Ku berjalan
menyusuri jalan ini, jalan yang selalu macet, khususnya saat malam minggu
seperti ini. Sejenak pandanganku mengabur karena asap knalpot yang kurang
manusiawi dari metromini yang melintas dan mata ini menangkap bayangan salah satu
bistro baru yang cukup menonjol diantara hiruk pikuknya jalan ini. Begitu tenang
dan tampak mengundang bersahabat dan tenang didalamnya. Ah ini adalah kali
kedua aku melihat bistro bernama Roemah Roempi ini dan kuputuskan untuk
memasukinya dan men”coba”nya.
Kubuka pintu
masuk kaca kayu tersebut dan terpaan lembut hawa dingin dari air conditioner
segera membelai kulit yang pengap ini.
Bistro ini
tampak lengang, mejaku adalah meja ke 3 yang terisi diantara belasan lainnya dan
inilah yang kucari malam ini.
Seorang waiter
menghampiriku dengan buku menu yang hanya terdiri dari satu halaman (mendekati)
ukuran A3 dengan beberapa tulisan dan gambar dari menu yang ditawarkan.
Tak lama,
sebelum kuputuskan untuk memesan menu dinner malamku dengan harga yang relative
terjangkau. Nasi ikan dori telur asin dan ice original chocolate serta apple
pie dengan vanilla ice cream as the dessert.
Ah tempat yang
menyenangkan, dengan gaya traditional kontemporer dan lantunan lagu easy jazz
berkumandang dengan volume yang pas. Kursi-kursi kayu yang bergaya old school
yet so comfy. Lemari kayu kaca yang menyimpan beberapa benda-benda jadul tampak
di salah satu sudut sisi depan dari bistro ini. Sebuah ruang lain ber-air conditioner
tampak di sisi lain, yang ternyata adalah ruangan bebas asap rokok yang semula ku
kira sebaliknya. Sebuah Televisi LCD lebar tampak menghiasi dinding sebelah
dalam dan sebuah jam, yang dengan mengejutkan tampak imitasi sekali dan menjadi
yang asing dalam ruangan ini.
Sejenak bergelut
dengan blackberry-ku dan hidangan utama pun tersaji. Urung kunyalakn sebatang
rokok dan segera menikmati hidangan yang tersaji sambil sesekali tatapanku
jatuh ke jalan yang masih macet diluar bistro. Ah aku tidak akan mau bertukar
posisi untuk saat ini, batinku berkata dan senyum tipis pun menghiasi mukaku
yang bundar sehat ini.
Nasi ikan dori
telur asin habis kulahap dan tanpa jeda si apple pie sudah menanti di depan
mataku.
Kuminum beberapa
teguk kecil ice original chocolate, sebelum kucuil apple pie yang tersaji
dengan vanilla ice cream dan taburan milo berkolaborasi dengan chocolate sauce.
Hm yummy juga nih.
Kunyalakan sebatang
rokok dan kuhisap dalam dan kuhembuskan, ah nikmat… dan kembali kulayangkan
pandangan ke (masih) macetnya jalanan didepan bistro. Angan ini pun mengembara
dari kenangan indah ber-long weekend di Belitung sampai ke kondisi larier yang
sedang dan akan kuhadapi ke depannya. Pekerjaan yang sebentar lagi akan berubah
dan bakalan menjadi tantangan yang cukup berat yet exciting dalam perjalanan
karierku selama 12 tahun ini. Semoga pergantian ini memang adalah keputusanku
yang terbaik dan apa yang akan terjadi, terjadilah karena selalu ada makna
dalam semua apa yang terjadi.
Tak terasa separuh porsi apple pie yang didominasi rasa manis dengan
sediki asam dari apple pie-nya sudah kulahap dalam alunan lagu-lagu easy jazz
yang dibawakan oleh salah satu penyanyi favorite saya, Tony Bennett dengan kumpulan
lagunya dalam “Duet” bersama beberapa penyanyi kondang lainnya dari Celine Dion
hingga Michael Buble.
Lantunan lagu
If I Rule The World-nya Tony Bennett kembali membuat anganku mengembara lagi
pada hubungan pertemanan dengan beberapa orang teman terbaikku. Ah begitu
banyak moment-moment indah yang tak terlupakan. Dimana kalian, sedang apa dan
bagaimana kabar kalian? I miss you guys so much. Terkirim doaku untuk kalian
dari sebuah bistro bernama Roemah Roempi ini.
Paduan yang
pas untuk santap malam, dengan rasa asin mendominasi pada hidangan utama, getir
chocolate pada minumannya dan manis pada dessert ini. Semua rasa ada, hm..
kecuali pedasnya belum, tapi bisalah kukatakan paduan makan malam ini layaknya
paduan rasa dalam hidup ini, dalam cinta, pertemanan dan karier.
Hidup ini
sangatlah berwarna dengan macam rasa yang tercampur. Jangalah ragu untuk
mencicipinya dan nimatilah apa yang ada dengan rasa syukur.
Kubayar bill
yang datang dan melangkah keluar dari kenyaman bistro ini. Sekali kutolehkan
pandanganku kebelakang dan berbalik melangkah maju.
No comments:
Post a Comment