Thank God, meski
sedikit menegangkan, kami landing dengan sempurna. Jeda sunyi sempat menghampiri
saat pesawat terbang, berkapasitas penumpang 12 orang ini, bermanuver tajam dan
terguncang cukup keras mengarah ke landasan Bandara Banda Neira.
“Akhirnya sampai juga
gue di sini” benak saya berujar sambil melihat tulisan Banda Neira. Impian untuk
berkunjung akhirnya terwujud juga dari setahun yang lalu.
“Halo, halo selamat
datang” suara seorang pria memecah perhatian saya sesaat kami memasuki ruang
kedatangan di bandara kecil di Pulau Neira.
“Perkenalkan ini Abba,
our host” kata Dwi, dari Tukang Jalan, dan bertemulah kami dengan Abba Rizal
yang akan menjadi tuan rumah kami selama kunjungan kami di Banda Neira.