Tuesday, November 08, 2011

Singapore with Amec's fellas in Rainy October

Penantian selama 10 bulan lebih sejak dibelinya ticket ke Singapore dari dan kembali ke Jakarta dengan Maskapai Air Asia akhirnya berakhir dan kami berenam siap berangkat ke negeri tetangga. Oh sebenarnya salah satu dari kami ada yang tidak kebagian tempat duduk di Air Asia dan jadilah dia (kode: madam) mencar sendiri menggunakan maskapai lain. Trip kali ini ke Singapore bukanlah trip pertama kami ke negara dengan 1 kota ini, tetapi hal ini tetap mengasikan sekali karena selama 4 hari kami akan melepas penatnya rutinitas di Jakarta.


DAY 1
Sesampai di Soekarno Hatta International Airport (Soetta) kami melakukan proses pembayaran airport tax di counter self check in Airasia di Soetta. Beberapa hari sebelumnya kami sudah melakukan web check in, sehingga tinggal menunjukkan boarding pass dan passport, maka kami segera mengambil posisi di antrian Imigrasi Indonesia. Lewat dari petugas imigrasi, kami seperti biasa memanfaatkan kartu kredit kami yang mempunyai fasilitas Executive Lounge gratis sembari menunggu jam boarding kami. Lumayan juga nih makan, minum, nyenack gratis plus bisa duduk di sofa yang nyaman sambil nge-charge Blackberry (BB) saya (persiapan karena malamnya nanti baru bisa nge-charge BB lagi di hostel). Oh perlu diinfo juga nih bahwa beberapa kartu kredit ada yang berubah tempat executive lounge-nya, jadi sempat ditolak juga kami di salah satu lounge hehehe. Saya sendiri menggunakan kartu kredit UOB (khusus penerbangan international) di Premier Lounge di Soetta terminal 2D (Air Asia penerbangan International so far hingga saya pergi tgl 27 Oktober 2011 masih berada di Terminal 2D) dan berlaku juga di International Airport di beberapa Negara seperti di Changi Terminal 2 – Singapore, KLIA – Kuala Lumpur, dll.

Sempat delay kurang lebih 30 menit, kami akhirnya take off juga menuju ke Singapore yang ditempuh dalam waktu 1 jam 45 menit dan sampai di Singapore pada pukul 2.30 pm waktu Singapore. Perjalanan kali ini akan sangat nyaman jika tidak dinodai dengan masih adanya orang tua yang membiarkan anak-anaknya berlarian di isle cabin sambil berteriak-teriak gaduh sehingga menggangu penumpang lainnya. Sedikit terburu-buru takut akan antrian panjang di Imigrasi Singapore dan ditunggu oleh teman kami (madam) yang naik Jet Star yang sudah sampai 2 jam sebelumnya (doi menunggu di airport karena ga berani keluar airport karena disorientasi peta), maka kami langsung menuju ke counter Imigrasi Singapore dan lucky-nya kosong aka tidak ada antrian sama sekali. Lepas dari Imigrasi Singapore kami sempatkan waktu untuk mengambil Peta Singapore gratis yang disediakan dan segera ke meeting point di Terminal 1 Changi yaitu Burger King dan lha…. kok madam ga ada? Walah ternyata setelah ber-sms ria (mahal tarifnya ihiks) ketahuan ternyata madam menunggu di Burger King dalam Terminal 1 (sebelum keluar Imigrasi Singapore). Kucing-kucingan ciluk bah ini sempat memakan waktu hampir 45 menit, tetapi akhirnya kami berkumpul juga, pas 6 orang hehehe.

Mengingat waktu semakin merambat ke petang dan saya harus mengejar jam show Lion King Musical di Marina Bay Sands, maka kami segera ke Terminal 2 menggunakan layanan SkyTrain (gratis dari dan ke Terminal 1/2/3, sedangkan untuk Budget Terminal tetap kudu naik bus). Kenapa harus ke Terminal 2, karena MRT Station Changi Airport hanya ada di Terminal 2 Changi. Memasuki MRT Station kami segera menuju loket untuk membeli EZ Link Card atau top up bagi yang sudah punya/pinjam EZ Link Card dan menuju ke Chinatown. Sesampai di MRT Chinatown kami segera menuju ke Exit A ke Pagoda Street dan bergegas melangkahkan kaki ke Mosque Street yag terletak di blok sebelahnya, meskipun melihat kondisi Pagoda Street yang meriah yang serasa memanggil-manggil nama kami untuk mampir hehehe. Tak susah untuk menemukan Backpackers’Inn dan proses check in pun relative lancar dan cepat. Meanwhile yang lain bisa sedikit santai, saya dan madam harus buru-buru mandi dan dandan hehehe karena saya mau nonton Lion King (yang katanya ga appropriate jika pake pakaian santai) dan madam ada janji dengan temannya. Malam pertama ini kami berpencar dan 4 teman yang lain memutuskan untuk menghabiskan malam pertama ini di Orchard Road sambil menikmati ice cream potong seharga SGD 1 yang disajikan dengan roti tawar atau wafer.
Untuk sampai ke Marina Bay Sands saya harus naik MRT ke Promenade (dilafalkan : promenad) yang merupakan station yang relative baru dalam rangkaian Circle Line. Dengan adanya Station Promenade maka saya tidak perlu jalan terlalu jauh dari MRT Station, cukup mengambil Exit A lalu ke kiri dan menyeberang jalan memasuki Temasek Road kemudian lurus dan mencapai Marina Bay Sands dengan berjalan kaki santai selama kurang lebih 10 menit saja. Ticket dari Lion King Musical ini sudah saya booked sebelumnya karena ada promo untuk free up grade seat, jadi pada saat sampai di Marina Bay Sands Theater (yang letaknya di Marina Bay Sands Mall, seberang Marina Bay Sands Towers) saya tidak harus buru-buru mengantri membeli ticket. Waktu yang ada saya pergunakan untuk berkeliling sedikit di mall tersebut yang notabene mall elite dan luas meskipun tidak terlalu tinggi dengan Museum Art (berbentuk seperti lotus putih) terletak di depan mall tersebut. 

Tak lama menunggu, saya bisa memasuki theater yang cukup mewah tetapi tidak terlalu besar dengan kapasitas kurang lebih 1.600 seats yang membuat jarak antar kursi dengan depan belakang sangat sempit tapi memang hal ini menyebabkan orang yang duduk di barisan paling belakang pun tetap bisa melihat dengan jelas ke stage. Dalam theater tidak diperkenankan untuk makan dan minum dan penjagaan cukup ketat karena terbukti sebelah saya memberikan sncak kecil pada anak balitanya yang segera langsung ditegur oleh petugasnya. Bagi yang haus atau menginginkan kudapan, di bagian ruang tunggu/voyage tersedia beberapa mini counter yang menjajakan minuman dan snacks dengan harga yang relative mahal untuk kocek saya, berkisar dari SGD 3 sampai SGD 15, sedangkan untuk souvenir sekitar SGD 10 sampai SGD 55. Lion King Musical ini akan tayang dengan durasi 2.5 jam dengan 1 kali break selama 15 menit saja. 
Mendengar begitu banyak testimony yang luar biasa bagus untuk show yang satu ini, membuat saya bersyukur karena sempat menyaksikan musical show yang kondang ini (last show 30 October 2011 dan akan berganti dengan Wicked Musical) meskipun untuk itu saya harus merogoh kocek yang cukup mahal yaitu SGD 128 (ini pun untuk category seats di golongan row ke 4 dari stage, yang oleh promo di-free up grade ke golongan row ke 3 dari stage. 1 golongan row terdiri dari beberapa row lagi). 
Lion King Musical ini sebetulnya bukanlah plan awal dari kunjungan saya ke Singapore kali ini, karena sebelumnya saya malah berencana untuk menonton Operet Sirkus Voyage De Lavie, yang sayangnya pada masa kunjungan saya ini sedang tutup untuk safety maintenance. Energy yang terbuang karena mengejar waktu dengan tergesa-gesa ke theater dan uang ticket seharga SGD 128 benar-benar terbayarkan ketika saya menyaksikan pertunjukan tersebut. Sungguh pertunjukan musical yang luar biasa didukung dengan casting top dan kecanggihan stage-nya. Two thumbs up for Lion King Musical Show. 
Usai pertunjukan waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 pm waktu Singapore dan tujuan akhir saya adalah balik ke hostel. Perjalanan dari Marina Bay Sands ke Promenade saya jalani dengan santai dan tidak lupa membidikan camera dari BB saya ke pemandangan lautan lampu down town Singapore yang bagus di antara tiang-tiang lengkung dan lampu-lampu kecil yang menghiasi Helix Bridge dengan gaya futuristic kontemporer yang indah sekali.
 
DAY 2
Pagi hingga petang hari ke dua ini saya kembali berpencar dari rombongan karena mereka akan mengunjungi Universal Studio Singapore sedangkan saya dengan destinasi-destinasi lainnya (saya sudah pernah ke Universal Studio 2 tahun sebelumnya, baca cerita saya tentang Singapore sebelumnya). 

Destinasi pertama saya hari ini adalah salah satu tujuan utama ke Singapore kali ini yaitu mengunjungi anak teman saya yang sedang berobat di National University Hospital Singapore (NUH). Sekali lagi dengan adanya tambahan baru Circle Line maka dengan mudah saya mencapai NUH di Kent Ridge MRT Station. Memasuki komplek NUH sungguh membuat saya kagum karena keasrian dan kebersihannya, jauh jika bandingkan dengan kebanyakan hospital di Indonesia. Setelah sempat sedikit lost di komplek NUH yang luas akhirnya saya menemukan kamar anak teman saya. 

Kurang lebih 2.5 jam saya habiskan dengan bercengkrama dengan teman dan anaknya sebelum saya memutuskan untuk menuju ke destinasi berikutnya yaitu IKEA Alexandra. Bagi yang belum tahu, IKEA seperti campuran antara Ace Hardware dengan Informa (d/h Index Furnishing). Ngapain saya ke sana? Yah ada titipan dari mama tercinta di Malang hehehe. Lokasi dar IKEA Alexandra cukup dekat dengan NUH, kurang lebih 10 menit dengan menggunakan bus. Keluar dari main gate NUH saya cukup jalan kurang lebih 300 meter (dari main gate NUH tinggal lurus sampai jalan raya lalu belok ke kiri dan lurus saja sampai ada jembatan penyebrangan, nah begitu menyebrang kita langsung sampai di halte bus di sisi seberang NUH) dan mengambil bus 197. Mendekati gedung IKEA kita turun di halte terdekat (coba tanya ke pak sopir bus atau penumpang lain, saya di info oleh penumpang lain yang juga lupa nama haltenya) dan jalan lagi kurang lebih 200 meter kearah main entrance IKEA Alexandra. Sampai di IKEA dan muter-muter ternyata barang titipan mama tercinta pada sold out semua sehingga tidak membuat saya berlama-lama di IKEA. Lepas berbincang-bincang sedikit dengan Uncle Michael (pramuniaga IKEA) yang kebetulan pernah tinggal di Angke Jakarta selama 10 tahun, saya langsung cabut ke kawasan Orchard. Keluar dari IKEA Building sempat kebingungan juga mau naik apa ke Orchard sampai akhirnya ada orang di jalan yang bisa memberikan informasi ke saya (pertanyaan wajib kalo bingung di Singapore, where is the nearest MRT Station? hehehe). Dengan info pejalan kaki yang baik hati tersebut saya cukup melangkah ke kanan dari IKEA Building dan berjalan lurus saja melewati Showroom BMW dan Mercedes Benz hingga ada perempatan kemudian menyebrang ke kiri dan lurus lagi hingga akhirya ketemu Queentown MRT Station (kurang lebih 500 meter).

Sesampai di Orchard saya hanya berjalan-jalan tanpa tentu arah melihat kesana kesini, ke outlet Giordano dan Hang Ten yang terletak di bawah Lucky Plaza. Sedang asik melihat lalu lalang orang di sekitaran Lucky Plaza saya baru ingat kalo saya selama ini menyusuri kawasan Orchard hanya sepanjang Somerset MRT Station hingga ke DFS di Scott Road. Timbullah keinginan saya menyusuri kepanjangan dari Wheelock Building kearah Tanglin Mall. Sedang asyik-asyiknya melangkahkan kaki sepanjang Tanglin Road tiba-tiba rintikan hujan sudah berada di belakang saya (iya, hujannya jalan). Jeleknya datang ke Singapore pada bulan-bulan ini adalah Singapore sedang memasuki musim hujan dimana dalam sehari hujan bisa datang 3 kali meskipun durasi hujan relative tidak lama, enaknya hawa di Singapore yang terik sekali jadi mendingan karena hujan dan mendung. Kelayapan saya hingga ke Tanglin Mall ternyata tidak membawa sesuatu yang menarik karena kawasannya yang relative sepi, mallnya kecil-kecil dan relative sepi juga dengan pengunjung (dugaan saya) lebih banyak penduduk local. Oh kalo mencari outlet dari iwannagohome (sejenis IKEA tapi lebih kecil) bisa ditemui di Tanglin Mall, tetapi outletnya pun sangat kecil untuk ukuran jenis usahanya.
Berhubung MRT Station terdekat dari Tanglin Mall hanyalah Orchard maka mau tidak mau saya kudu balik lagi ke Orchard, sekalian cari makan siang juga nanti di sekitaran ION karena saya secepatnya mau lanjut ke destinasi-destinasi berikutnya.  
Kenyang menyantap menu lunch saya sambil nebeng nge-charge BB, kaki ini beranjak menuju ke Orchard MRT Station untuk menuju ke Bugis MRT Station dan mengambil Exit B untuk meng-explore another side of Singapore yang belum pernah saya kunjungi sama sekali yaitu Haji Lane, Arab Street dan Kampoeng Glam. Dari pintu Exit B Bugis MRT Station, saya harus berjalan kaki kurang lebih 250 meter untuk mencapai Haji Lane Street yang ternyata sebuah jalan selebar 1 mobil yang dipenuhi dengan bangunan-bangunan boutique untuk cewek dan beberapa café yang tampak lengang pada waktu siang itu. 

Menyusuri Haji lane tidaklah selama yang saya bayangkan dan tiba-tiba saya sadari bahwa saya sudah berada di Arab Street yang didominasi dengan toko penjual kain. Lain halnya dari Haji Lane dan Arab Street, Kampoeng Glam lebih menarik karena di dominasi oleh café-café yang cukup nyaman dan beberapa toko souvenir serta 1 buah toko yang menjual mainan kuno aka jadul dengan sebuah icon giant robot jadul di depan pintu masuknya. 
Beda dengan Haji Lane yang memiliki jalanan aspal yang sempit, Kampoeng Glam memiliki jalan yang lebar dengan paving blok dan aspal juga pada terusannya. Di ujung jalan Kampoeng Glam juga berdiri Masjid yang cukup besar, yang jarang ditemui di Singapore. 
 
Mungkin best time ke area ini adalah di petang dan malam hari karena pada saat saya datang di siang menjelang sore keadaannya bisa dikatakan lengang sekali, menyebabkan saya memutuskan untuk mengakhir kunjungan saya di area ini dan kembali ke Chinatown.
Keluar dari Chinatown Exit A ke Pagoda Street saya kembali disambut dengan ramainya suasana di sana yang banyak sekali menawarkan souvenir dan beberapa resto yang tampak dipenuhi pengunjung. Menyusuri sepanjang Pagoda Street adalah suatu kesenangan tersendiri yang selalu saya lakukan ketika berkunjung ke Singapore, menikmati suasana yang ada sembari membeli sedikit souvenir yang menarik. Usai memuaskan kekangenan saya pada suasana Pagoda Street, saya memutuskan untuk kembali ke hostel yang letaknya di blok sebelah dari Pagoda Stret untuk mandi dan menyusul rombongan saya di Vivo City mall di Harbour Front.
Datang lebih awal dari jam yang kami sepakati, saya menyempatkan diri ke Candy Empire yang menjual banyak sekali macam candy dari coklat, permen, gummy, dll. Beranjak dari Candy Empire saya memutuskan untuk berkeliling Vivo City Mall melirik hal-hal baru yang mungkin ada. Baru saja berjalan tanpa tentu arah dalam mall yang ramai ini, tertangkap mata saya sebuah store yang baru atau mungkin dulunya belum pernah saya datangi yaitu National Geographic (Nat Geo) Store hm… ide yang menarik juga pikir saya untuk melongok ke dalam sebentar. Sebentar? Yah itu rencananya tapi saya menghabiskan hampir 1 jam lebih dalam store yang luas itu. Nat Geo Store menawarkan banyak sekali, selain merchandise mereka (T-Shirt, Shirt, Shorts, Trousers, Topi, Ransel, dll) yang WOW harganya aka relative mahal untuk kocek saya, mereka juga memajang (dijual juga sebagian) banyak sekali foto-foto yang menarik untuk dinikmati dan peta dunia yang luar biasa besar dan bagus dengan detailnya yang indah (sayang camera dan video tidak diperkenankan dioperasikan dalam store ini). Di dalam store tersebut juga ada LCD wide screen yang memutarkan beberapa tayangan Nat Geo yang mana bisa saya nikmati dengan duduk di semacam panggung bertingkat/berlapis kecil yang ada di depan LCD wide screen tersebut. Hampir lupa waktu, saya segera beranjak ke area Sentosa Express di lantai teratas Vivo City Mall dan menemukan rombongan saya juga sudah sampai dari nonton Songs of The Sea.
Menikmati dinner bersama di kopitiam, kali ini saya akhirnya mencoba satu makanan khas dari Singapore yaitu Kway Cap (TIDAK Halal) yang terdiri dari kway (semacam lembaran kulit pangsit rebus) berwarna putih dalam kuah coklat yang manis gurih (sedikit terasa plain) ditemani dengan seporsi irisan jerohan babi, telur dan tahu yang ternyata nikmat sekali, I love this food hahaha, tak heran salah satu teman SMA saya yang sekarang berdomisili di Singapore juga menggemari makanan ini.
Kelar santap malam kami beranjak ke destinasi terakhir pada hari ke dua ini, Clarke Quay yang mana selalu hidup pada malam hari dengan café-cafenya dan (untuk weekend) kios-kios yang menjual beraneka ragam barang dagangannya. Sampai di Clarke Quay MRT Station ambil exit ke Boat Quay, keluar ambil kiri dan dalam durasi sekitar 2 menit berjalan kaki, sampai deh di ujung area Clarke Quay yang luas dengan gemerlap lampu dimana-mana, what a nice place for hang out. 

Sejenak kami menikmati ice cram potong SGD 1-an sambil duduk di tepian sungai sambil memandang keramaian café-café di seberang sungai dan memandang asyik pengunjung yang antri untuk memacu adrenalin di giant swing dan ketapel. Ice cream ludes kami grogotin, kami melanjutkan perjalanan menyusuri sebagian Clarke Quay yang disemarakan dengan suasana Halloween seperti bando dengan tanduk kecil yang menyala, tongkat, topi penyihir, topeng, dll, hm cukup meriah juga Halloween di Singapore.

DAY 3
Hari ke tiga ini, setelah makan pagi, kami serombongan berencana mengunjungi beberapa landmark dari Singapore. Destinasi pertama adalah Merlion Park, turun di Raffles Place MRT Station ambil exit to One Fullerton ambil ke kanan hingga tepian sungai yang mengarah ke Merlion Park melewati One Fullerton. 
Sesampai di patung Merlion yang merupakan landmark utama dari Singapore ini, kami segera disambut denganpemandangan turis-turis yang berjubel berfoto-ria dengan segala macam pose-posenya. Puas dengan ber-narsis ria di Merlion Park, kami melangkah menyusuri Esplanade Drive hingga mencapai Esplanade Building yang masih sepi sehingga menyebabkan langkah kaki kami tak terhenti dan terus menyusuri Esplanade Park dan melalui Helix Bridge hingga sampai ke Marina Bay Sands dan memuaskan sedikit ke-narsis-an kami di sana. Setelah menyempatkan diri mengintip Marina Bay Sands kami kembali ke Promenade MRT Station untuk menuju ke Raffles Place MRT Station lagi. 

Di Raffles MRT Station kali ini kami menuju ke Exit I – Lau Pah Sat yang menjadi destinasi kami untuk mencari makan siang. Yah… Lau Pah Sat sendiri adalah food hall yang cukup besar dengan puluhan kios yang menyajikan macam-macam menu selain satay (karena kami tidak menemukan 1 kios pun yang menyajikan menu satay Singapore). Keluar dari Exit I langkah kaki kami dibimbing oleh Lau Pah Sat Sign Board ke kiri lalu setelah mencapai perempatan kami harus ke kanan dan tinggal lurus saja (melalui Watson Minimarket), maka tak lama akan terlihat bangunan Lau Pah Sat yang kuno dan menarik. Cukup lama kami menghabiskan waktu lunch kami di Lau Pah Sat sebelum beranjak ke Bugis MRT Station dari Raffles Place MRT Station.
Kembali ke Bugis kami mengambil exit ke Bugis Junction dan menyeberang jalan raya untuk mulai meng-explore Bugis Street (letaknya di seberang Bugis Junction) yang luas sekali dengan ratusan kios yang menjual tas, baju, aksesoris, jam tangan murah meriah, dsb (Jangan lupa tawarlah barang yang ingin dibeli). Hujan yang deras tak menyurutkan kami dalam meng-explore Bugis Street karena memang lokasinya yang terlindung dari hujan dan terik matahari meskipun tidak mengurangi hawa yang panas di dalam area-nya.
Lepas dari kehebohan di Bugis Street kami kembali ke Promenade MRT Station dan menuju ke Singapore Flyer. Kok bolak balik sih? Ga sekalian aja tadi? Iya, karena cita-citanya kami menikmati Singapore Flyer (Flyer terbesar dan tertinggi di dunia, mengalahkan London Eye di London UK) pada petang hari dengan pemandangan yang katanya bikin breathless dari semburat lampu-lampu seantero Singapore, meskipun cita-cita itu kandas karena diluar dugaan antrian yang panjang ternyata berjalan cukup cepat sehingga belum juga sunset kami sudah selesai diajak berputar 360 derajat oleh Singapore Fyler. 

Memasuki bangunan entrance Singapore Flyer cukup menarik karena tidak langsung ke pintu antrian tetapi kami di ajak berkeliling dulu ke semacam mini museum Singapore Flyer itu sendiri sebelum mencapai gate untuk masuk ke tabung-tabung yang membawa kami berputar. Singapore Flyer ini relative tidak pernah berhenti, jadi pada saat memasuki tabung, sebenarnya flyer ini masih berputar tapi dengan pelan, begitu juga pada saat kami turun keluar dari tabung. Durasi berputar dengan flyer ini memakan waktu sekitar 30 menit saja dan kami harus merogoh kocek SGD 26.55 (dapat promo lagi karena beli via internet dari harga normal SGD 29.50). Waktu 30 menit itu kami gunakan untuk berfoto-foto kembali dan mengamati sejauh mata bisa menangkap pemandangan Singapore. 
 
Usai memutar, kami diarahkan ke sisi seberang dari entrance untuk memasuki toko souvenir yang cukup mahal-mahal harga barangnya, yang membuat kami hanya bisa memandang saja hahaha (tourist dengan budget cekak nih). Pada saat turun kami sempat mengamati sejenak prosesi pelepasan acara Fun Walk yang sedang diadakan oleh organisasi/instansi tertentu yang diikuti oleh ribuan peserta dari yang muda sampai yang berumur.

Kembali ke Promenade MRT Station, kami menuju ke Farrer Park MRT Station untuk menengok Mustafa Center yang terkenal karena menjual segala macam barang (dari souvenir, kebutuhan sehari-hari, baju, minyak wangi, gadget, perhiasan sampai money changer) selama 24 jam. Keluar dari Exit C (Birch Road) Farrer Park MRT Station kami mengambil arah ke kiri, menyeberangi jalan raya dan ke kiri lagi, maka akan segera tampak main entrance dari Mustafa Center yang selalu ramai dan bisa dikatakan penuh sesak dengan shoppers. Yang menarik dari Mustafa Center ini adalah saya juga bisa menemukan Turkish Candy yang saya gemari selain Blakava kemasan, fruit cake dari German dan macam penganan kemasan dari manca negara lainnya, jadi ga melulu produk Singapore (coklat Singapore dan Malaysia? jangan ditanya lagi, di sini gudangnya hehehe).
Keinginan menyusuri seluk beluk Mustafa Center lebih lama tak mungkin kami laksanakan karena selain perut teriak-teriak minta diisi, kaki ini juga cekat-cekot demo protes minta istirahat hehehe. Dekat dari Mustafa Center terdapat mini food hall yang terdiri dari beberapa kios makanan. Pilihan saya kali ini adalah Nasi Goreng Kambing ala India yang sangat berbeda dengan nasi goreng kambing di Indonesia. Nasi goreng kambing ala India ini sarat dengan rasa rempah-rempah layaknya mayoritas masakan India yang cukup nikmat jika disantap sesekali, oleh lidah-lidah Indonesia.
Hari ke tiga ini kami tutup dengan kembali ke hostel (setengah ngesot) dan olesan counterpain di kaki ihiks.

DAY 4
Hari terkahir ini kami buka dengan mencoba menjelajahi sisi Singapore lain yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya yaitu Holland Village. Mencapai Holland Village adalah sangat mudah karena adanya MRT Circle Line, tinggal turun di Holland Village MRT Station dan mengambil exit ke Holland Village maka… voila… kami sudah di kawasan Holland Village yang tidak terlalu luas. Kawasan Holland Village lebih cenderung dipenuhi café-café, resto dan bakery yang terlihat cukup lengang pada pagi menjelang siang itu. 

Kayaknya kami kembali salah timing untuk mengunjungi kawasan yang cukup terkenal ini dengan landmark kincir angin ala Belanda yang menghiasai salah satu bangunan di kawasan ini. Di Holland Village ini kami mencoba makanan khas dari Singapore lain yang sangat terkenal yaitu Laksa (karena mau coba laksa legendaries di daerah Katong, waktu sudah tidak memungkinkan). 1 porsi laksa saja (Laksa Only) ukuran kecil sudah cukup banyak untuk mengganjal perut/buat sarapan dan sudah dilengkapi dengan irisan fish cake dan beberapa ekor udang. Jika ingin menambahkan irisan fish cake, udang atau kerang maka cukup dengan menambahkan uang SGD 1 untuk masing-masing jenis tambahan.. Peng-explorean kami di Holland Village tidak terlalu lama karena kami harus mengejar jam check out dari hostel (12.00 pm waktu Singapore).
Menenteng backpack yang terisi penuh plus tas slempang/ransel bukanlah hal yang nyaman untuk dibuat mondar-mandir, oleh karenanya kami memutuskan destinasi berikutnya adalah Changi Airport setelah sebelumnya sempat mampir ke daerah Bugis (satu line MRT – East West Line) untuk makan siang.
Tiba di Changi Airport beberapa saat sebelum waktu boarding memberikan kami waktu untuk menjelajahi store-store duty free dalam Terminal 1/2/3. Satu tips jika membeli barang di duty free shop di Singapore dengan credit card, mereka akan menunjukan semacam lcd kecil (touch screen) yang menampilkan pilihan harga yang akan ditagihkan dalam currency/mata uang apa (USD/SGD/IDR/MYR, dll), maka pilihlah ditagihkan dalam currency SGD karena jika me-request ditagihkan dalam rupiah maka kurs yang dipakai sangat tinggi sekali. Perbandingannya kurang lebih jika dengan credit card UOB saya maka SGD 1 = Rp 7.159,- dan jika menggunakan kurs Duty Free Shop maka SGD 1 = Rp 7.446,-. 
Di Changi Airport yang sangat nyaman ini juga disediakan alat pijat electric gratis untuk kaki, tidak banyak tetapi ada beberapa (kadang ada yang rusak juga, cuman bisa getar saja atau bahkan tidak berfungsi sama sekali) dan akan sangat nyaman bagi kaki yang cenat-cenut kebanyakan jalan ini untuk dipijat.
Sempat dipindah ruang tunggu boardingnya sebelum akhirnya kami take off kembali ke Jakarta.

INFO dan TIPS:
    
Makanan & Minuman
Di Singapore bagi teman-teman Muslim harus kudu hati-hati dalam memilih menu karena memang banyak sekali makanan yang mengandung babi, tetapi biasanya di tempat-tempat wisata/mall pasti ada yang jual makanan halal/Muslim yang biasa tertulis di depan outletnya, bahkan di food hall ada juga kok counter/outlet Indonesian Food.
Range makanan di Singapore mulai SGD 2-an (ini biasa menunya ga macem-macem dan belinya di semacam warung makan rumahan/warteg-nya Indonesia dimana lauk disajikan di etalase dan kita memilih sendiri lauk kita), sedang untuk harga makanan yang per menu mulai dari SGD 3.50 (biasa di food hall yang kelas menengah, kalo food hall yang elite biasa mulai di harga SGD 9-an).
Untuk minum, air mineral botol ukuran 600ml mulai dari SGD 0.80, waktu saya berkunjung ini ada promo dari merk Life buy 1 get 1 dengan harga SGD 1.60 atau air mineral yang dijual di Watson dengan ukuran sedikit lebih besar dari life dengan promo yang sama yaitu buy 1 get 1 dengan harga SGD 2. 

EZ Link Card
Kartu pra bayar ini sangat memudahkan kita dalam melakukan perjalanan ke seantero Singapore (MRT/LRT/Bus) dan menghindari antrian yang kadang cukup panjang pada mesin pembelian ticket (biasa untuk yang beli ticket one way trip). Penggunaan ticket one way trip selain harus antri beli juga nantinya sesampai di tujuan juga harus antri lagi untuk refund uang jaminan kartu dan biaya MRT/LRT/Bus lebih mahal daripada memakai EZ Link Card. Sedangkan untuk Bus jelas lebih mudah karena biasanya tarif bus dibawah SGD 1 jika jaraknya tidak terlalu jauh, jadinya kalo cash ribet cari koin dan jika pake uang kertas nunggu lama buat pak sopir ngitung uang kembalian.
Kelemahan dari EZ Link Card ini adalah ada biaya pembelian kartu yaitu SGD 5 dan sisa balance tidak bisa di-refund serta jika melakukan top up baik dari mesin maupun dari counter minimal dan harus kelipatan SGD 10. Selain itu EZ Link card bersifat personal aka satu kartu hanya untuk satu orang (ga kayak Card-nya Trans Jakarta yang bisa buat rame-rame) serta memiliki masa kadaluwarsa yang biasanya kurang lebih 5 tahun dari tanggal dibeli.
Sistem pemakaian di MRT/LRT/Bus adalah melakukan scan pertama di awal dan balance baru akan terpotong pada saat melakukan scan ke 2 di tempat tujuan. Di MRT/LRT jika tidak scan maka ga akan bisa masuk atau keluar tetapi jika di Bus biasa pak sopir akan memperhatikan dengan jeli jadi jangan coba-coba tidak melakukan scan awal dan jangan lupa juga untuk melakukan scan ke 2 pada saat turun di tempat tujuan jika tidak pada saat scan selanjutnya maka balance akan terpotong banyak sekali – true story (saya sendiri mengalaminya tapi jujur saat itu saya masih bingung menggunakan EZ Link Card di Bus, bahkan saya dan teman-teman sempat dimarahin karena mau turun dari pintu depan hahahaha sedangkan di Singapore straight banget bahwa naik dari depan turun dari belakang selain memang ada kepentingan EZ Link Card).
Tips jika dalam satu hari diperkirakan akan banyak melakukan perjalanan dengan MRT/LRT/Bus maka bisa juga beli Tourist Pass seharga SGD 8 yang berlaku unlimited dalam 1 hari pembelian card tersebut. Untuk tahu tarif MRT/LRT silakan cek di http://www.smrt.com.sg/trains/fares.asp
Cara beli Ticket MRT/LRT di mesin untuk one way trip ticket:
1.     Klik Buy Single Trip Standard Ticket
2.     Klik station destinasi di peta MRT di sebelah layar
3.     Layar akan menapilkan jumlah uang yang harus dibayarkan (bisa kertas bisa koin)
4.     Ticket akan keluar
Cara Refund di mesin untuk one way ticket:
1.     Klik Return Deposit
2.     Layar akan menampilkan Please Insert Card – masukan ticket ke mesin
3.     Uang deposit akan keluar


BlackBerry Service
Supaya BB tetap on dan tetap bisa dihubungi oleh keluarga dan teman-teman, saya memang mengaktifkan roaming international dengan layan BIS-nya juga. Dengan menggunakan nomor XL Pasca Bayar saya tinggal men-setting:
1.     Ring Back Tone / Voice Mail – OFF (di Indonesia)
2.     Delevery Report SMS – OFF (di Indonesia)
3.     Call Forward – OFF (di Indonesia)
4.     Roaming International – ON (di Indonesia)
5.     Data Services – ON (di Indonesia)
6.     Network Selection Mode – MANUAL pilih M1 (untuk Singapore)
maka BB saya langsung on dengan biaya NOL Rupiah selama 9 hari pertama (dalam 1 periode billing) dan hari ke 10 akan terkena biaya sebesar Rp 25.000,- per hari, kalo tidak salah promo ini berlaku hingga 31 Desember 2011.


MRT/LRT
MRT/LRT di Singapore merupakan alat transportasi paling nyaman dan cepat (kalau murah sih murah pakai Bus). Dengan line yang hampir melewati seluruh Singapore terutama untuk tempat-tempat wisata/tujuan turis.
Dulunya MRT di Singapore meliputi:
1.     North South Line (Jurong East – Marina Bay) RED
2.     East West Line (Joo Koon – Pasir Ris/Changi Airport) GREEN
3.     North East Line (HarbourFront – Punggol) PURPLE
Dan sekarang ditambah lagi dengan:
4.     Circle Line (HarbourFront – Dhoby Ghaut) YELLOW
5.     Bukit Panjang (Choa Chu Kang) GREY
6.     Sengkang (Sengkang) GREY
7.     Punggol (Punggol) GREY
Penambahan line ini semakin memudahkan turis untuk menjelajahi Singapore yang memang tidaklah terlalu luas.
Peta MRT tersebar dan dapat diambil secara FREE di airport, tempat wisata dan hostel. Di dalam MRT/LRT Station cukup mudah dalam mengikuti petunjuknya, cukup cari tahu line apa yang akan diambil dan tujuan akhir dari line tersebut, jika tidak, bisa saja naik MRT/LRT dengan tujuan yang salah. Contoh:
  1. dari Chinatown ke Orchard: naik MRT di Chinatown (PURPLE) ambil yang menuju ke/station akhir di Punggol lalu transit/turun di Dhoby Ghaut Interchange dan lanjut naik MRT menuju ke/station akhir di Jurong East (RED) dan turun di Orchard.
  2. dari Changi Airport ke Chinatown: naik MRT di Changi Airport (GREEN) yang ke Tanah Merah lalu transit/turun di Tanah Merah dan lanjut naik MRT menuju ke/station akhir di Joo Koon lalu transit/turun lagi di Outram Park Interchange dan lanjut naik MRT menuju ke/station akhir di Punggol (PURPLE) dan turun di Chinatown.
EXIT di Station MRT/LRT
Pintu exit di station MRT/LRT bisa banyak sekali khususnya di station besar misalnya di Raffles Place pintu exit bisa sampai 10 pintu exit, yang biasanya dilambangkan dengan huruf abjad (A, B, C, dst.). Tapi tidak perlu kuatir karena pada masing2 pintu exit selalu ada keterangan pintu exit tersebut mengarah kemana (biasanya landmark/nama gedung/obyek wisata selalu tercantum). Jadi jangan sampai terbawa arus, cukup luangkan waktu untuk memperhatikan keterangan yang ada pada pintu exit dengan teliti karena bisa saja namanya hampir-hampir sama seperti misalnya People Park Center dan People Park Complex. Jika salah keluar pintu exit tidak perlu panik karena biasanya pintu exit satu dengan yang lainnya tidaklah berjauhan.

Realisasi Biaya saya pada trip ke Singapore kali ini:
Living Cost
 in SGD
 in IDR

Taxi Return by Taxiku

       78,000

Airport tax

     150,000

Ticket Return by AA

     563,000

EZ Link Card
                5


MRT & Bus by EZ Link Card
              23


Hostel 3 nights / Dormitory
              75


Meal, Drink & Snack
              59


Total in Original Currency
            162
     791,000

Exrate
         6,960
                1

Total in IDR
  1,128,216
     791,000
  1,919,216
Additional Admission



 Singapore Flyer
         26.55


 Lion King
       128.00



Jadwal yang terealisasi pada trip ke Singapore kali ini:
Hari 1
Tiba di Changi Airport (waktu Singapore 2.30 pm)
Chinatown - Backpackers'Inn & Refreshment
Marina Bay Sands - Lion King Musical Show / Orchard
Hari 2
National University Hospital / Universal Studio & Sentosa Songs of the Sea
IKEA Alexandra / Universal Studio & Sentosa Songs of the Sea
Orchard - Tanglin / Universal Studio & Sentosa Songs of the Sea
Haji Lane - Arab Street - Kampoeng Glam / Universal Studio & Sentosa Songs of the Sea
Chinatown - Backpackers'Inn & Refreshment / Universal Studio & Sentosa Songs of the Sea
Vivo City Mall
Clarke Quay
Hari 3
Merlion Park - Esplanade - Marina Bay Sands
Lau Pah Sat
Bugis Junction - Bugis Street
Singapore Flyer
Mustofa Center
Hari 4
Holland Village
Orchard
Bugis Junction
Changi Airport (waktu Singapore 3 pm)

HOSTEL
Backpackers’Inn
Kondisinya full AC, bersih dan nyaman dengan berbagai fasilitas dari mesin cuci, air minum galon panas/dingin, microwave, mini oven sampai internet/wifi gratis. Point plus lainnya adalah kasurnya cukup tebal dan empuk yang dilengkapi dengan 2 bantal yang empuk juga, serta handuk dan selimut tipis tanpa ada biaya tambahan aka gratis. Ruang dormitory juga dilengkapi dengan free locker kurang lebih seukuran backpack 50 liter untuk masing-masing bed dan tidak ada uang jaminan kunci, yang penting pada saat check out kunci dikembalikan, jika tidak maka harus bayar denda sebesar SGD 5. Sedangkan untuk pintu utama dari hostel ini memang tidak dilengkapi dengan kunci meskipun kondisi pintu selalu tertutup karena system kunci dari pintu ini sudah memakai numeric automatic key atau semacam itu lah, jadi cukup memasukan password untuk membuka pintu tersebut.
Yang menjadi sedikit ganjalan hanyalah pada kamar dormitory ruang gerak sangat terbatas sekali, kecil dan sempit serta pada lantai dasar hostel ini terdapat bar karaoke yang suaranya tembus hingga ke lantai 2 tempat ruang dormitory saya berada (entah di ruang dormitory lantai 3) dan bagi saya yang membutuhkan suasana tenang jika ingin tidur cepat maka hal ini sedikit menggangu.
Peraturan di hostel ini juga tidak ribet yang intinya dilarang berbicara keras atau melakukan aktifitas yang menimbulkan suara keras dari pukul 12 malam hingga 12 siang.
Sedikit tambahan info bahwa hostel ini tidak menyediakan breakfast untuk semua kategori kamar. Hostel ini menerima juga tamu long term stay dengan harga kamar/bed yang berbeda dari tamu biasa.

Rate Nett and no deposit required (per 27-30 October 2011)
in SGD
Daily
Weekly
Monthly
Double Room
60
350
1050
Triple Room
85
500
1350
Quad Room
110
670
1700
Mixed/Female Dorm
25
150
450
by cash and credit card




Yang mengelolah hostel [reservations@backpackersinn.com.sg] ini pun orang-orangnya cukup ramah dan welcome. Hostel ini pun buka 24 jam, jadi kalo nyampe pencet saja bel di samping pintu.
Referensi lain Hostel di Mosque Street Chinatown adalah Econ Inn, Pillow n Toast dan banyak lagi.
Untuk weekend dan high season sebaiknya booking dulu jauh hari sebelumnya supaya bisa dapat seperti yang diinginkan.

Thanks to :
1.     Air Asia
2.     UOB
3.     Backpackers’Inn

17 comments:

  1. culinaryntravelmaniacNovember 15, 2011 at 8:01 PM

    Terhuyung huyung di Holland Village, "terjebak" di Laksa Katong 38 "aspal" dan ga nemu sang kincir angin rasanya sesuatu banget yach???? hehehehe

    ReplyDelete
  2. hohohoho mana fish cake SGD1 banyak banget lageh

    ReplyDelete
  3. mau tax dari Lucky plaza, Orchard Road ke NUH Hospital gimana yah??? soalx minggu depan mau kesana berobat tp baru pertama ke SG jadi sangat bingung.. thankss

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Vivi,
      dari Lucky PLaza ke NUH Hospital naik MRT sbb:
      alternatif 1.
      naik dari MRT North South Line di NS22 (Orchard) ke arah Marina Bay, turun di NS24 (Dhoby Ghaut)
      pindah kereta North East LIne (di station yang sama) ke arah Harbour Front, turun di NE1 (Harbour Front)
      pindah kereta Circle Line (di station yang sama), turun di CC24 (Kent Ridge) >>> sampe deh ambil exit NUH Hospital
      alternatif 2
      naik dari MRT North South Line di NS22 (Orchard) ke arah Marina Bay, turun di NS24 (Dhoby Ghaut)
      pindah kereta Circle Line (di station yang sama), turun di CC24 (Kent Ridge) >>> sampe deh ambil exit NUH Hospital
      alternatif 3
      naik dari MRT North South Line di NS22 (Orchard) ke arah Jurong East, turun di NS17 (Bishan)
      pindah kereta Circle Line (di station yang sama) ke arah Harbour front, turun di CC24 (Kent Ridge) >>> sampe deh ambil exit NUH Hospital

      semoga membantu yah :)
      cheers, HM

      Delete
    2. trus kalo mau naik taxi apakah bisa?? biayax kira2 berapa??
      bagaimana cara kalo mau naik MRT?? minta tolong dijelaskan.. makasih..

      Delete
    3. Oh iya dan kalo dari changi airport ke lucky plaza gmn yah??

      Delete
    4. Hi Vivi,
      naik taxi bisa saja tentunya, untuk harga kurang tahu saya (karena ga pernah naik taxi di spore seumur-umur), tapi jelasnya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan naik MRT.

      Cara beli Ticket MRT/LRT di mesin untuk one way trip ticket:
      1. Klik Buy Single Trip Standard Ticket
      2. Klik station destinasi di peta MRT di sebelah layar
      3. Layar akan menapilkan jumlah uang yang harus dibayarkan (bisa kertas bisa koin)
      4. Ticket akan keluar
      Cara Refund di mesin untuk one way ticket:
      1. Klik Return Deposit
      2. Layar akan menampilkan Please Insert Card – masukan ticket ke mesin
      3. Uang deposit akan keluar

      atau bisa juga beli EZLInk Card (kalo ga salah harga SGD 15, saldo SGD 10) jadi ga perlu setiap mau naik MRT kudu beli one way ticket. EZLink Card juga bisa digunakan untuk bus dll. EZLink Card bisa dibeli di semua station MRT.

      dari Changi ke Lucky Plaza:
      naik dari Changi, turun di EW4 Tanah Merah, pindah kereta ke arah tujuan akhir Joo Koon, turun di EW13 City Hall, pindah kereta ke tujuan akhir Jurong East, turun di NS22 Orchard.

      semoga membantu.
      cheers,
      HM

      Delete
  4. terima kasih infox.. br2 ini ke SG tp kemana2 naik taxi hahaha masi kikuk cara naik MRTx tp bulan dpn hrs balik lagi,jadi mau coba naik MRT. mau tax,wkt itu kan sempat ke bugis street trus dpnx ada halte bus, mau naik bus tp gk tau no brp trus liat peta jg jadi bingung, bisa bantu gk kira2 klo naik bus gmn yah? wkt itu mau balik ke Lucky Plaza.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Vi,

      untuk bus memang mereka use bus's number, jadi memang kudu annya ke local, untuk ke tujuan tertentu kudu naik bus nomor berapa, kalo ga coba di google aja. biasa ada web-nya dia. cuman lupa nama web-nya saya.

      Delete
  5. Oh iya, dan dari mana kita tau kereta itu tujuan akhirnya Jurong East?? ada tulisanx? takutx nnt malah nyasar ke Marina.. makasih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hallo again Vi,

      pas sudah di shelter MRT, pas nunggu kereta lihat tulisan di papan di atas authomatic door-nya, biasanya ada tulisannya kok tujuan akhirnya mana. di peta di dalam shelter juga ada.

      Delete
  6. Nice blog, lengkap bgt. Tanya donk, kalau dari orchard mau ke singapore flyer naik apa ya? Krn sy n fam rencana ke legoland nya naik bis yg ngumpulnya di dpn singapore flyer.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi, thanks :) glad you like it.
      by the way dari Orchard ke Flyer naik aja MRT dari Orchard (NS22) ke arah Marina Bay, turun di Dhoby Ghaut (NE6/CC1), trus lanjut (pindah train) ke Circle Line, ambil yang tujuan ke Harbour Front, nanti turun di Promenade(CC4), nah keluar exit A, tinggal jalan deh around 10 menit.

      Delete
  7. mustafa center, belanja 24 jam nonstop
    info menarik nih thanks

    ReplyDelete
  8. hi kalo dr changi mau ke national university hospital gimana cara nya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi, dari chango tinggal naik mrt, nanti turun di Buona Vista, pindah train ke circle line dan turun di Kent Ridge. Kent Ridge MRT Station nyambung ama NUH.

      Delete