih mendaki ke puncak bukit yang tidak terlalu tinggi tersebut (tapi tetap aja bikin nafas ngos-ngosan dikit, dikit lho) dan di”suguhi” pemandangan yang spektakuler dari HLB, sungguh mesmerize dengan tonjolan-tonjolan pulau-pulau karangnya besar kecil yang seolah-olah tiada habisnya dan mengabur di kejauhan terselimuti kabut yang membikin HLB ini terlihat indah misterius.
Hidden Beach - Ha Long Bay

Misty Islands - Ha Long Bay
Kembali ke cruise menjelang gelap menjadi akhir dari aktifitas luar hari ini. Malam ini setelah sedikit refreshment kami kembali ke hall utama dan menemukan hampir semua peserta (yang tidak berenang) tidak ada yang mandi dan sebagian besar tidak juga berganti baju haha, jadi jangan kuatir malu kalau ga mandi/ga ganti baju, secara keringatan juga ga, yang ada seharian menggigil kedinginan.
Malam ini berlanjut dengan party, well sebenarnya bukan party beneran sih cuman dikasih free fresh fruits dan wine untuk gelas pertama dengan music beat sambil ngobral-ngobrol mengakrabkan diri diantara sesama peserta. Lepas party, kami menikmati makan malam dengan nikmat, mungkin karena dari tadi beraktifitas mulu yak, mana udara dingin banget dan ga ada yang bawa camilan hiks.
Setelah makan malam kami memiliki waktu bebas hingga keesok harinya. Jika mau karaoke disediakan alat karaoke, mau joget-joget juga sudah ada dance floor-nya, mau minum-minum (beli di bar) dan ber-fossball ria atau main dart juga tersedia. Menariknya bisa juga mencoba memancing cumi-cumi dengan cara yang sederhana. Entah apa mungkin karena udara yang dingin atau memang rombongan kami penuh dengan geeks haha, sebagian besar dari peserta tampaknya lebih nyaman dengan bercakap-cakap dan bercanda ria saja satu sama lain dan bahkan ada yang langsung tidur haha.

Bagi kami berlima sendiri, cukup lama kami mengobrol dengan teman-teman peserta lain khususnya William, Hugh dan Nick dari Belanda yang sedang have fun sebelum masuk ke Universitas, Irish dan Benjamin dari Swiss yang sedang liburan saja, serta beberapa peserta lain yang saya lupa namanya. Menyenangkan juga untuk sekedar bertukar cerita dari cuaca, aktifitas sehari-hari, kondisi di negara masing-masing sampai ke politik (yang ini khusus salah satu teman saya dan Benjamin). Untuk urusan bahasa tentunya kami menggunakan Bahasa Inggris dan bahasa tubuh haha lha wong Bahasa Inggris kami, khususnya saya pas-pas-an “sedih” banget gitu. Jadi setel PD aja dan ngecewes pake Bahasa Inggris, mereka juga ngerti kok kalau saya ga fasih dan kadang membantu saya mengungkapkan ekspresi saya dalam Bahasa Inggris yang benar haha. Oh sebagian dari mereka ngomong Bahasa Inggrisnya pas-pasan juga lho, bahkan duo Rusia sama sekali tidak bisa Bahasa Inggris.    

TIPS:
Untuk check in ke Cruise HLB HARUS membawa dan menunjukkan passport.
Sistem pembelian minuman dsb-nya di cruise tidak dibayar langsung, melainkan diberikan bill kecil yang tertulis nama barang dan nomor kamar yang harus kita tandatangan dan di-settle secara keseluruhan nanti pada saat check out.
Bagi yang suka laperan (apalagi udara dingin yah jika musim dingin atau semi) bawa gih snack dan kue jika perlu, karena di cruise ini jam makannya serba late, mislanya jam makan siang baru disajikan sekitar pukul 13.30 dan untuk makan malam disajikan after 20.00 setelah party.
Tidak ada salahnya pada saat kita masuk ke mini bus untuk mengucapkan salam kepada peserta lain yang sudah ada di mini bus dan begitu pula sebaliknya pada saat kita turun (akhir dari tour) kita juga mengucapkan salam perpisahan kepada peserta lain yang tersisa. Ada baiknya pula untuk berkenalan dan bercengkrama dengan mereka meskipun Bahasa Inggris super pas-pas-an kayak saya hehe selain buat menambah wawasan dengan saling bertukar cerita dan juga sedikit mensisipkan promosi untuk Indonesia sendiri, tapi jangan mendominasi yang malah bikin bete teman ngobrolnya haha.

Note:
Ada satu cerita Jeremy yang menurut saya perlu diacungi jempol yaitu perihal orang Vietnam yang sering dikira orang China. Lokasi geografis Vietnam yang berbatasan langsung dengan beberapa negara termasuk China memang sangat mendukung bahwa anchestor dari orang Vietnam adalah orang China karena dari sisi fisik, orang Vietnam memang terlihat seperti orang china. Menurut Jeremy, sebagian dari mereka juga bisa berBahasa China pula tetapi satu hal yang mereka tolak yaitu jika mereka dibilang orang China karena mereka adalah orang Vietnam dan menggunakan Bahasa Vietnam sebagai bahasa utama sehari-hari. Anchestor saya (dan banyak keturunan China di Indoensia) juga dari orang China (main land), tetapi saya lahir dengan nama Indonesia, di Negara Indonesia serta sebagai warga negara Indonesia dan sama halnya dengan Jeremy, saya pun menolak jika saya dibilang orang China karena saya orang Indonesia dan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dan sehari-hari, baik dalam kerja, pergaulan maupun dengan keluarga saya. Memang harus saya akui tidak semua orang Indonesia yang mempunyai anchestor orang China tidak memiliki pandangan yang sama dengan saya dan menggunakan Bahasa China (atau bahasa suku di China) sebagai bahasa sehari-hari bahkan bahasa utama dan lebih suka dianggap orang China. Ada juga seorang rekan kerja yang mengatakan dia suka chinese food because dia orang China. Di sisi lain banyak juga orang Indonesia China yang sama pemikirannya dengan saya dan tidak suka jika dibilang orang China karena kami adalah orang Indonesia. Well kami tidak bisa memilih nenek moyang-kan.

DAY 6
Ha Long Bay
Pagi hari ke dua di HLB, kami masih disambut dengan hawa dingin yang diperkiraan drop hingga 13º C meski the nice thing adalah kabut mulai menghilang dan pemandangan HLB jadi jelas dan yupe cantiknya luar biasa. Pemandangan cantik itulah yang menemani santap pagi kami hari ini yang terasa lebih nikmat karena kami tidak perlu membeli minuman haha.
Hang Sung Sot - Ha Long Bay
Aktifitas pertama kami hari ini adalah mengunjungi sebuah gua terbesar di komplek HLB yang bernama Hang Sung Sot. Untuk memasuki gua tersebut, kami harus mendaki anak tangga sedikit dari dermaganya. Sementara mendengarkan Jeremy bercerita tentang gua ini di sekitaran dermaga dan pintu masuk gua, saya melihat sebuah papan besar yang mencantumkan 7 keajaiban dunia alam, dimana salah satu gambarnya adalah Pulau Komodo - Indonesia. Wah senang dan bangga juga rasanya menemukan gambar dan promosi “nebeng” di pelosok HLB ini tentang Pulau Komodo setelah di-ribet-kan dengan beberapa masalah seputaran masuknya Pulau Komodo ke 7 keajaiban dunia alam tersebut.
Memasuki gua yang terlihat relatif kecil ini, kami menyaksikan banyak stalaktit, dan stalakmit dan bahkan danau kecil dalam gua tersebut. Dalam gua Jeremy pun mulai menunjukkan keunikan dari stalaktit dan stalakmit di gua ini yang menyerupai beberapa bentuk, seperti Laughing Buddha, kepala Barongsai, kodok, Ebenezer Scrooge dalam Christmas Carol, sebelum kami melalui celah yang sedikit sempit dan masuk ke dalam gua lain yang besar dan luas banget serta cantiknya bukan main, well ternyata tadi hanya ruang tamu-nya saja hehe. Dalam gua yang besar ini, Jeremy kembali menunjukkan beberapa bentuk-bentuk yang seolah-olah memang terbentuk seperti itu seperti pasangan cowok-cewek, (maaf) alat kelamin laki-laki yang sedang tegang, kepala Neptunus, posisi lain dari Laughing Buddha, lubang berbentuk hati, gajah, dll. Salah satu bentuk yang cukup di sakralkan adalah bentuk yang menyerupai fosil penyu yang sedang bertelur (persis juga sih) yang dilindungi dalam batasan tali dan terlihat tumpukan uang tunai di sekitar leher penyu tersebut, yang ternyata adalah uang persembahan pengunjung untuk umur yang panjang karena memang penyu adalah lambang dari umur panjang.

Keluar dari gua raksasa yang indah tersebut kami tidak membuang waktu lama untuk istirahat sebelum kembali ke cruise dan sekaligus merupakan akhir dari aktifitas kami secara keseluruhan di HLB. Singkat memang dan rasanya masih ingin menjelajah seluk beluk dari HLB tetapi waktu memang sudah tidak memungkinkan kami untuk berkelana lagi.

Memasuki cruise, kami segera packing dan berkumpul di hall utama untuk men-settle tagihan kami selama di cruise sebelum duduk-duduk bercengkerama kembali dengan peserta lain sambil menunggu acara penutupan tour ini dengan belajar membuat Vietnamese Fried Spring Roll dan makan siang. Yang jadi guru dari pembuatan Vietnamese Fried Spring Roll ini tak lain tak bukan adalah Jeremy sendiri. Isian dari spring roll memang sudah dibikin, jadi semua peserta hanya mencoba mengisi kulitnya dengan isian dan menggulungnya serapi mungkin dan memberikan kepada Jeremy untuk digoreng. Selesai goreng-menggoreng tentunya spring roll tersebut kami makan rame-rame dan enak banget, kalah deh lumpia Indonesia hehe.

Tak lama setelah menyantap Vietnamese Spring Roll (yang kata Jeremy berciri khas Utara) makan siang pun dihidangkan dengan menu per porsi (satu orang satu piring dengan isian macam-macam), berbeda dengan santap siang dan malam sebelumnya yang meskipun per meja tetapi menu dikeluarkan untuk porsi sharing (ala roll table). Perut kenyang, tagihan lunas, barang siap untuk check out, maka kami menghabiskan waktu hingga cruise sampai ke dermaga dengan berburu foto dan kembali ngobrol dengan peserta lain yang intinya sama yaitu menyesali hawa yang mulai menghangat (kenapa ga kemarin sih), hawa yang dingin, pakaian yang kurang proper untuk hawa dingin dan cangkir yang terlalu kecil jika kami order teh panas di cruise haha.

TIPS:
Settlement bill di cruise memang dilakukan sebelum makan siang sehingga untuk minum makan siang jika ingin membeli di cruise harus dibayar langsung secara tunai pada saat pesan.
Kasir di cruise dalam pembayaran settlement bill selama di cruise hanya menerima uang tunai, tidak bisa credit card.
Di Cruise kami ini, semua acara makan selalu disediakan nasi putih lho bahkan khusus meja kami oleh Jeremy disediakan irisan cabe rawit merah haha, karena siang setelah check in saya dan Jeremy sempat ngobrol masalah percabean ini. Irisan cabe dalam mangkuk kecil ini pun difoto oleh teman saya dan berikutnya sangat berguna jika kami ingin minta irisan cabe rawit ini di depot-depot yang kami singgahi untuk makan.
Bagi teman-teman muslim kudu bawa cadangan menu keringan yah, karena 4 kali makan di cruise ini, semua ada menu babinya. Dalam penyajian menu babi, kecuali pas makan siang terakhir, semua menu babi tersaji dalam piring terpisah dari menu lain seperti ayam, sayur, seafood, dll.

Mendarat di dermaga yang sama saat berangkat kemarin, kami segera memasuki mini bus yang telah menunggu untuk mengantar kami balik ke HN. Bye-bye HLB, meski singkat tapi pesonamu akan menjadi kenangan yang indah.

Hanoi
3 jam kami menempuh kembali perjalanan kembali ke Ha Noi ditambah 30 menit untuk break di Dai Nghia Restaurant, sebelum kami disambut dengan hangat oleh Bong dan Dung di hotel dan yupe kembali nyruput teh panas yang selalu tersedia sembari dengan semangat bercerita tentang pengalaman spektakuler kami di HLB sambil menunggu proses check in kami kembali di hotel.

Memasuki kamar yang “asli” (sesuai bookingan), kami menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan dengan yang up grade-an (dalam artian yang baik yah). Yang membedakan hanyalah untuk kamar standard (buat berdua 22 USD/malam) kamar mandi hanya ada shower (tanpa bathtub) dan untuk kamar triple (buat bertiga 30 USD/malam) masih dilengkapi dengan bathtub, sementara untuk fasilitas lainnya sama saja.

Seusai refreshment di hotel, menjelang petang, kami mulai melangkahkan kaki untuk meng-explore sebagian kecil HN yaitu menengok HN Opera House yang tidaklah terlalu jauh berjalan kaki dari hotel (sambil menikmati kehidupan malam HN) dan again tidak bisa dimasuki sehingga kami harus berpuas hati untuk berfoto ria di depannya. Melenggang meninggalkan gedung yang terlatak di pertemuan lima jalan tersebut, kami melangkah menuju ke arah St’ Joseph Cathedral yang terletak di Jalan Nha Chung.

Mendekati St’ Joseph Cathedral, mata-perut kami melirik sebuah depot dengan meja-meja khas kecil di trotoar yang menjual semacam pho tetapi bukan pho. Perut lapar karena belum makan malam dan keingintahuan kami untuk menjajal kuliner lain di HN membulatkan tekad kami untuk mampir dan memesan dinner kami di depot tersebut yang bernama Com Quang Minh dengan menu utamanya adalah My Quang (yang terlihat seperti pho). My Quang berisi mie putih juga tetapi lebih tebal dengan tekstur lebih kenyal yang disajikan dengan kuah yang ber-taste manis dan sedikit asam (sepintas mirip dengan Tom Yum), ditambah dengan potongan-potongan daging sesuai selera (bisa ayam, babi, telur, dll) dengan kesegaran dedaunan dan kucuran jeruk nipis (lime). Menemani semangkuk My Quang seharga 30.000 VND ini turut pula saya coba “krupuk” mereka yang didonimasi dengan taburan biji wijen seharga 3.000 VND per lembar (rasanya sih renyah-renyah saja cenderung hambar).

Puas dengan menu dinner, kami melanjutkan perjalanan kami ke St’ Joseph Cathedral yang sudah tidak jauh lagi dari Com Quang Minh. Cathedral yang satu ini lebih saya sukai dibanding dengan Notre Dame Cathedral di HCM. Tidak seperti Notre Dame Cathedral yang terbuat dari batu merah orange, St’ Joseph Cathedral sangat kental sekali nuansa Gotic-nya dengan bebatuan abu-abunya yang diterasi oleh sebuah taman kecil dengan patung Bunda Maria menggendong Baby Jesus ditengah-tengahnya dan sama dengan yang ada di Notre Dame Cathedral, bertulisan Regina Pacis (Sang Ratu Damai). Sayangnya harapan kami ke St’ Joseph Cathedral pada malam hari kurang memuaskan karena cathedral tersebut tidak berlampu sama sekali, tertutup jelasnya (tidak bisa dimasuki), besar dan gelap yang menambah suasana Gotic-nya menjadi sedikit angker. Tapi ga usah kuatir serem yah karena disekeliling cathedral tersebut ramai sekali ama warung-warung kopi yang terisi penuh pengunjung, seperti yang telah saya ceritakan, dengan meja-meja dan kursi-kursi mini, kopi, teh, bir dan kuaci.

Perjalanan kembali ke hotel kami lalui dengan santai karena memang malam belum terlalu larut tetapi kami juga butuh istirahat untuk esok hari meng-explore 3 district di HN (Hoan Kiem, Ba Dinh dan sebagian kecil Dong Da District). Mendekati hotel, mata-perut saya kembali lapar ketika melewati BBQ Kebab dengan harga 25.000 VND sebuahnya (cukup gede ukurannya). Dengan niat yang mantap saya pun memesan 1 kebab dengan flat bread (seperti ukuran ¼ pizza bread yang dibelah dan diisi, ada juga pilihan roti lain yaitu baugette) yang diisi dengan irisan daging babi (hanya ada babi) dan  bermacam-macam sayuran serta di toast dulu (dicepit diantara semacam 2 lempeng besi panas seperti mesin pembuat wafel) sebelum di-handover ke saya dan...yummy banget rasanya, kudu coba yah buat yang mengkonsumsi babi.

DAY 7
Menyambut kami pagi ini adalah sarapan hangat nikmat di hotel dan udara dingin di luar. Sekitar pukul 08.30 kami mulai perjalanan kami meng-explore HN. Persinggahan pertama kami adalah Tran Quoc Pagoda yang berdiri sejak 1939. Menerjang hawa dingin, perjalanan kaki kami berkisar antara 45 menit hingga 60 menit dari hotel untuk mencapai Tran Quoc Pagoda yang terletak di tepi West Lake (salah satu danau besar di HN). Haha ga jauh banget kok dan lumayan juga buat sedikit menghangatkan badan dan kaki yang literally sedikit kaku kedinginan.
Tran Quoc Pagoda
Tran Quoc Pagoda yang seolah mengapung di pinggiran West Lake, dikerumuni oleh pohon-pohon besar yang cukup rapat dan rindang, sehingga dari Jalan Thuy Khue yang terlihat hanya pulau kecil dengan banyak pohon, meskipun dalam komplek mini Tran Quoc terdapat pagoda 11 tingkat berwarna merah yang cukup tinggi. Sempat juga kami kebingungan mencari pagoda ini, sebelum bertanya dan dibantu oleh penduduk lokal yang meskipun tidak bisa berBahasa Inggris sama sekali tapi gigih membantu kami menunjukkan arah pada saat kami tunjuk tujuan kami di peta. Berjalan ke arah Tran Quoc Pagoda kembali kami disuguhi pemandangan dari West Lake yang di sekelilingnya (sisi yang kami lewati) dipenuhi dengan taman dan bangku duduk dengan pohon-pohon besar yang rindang. Tiba di Tran Quoc Pagoda, kami segera memasuki komplek kecil ini dan seperti tersirat pada namanya, Tran Quoc Pagoda adalah semacam vihara/klenteng yang sampe saat ini masih aktif digunakan.

TIPS:
Memasuki Tran Quoc Pagoda tidak boleh menggunakan celana pendek dan tank top, yang tentunya bisa diakali dengan menggunakan sarung pantai atau legging (seperti yag dipakai oleh teman saya).

Berjalan tak jauh dari Tran Quoc Pagoda kami menuju ke Presidential Palace yang ternyata tak bisa dimasuki gedungnya dan jika mau masuk hanya di tamannya saja (info-nya sih begitu) serta harus bayar 25.000 VND. Masih trauma dengan Reunification Palace di HCM, maka kami memutuskan untuk tidak memasuki taman Presidential Palace dan melenggang sedikit menuju ke Ho Chi Minh Mausoleum (free admission fee) yang notabene adalah makam dari Uncle Ho sebagai orang dan pahlawan no 1 di Vietnam. Sekali lagi kami harus menelan ludah kecewa karena Mausoleum tidak beroperasi pada hari Senin dan Jumat, sehingga kami hanya berfoto ria (bersama ratusan pengunjung lain) di depan Mausoleum tersebut.
Presidential Palace - Hanoi

Ho Chi Minh Mausoleum - Hanoi
Masih dalam komplek yang sama kami menengok salah satu Pagoda tua yang ada di HN yaitu One Pillar Pagoda yang ditujukan kepada Avalokitesvara Bodhisattva (Dewi Kwan Im). One Pillar Pagoda sebenarnya tidaklah literally sebuah pagoda tetapi lebih seperti rumah panggung kecil (isinya altar doang, pengunjung kalau berdoa yah dari luar) yang di dalamnya terdapat altar dengan patung dari Avalokitesvara Bodhisattva versi dengan banyak tangan. Apakah altarnya hanya itu saja? Tidak juga, di bangunan tepat di depan One Pillar Pagoda (melalui pintu yang kecil) maka saya temukan semacam kuil kecil dengan banyak patung dan Buddha Rupang.

Disebelah dari One Pillar Pagoda seharusnya ada Ho Chi Minh Museum (HN) (admission fee 20.000 VND) yang sayangnya sama dengan Mausoleum tidak beroperasi pada hari Senin dan Jumat. Selain Mausolem dan Museum, kami juga harus menelan rasa kecewa kami karena Hanoi Citadel (semacam Royal Palace pada masa Vietnam kuno dan HN masih bernama Thang Long) dan Flag Tower of Hanoi juga tidak buka pada hari Senin dan Jumat hiks. Sekali lagi kami harus puas diri untuk mengambil foto dari beberapa spot yang terbaik dari sisi luar. Apalah daya karena memang hanya hari ini (Senin) saja kesempatan kami mengexplore HN dan keesok harinya kami harus bertolak kembali ke HCM dan lanjut ke Jakarta.
Hanoi Citadel - Hanoi

Flag Tower of Hanoi
Bagaimana dengan Ba Dinh Square? Nah ini anehnya, komplek lapangan yang besar dengan gedung yang besar pula di salah satu ujungnya tersebut tidak dapat kami temukan, padahal di peta Hanoi, Ba Dinh Square berada di depan Mausoleum dan di sebelah Hanoi Citadel. Telah kami putari baik dari sisi Mausoleum dan Hanoi Citadel tetap saja tidak ketemu Memang sih terlihat di tempat yang seharusnya Ba Dinh Square berada, nampak ada pekerjaan proyek yang sangat besar (tertutup) dari sisi Mausoleum sampai ke sebelah Hanoi Citadel yang akhirnya membuat kami yakin dan berkesimpulan Ba Dinh Square-nya lagi renovasi atau dipugar atau entahlah, yang pasti itu tempat Ba Dinh Square seharusnya.

TIPS:
Hindari meng-explore HN pada hari Senin dan Jumat, karena banyak tempat wisata yang tutup.
Temple of Literature - Hanoi

Inside Temple of Literature - Hanoi

Tujuan kami berikutnya adalah berjalan lagi ke arah ujung dari Dong Da District yaitu Temple of Literature yang dulunya (1076 SM) didirikan untuk menghormati Confucius dan menjadi universitas pertama di Vietnam. Temple yang kuno ini sekarang hanya menjadi tempat wisata dan di bagian belakang masih aktif sebagai kuil. Luas dari temple ini tidaklah terlalu luas tetapi cukup menarik dengan banyak kolam berukuran besar di dalamnya dan terdapat lonceng raksasa dan semacam beduq raksasa pula di bagian belakang temple. Disalah satu sisi, banyak pula ditampilkan semacam prasasti dari batu yang bagian bawahnya berbentuk penyu. Disisi sebelah dalam kuil ada juga penyu/kura-kura yang ditempa dengan emas. Cukup lama pula lho kami menghabiskan waktu di sini sampai perut jerit-jerit minta diisi sehingga kami pun meninggalkan komplek ini.

TIPS:
Pintu masuk dari Temple of Literature berada di Jalan Quoc Tu Giam.

Untuk urusan makan, di daerah Temple of Literature akan banyak sekali dijumpai tempat makan yang berjejer-jejer. Alih-alih makan di daerah dekat sana, kami malah berjalan agak jauh ke Jalan Tong Duy Tan yang menurut referensi Bong adalah food street yang tentunya dihuni banyak sekali tempat makan yang menawarkan beraneka ragam menu. Sampai di Tong Duy Tan ternyata salah waktu lagi, nih food street kayaknya baru hidup menjelang petang meskipun sudah banyak sih tempat-tempat makan yang buka  tapi masih relatif sepi. Akhirnya pilihan kami kembali makan di semacam warteg-nya Jakarta dengan harga cukup terjangkau dan rasa yang enak. By the way yang membuat saya kurang nyaman adalah meja yang rendah dan bangkunya yang mini, lha ini kaki ama perut ketekuk-tekuk ga jelas hiks.

Sehabis makan siang kami menuju ke Hoa Lo Prison yang juga terkenal dengan nick name sarkasmenya yaitu Hanoi Hilton. Yupe bekas penjara yang didirikan oleh Perancis semasa penjajahan Vietnam oleh Perancis dan pada saat Vietnam War (vs Amerika), penjara ini dipergunakan sebagai penjara bagi tahanan tentara Amerika. Menemukan Hoa Lo Prison ini cukup penuh dengan perjuangan, hilir mudik mencari-cari penjara ini sempat beberapa kali bertanya kepada penduduk lokal yang akhirnya berakhir tak jauh (kurang dari 50 meter) dari kami berdiri pertama kali dan bertanya kepada penduduk lokal pertama, yang terbukti malah menyesatkan hiks. Hoa Lo Prison saat ini menjadi museum tapi aura spooky-nya masih terasa ketika kami memasuki ruangan-ruangan barak dan kamar-kamar detention. Dipamerkan pula beberapa foto yang diambil pada masa Perancis sebagai penguasa Hilton ini dan masa-masa penahanan tentara Amerika. Selain foto juga masih banyak barang yang dipamerkan termasuk alat pancung (Guillotine) ASLI yang dulunya dipakai Perancis untuk menghukum pancung pemberontak kemerdekaan Vietnam dari Perancis. Yang jelas saya tidak akan berani ke sini pada malam hari sendirian atau lebih gila lagi menginap di sini haha.
Hoa Lo Prison - Hanoi
TIPS:
Hoa Lo Prison terletak di jalan yang relatif kecil dan sepi dari Jalan besar Hai Ba Trung, dan sialnya bangunan ini tidak terlihat dari jalan besar.

St' Joseph Cathedral - Hanoi

Keluar dari Hanoi Hilton kami memutuskan untuk mampir sebentar ke St’ Joseph Cathedral karena langit masih terang dan malam sebelumnya foto kami atas St’ Joseph Cathedral gelap sekali. Sebentar mengulang foto sesi di Cathedral maka kami pun kembali ke hotel untuk refreshment dan rehat sebentar sebelum keluar lagi untuk mencari makan malam dan after that, kami langsung kembali ke hotel dan duduk-duduk saja di area lobby hotel sambil ngobrol-ngobrol sembari tak lupa teh panas menemani kami. Mengelilingi sebagian HN dengan berjalan kaki, meskipun tidak ada setitik pun keringat dan kaki juga tidak capai banget, tapi tetap saja enak juga rasanya malam terakhir ini kami lalui dengan bersantai ria.

Note:
Bagi yang mau lihat Water Puppet show, di HN juga ada dan menurut Jeremy (tour guide di HLB) sedikit berbeda dan lebih bagus daripada yang di HCM.

DAY 8
Pagi hari terakhir di HN ini kami sibukan dengan acara packing sebelum sarapan dan kemudian berpencar. Teman-teman saya ngotot tetap harus lihat jasad dari Uncle Ho yang diawetkan di dalam Ho Chi Minh Mausoleum dan museum-nya sedangkan saya lebih tertarik untuk memuaskan diri pagi ini dengan berjalan-jalan melihat kehidupan sehari-hari di HN dan menikmati lagi Hoan Kiem Lake dari sisi Jalan Le Thai To. Sementara mereka mengejar waktu dengan naik taxi ke mausoleum dari hotel (50.000 VND), saya berjalan kaki ke Hoan Kiem Lake dan muter-muter di jalan-jalan sekitarnya.

Turtle Pagoda - Hoan Kiem Lake - Hanoi
Acara muter-muter saya tentunya masih akan berlanjut jika tidak kebelet buang air kecil, hadeuh... sepanjang perjalanan tidak saya temukan toilet umum dan terpaksa saya mengarah pulang ke hotel ketika tiba-tiba saya melihat Highland Coffee Cafe yang terletak di lantai 3 dan mengarah ke persimpangan dan Hoan Kiem Lake, hm... asik juga kayaknya nebeng kencing sambil beli cappuccino di salah satu cafe yang terkenal di HN dan HCM, sambil menikmati pemandangan di bawahnya.

Cappuccino-nya sendiri cukup nikmat dan benar-benar asyik menikmati kopi sendirian di tengah hawa dingin serta melihat pemandangan ramainya aktifitas yang menyenangkan di sisi kanan bawah dan Hoan Kiem Lake di sisi kiri. Ah jadi galau deh... pokoknya kalau ke sini lagi kudu bareng pacar ahayhay... biar maksimal nih romantic ambience-nya.

Note:
Hoan Kiem Lake mempunyai “penunggu” yaitu kura-kura raksasa dengan lebar tempurung (konon) lebih dari 1 meter dan berusia ratusan tahun. Menurut Dung ada tamu hotel yang pas sekali melihat kura-kura tersebut muncul sebentar ke permukaan bahkan sampai 2 kali, yang kononnya lagi dianggap sebagai keberuntungan. Selamat berburu kura-kura yah :)

Tak terasa waktu berlalu, saya harus kembali ke hotel bergabung dengan teman-teman saya yang lain dan dengan pick up service dari hotel, kami segera melaju ke NB yang kami tempuh lagi dengan durasi kurang lebih 1 jam.

Sesampai di NB sekali lagi saya harus gigit jari karena backpack tidak bisa masuk dan harus beli bagasi untuk kami bertiga seharga 500.000 VND.

TIPS:
Bawa makanan dari kota saja seperti baguette atau roti yang lain jika ingin irit karena harga makanan di airport cukup mahal, minimal 90.000 VND tanpa minum.

Terbang kembali bersama jetstar yang untungnya tidak terlalu ramai kondisinya seperti pada saat kami bertolak dari TSN tempo hari. Ada 2 kejadian unik nih selama di pesawat menuju ke TSN: 1. Pada saat handphone diharuskan untuk dimatikan salah seorang lansia bingung bagaimana cari mematikan handphone-nya dan walhasil beberapa orang ikut andil dalam mematikan handphone ibu tersebut, 2. Pada saat mau landing, beneran literally mau landing (lampu cabin sudah dimatikan dan mbak-mbak pramugari sudah duduk manis di kursi masing-masing), tiba-tiba “ucluk-ucluk” ada nenek dan cucunya yang berjalan santai di lorong dan melewati saya yang kaget terpana hingga hilang kata-kata sampai mereka terlihat oleh pramugari yang segera meneriaki mereka dengan bahasa setempat dan begitu nenek tersebut balik badan, terlihat mbak-mbaknya kembali gosip tanpa peduli dan repot untuk mengecek apakah nenek dan cucunya tersebut sudah safe di tempat duduknya. Saya hanya bisa menghela nafas saja pada mbak pramugari yang sudah mahal senyum eh tidak juga peduli atas keselamatan penumpang.

Sesampai di TSN, kami harus berjalan (sekitar 3 menit saja) ke terminal internasional dan segera buang uang lagi untuk beli bagasi. Kali ini di Air Asia Vietnam kami terkena over load lebih dari 7 kg (padahal cuman 11 kilo lhooo hehe).

Memasuki pesawat Air Asia Indonesia, kami disambut dengan cabin crew yang luar biasa ramah dengan greeting yang hangat, ga kayak mbak-mbak Jetstar Vietnam yang diem aja plus mrengut wae. Tepat pukul 08.20 kami take off menuju Jakarta. Hello Jakarta we’re back and so long Vietnam.

Thank you to Air Asia Indonesia and many wonderful people in Hanoi and Ha Long Bay.

Special thanks to:
David, Bong, Dung and all hotel crew at Rising Dragon Hotel (Hang Be St. 61 Hanoi).
My appreciation and thank you for your excellent services during our stay at Rising Dragon Hotel. You guys are so friendly, welcome and helpful.
Well I didn’t got that kind of excellent services when i stayed in 4 or 5 stars hotel :)
No doubt that I already have a “house” when i come back to hanoi in the future which is Rising Dragon Hotel (Hang Be St. 61 Hanoi).
Me, Dung, Elly, Rini, Ana, Bong, hardi, David, some guy
Jeremy from Halong Party Cruise.
Thank you for your excellent services during our trip to Ha Long Bay and we’re really moved when you served chop fresh chilli, awesome dude :) For sure, you are friendly and informative.

Pengeluaran saya selama di Hanoi dan Ha Long Bay dari tanggal 17 sampai 21 Februari 2012 (tidak termasuk shopping dan extra baggage charge):

HN HLB
Description
in USD
 In VND
 In IDR
Remarks
17-Feb
Tips for Driver

         10,000

Luan Vu - Tan Son Nhat (each for 5 persons)
Ticket


          978,996
Saigon - Ha Noi - Saigon
Tips for Driver

         10,000

Noi Bai - Han Be (each for 5 persons)
Hotel
  33.00


for 3 nights
Pick up service
    6.80


Noi Bai - Han Be - Noi Bai
Tips for Bell Boy

         12,000

Rising Dragon Hotel (each for 5 persons)
Lunch

         62,000

Linh Phung
Hoan Kiem Lake

                 -  

free
Ngon Soc Temple

         20,000

admission fee
Dong Xuan Market

                 -  

free
Snack

           6,000

roti goreng manis
Dinner

         88,000

New Day
Weekend Night Market

                 -  

Hang Dao St. to Hang Ngang St.
Wine

         50,000


Mineral Water

         15,000

1.5lt and 600ml
Sub. Tot.
in Original Currency
  39.80
       273,000
          978,996

in IDR


  1,465,266.91


18-Feb
Hot Vietnamese Tea

         10,000

Dai Nghia Restaurant
Toilet

           2,000

Ha Long Bay Harbour
Ha Long Bay Cruise
  65.00
                 -  

2 days 1 night cruise (exclude drinks)
Drink for Lunch

         60,000

Ha Long Party Cruise
Kayaking
        -  


cruise package
Drink

         25,000

Kayaking deck
Beach and Hill
        -  


cruise package
Evening Party
        -  


cruise package
Drink for Dinner

         20,000

Ha Long Party Cruise
Sub. Tot.
in Original Currency
  65.00
       117,000
                    -  

in IDR


     644,681.82


19-Feb
Tips Guide

         41,000

Ha Long Party Cruise
Tips Crew

         40,000

Ha Long Party Cruise
Hang Sung Sot
        -  


cruise package
Drink for Lunch

         20,000

Ha Long Party Cruise
Ha Noi Opera House

                 -  

free
Dinner

         33,000

My Quang
St' Joseph Cathedral

                 -  

free
Supper

         25,000

BBQ Kebab
Mineral Water

         10,000

1.5lt
Sub. Tot.
in Original Currency
        -  
       169,000
                    -  

in IDR


       76,818.18


20-Feb
Toilet

           5,000

3x
Tran Quoc Pagoda

                 -  

free
Presidential Palace

                 -  

25.000 VND (park access only)
Ho Chi Minh Mausolium

                 -  

close
One Pillar Pagoda

                 -  

free
Flag Tower of Hanoi

                 -  

close
Hanoi Citadel

                 -  

close
Ba Dinh Square

                 -  

closed
Temple of Literature

         20,000

admission fee
Lunch

         60,000

Tong Duy Tan
Hoa Lo Prisson

         20,000

admission fee
St' Joseph Cathedral

                 -  

free
Dinner

         64,000

Linh Phung
Mineral Water

         10,000

1.5lt
Sub. Tot.
in Original Currency
        -  
  179,000.00
                    -  

in IDR


       81,363.64


21-Feb
Coffee

         58,000

Highland Coffee
Tips for Driver

         10,000

Han Be - Noi Bai (each for 5 persons)
Lunch

         92,000

Noi Bai Airport
Dinner

       172,000

Tan Son Nhat Airport
AirAsia


            18,000
milo
Taxi Soetta - JKT


            43,500
each for 2 persons, toll cost included
Sub. Tot.
in Original Currency
        -  
  332,000.00
       61,500.00

in IDR


     212,409.09


Total in IDR Hanoi & Ha Long
    2,480,540


Total in IDR Ho Chi Minh & Tay Ninh
    1,629,092


Grand Total
    4,109,632



1 USD = 21.000 VND





1 IDR = 2.2 VND





1 USD = 9.100 IDR












 



4 comments:

  1. ehm, lumayan mahal juga charge hotelnya, saya deal dengan tour dekat hotel Haon kiem Lake, dapet kamarnya lumayan besar dengan balkon, ada lift (USD 12/night) dan yang paling lumayan free PP untuk ke airport

    ReplyDelete
    Replies
    1. nice :) mungkin Ervina bisa share di sini nama hotelnya?
      anyway, thanks sudah mampir :)

      Delete
  2. wahh.. cerita yang seru.. saya rencana oktober ini mau ksana, rencana mau kamboja dan vietnam.. tapi masih bingung.. di vietnamnya mau k hanoi atau k ho chi minh?? keduanya suka... rencana sih 1 minggu perjalanan, tapi aku ada urusan k penang, malaysia dulu, dari sana baru deh , malaahan niat k bangkok dulu baru kamboja baru vietnam.... hedeeehh... kayaknya waktu gak cukup kali ya... paling jadi 10 hari liburannya. nah minta saran dunk , gimana nih? vietnam tuh bgusnya hcm ato hanoi?? terus hotel semua harus book dari indo atau langsung disana ? harganya beda gak ?? kemaren itu, flight hch- hanoi kena brp ya?? atau ada saran lainnya.,...

    thanks

    husinpeng.blogdetik.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Husin,
      hm HCMC vs Hanoi? for sure is HANOI :D
      pesawat dari HCMC ke Hanoi naik jetstar kmrn. sekitar 900rban something in IDR (ada tuh di realization cost table diatas :D
      tp kalo beli jauh hari tuh tiket bisa dapet di harga 800rb PP.
      kalo masalah hotel sih better booked dulu, harga sih kayaknya sama aja kok. lagian kan ga pake DP. rekomendasi jelas kalo di Hanoi di Rising Dragon Hotel. tp kalo mau cari yg lebih murah ada juga cmn saya kurang tahu. Hanoi nya doang sih sehari / dua hari sudah cukup ke semua landmark nya.

      cheers,
      harry

      Delete