Subuh
menjelang pada hari Sabtu itu, dan meski mata ini masih ingin terpejam, saya
harus bangun. Dengan imin-imin bayangan penjelajahan singkat selama akhir
pekan, saya memupuk kekuatan jiwa untuk tetap membuka mata, mengabaikan bujuk
rayu kasur bantal guling, menyeret diri ke bawah pancuran shower kamar mandi.
Hujaman
titik-titik air menhempas pada permukaan kulit, yang sedikit terkejut dengan
sensasi sejuk, mendongkrak kesadaran diri kembali penuh. Sambil menikmati
bulir-bulir sejuk air, teriring dendang sebuah melodi absurd dari pita suara
saya.
Riang
rasanya hati ini, membayangkan sejenak lagi langkah kaki saya akan bergerak
dalam penjelajahan baru. Bahagia bahwa langkah yang biasa dibalut dengan sepatu
kulit dalam salah satu gedung bertingkat perkantoran, akhirnya kembali
melangkahkan kaki dalam sandal jepit nyaman sebagai seorang pejalan biasa.
Penjelajahan
kali ini adalah penjelajahan pertama saya di tahun 2015, setelah rehat sejenak
selama 7 bulan sejak terakhir kali saya menjelajah, ke Kerajaan Misool.
Penjelajahan untuk mengobati rindu saya pada perjalanan. Penjelajahan yang saya
paksa ada untuk mencoba sedikit mengobati luka di hati akibat kehilangan cinta
suci dalam hidup saya untuk selama-lamanya di bulan Maret kemarin.