Tuesday, May 11, 2010

Back to Merlion Country

Singapore 15 to 19 April 2010

Day 1
Tak disangka-sangka plan vacation rame-rame ke Singapore dari tahun 2008 yang dimantabkan dengan pembelian tiket pesawat pada tahun 2009, terealisasi juga pada tahun 2010. Tepat jam 05.30 dini hari pada tanggal 15 April 2010, berangkatlah kami berempat (Meike, Vena, Made dan saya sendiri Harry) ke Soekarno Hatta International Airport,
 dengan menggunakan taxi TAXIKU, yang mana relative aman dan bebas biaya tol, lumayan bisa hemat Rp 11.000,- Sesampai di airport, tanpa membuang waktu lagi, kami langsung melakukan proses check in di counter maskapai Air Asia dan free fiscal yang dilanjutkan dengan kebagian imigrasi. Lucky us, mungkin karena hari kerja dan masih pagi maka antrian hanya terjadi di bagian check in sedangkan di bagian free fiscal dan imigrasi relative kosong. Sejenak kami berputar-putar untuk mencari tempat tongkrongan sambil menunggu boarding dan sekalian bisa mengisi perut yang mulai keroncongan karena memang belum diisi dari awal keberangkatan.

Singkat cerita samapai juga di Changi International Airport, seperti halnya di Soekarno Hatta, di Changi juga relative lancar tanpa ada antrian or permasalahan. Lepas dari imigrasi Singapore, kami segera mencari MRT yang direncanakan akan kami gunakan sebagai sarana transportasi utama selama kami berada di Singapore. Sedikit kebingungan tetapi akhirnya dapat informasi juga bahwa kami berada di Terminal 1 sedangkan akses MRT berada di Terminal 2, sehingga kami harus menggunakan layanan skytrain (it’s FREE) yang menghubungkan 3 terminal yang ada di Changi. Sesampai di MRT Changi kami segera naik ke Chinatown, dimana kami sepakat untuk mencari penginapan selama di Singapore. Sebelumnya tidak lupa kami isi ulang EZ Link Card yang susah kami bawa/pinjam dari teman di Indonesia (sehingga kami menghemat SGD 5 untuk setiap kartu yang akan kami keluarkan jika masing-masing dari kami membeli kartu yang baru). Kartu EZ ini sangat praktis dan nyaman, kartu ini selain bisa digunakan di MRT bisa juga digunakan di bus dan Sentosa Express/Monorel dari Vivo City Mall to Sentosa Island . Tapi harap diperhatikan pula expired date dari kartu EZ, jika sudah expired maka kartu tidak dapat digunakan lagi, tidak dapat diisi ulang lagi, dan saldo yang tersisa akan hilang. Seorang teman terpakasa harus membeli kartu EZ yang baru karena yang dibawa dari Indonesia ternyata sudah expired. Kami harus transit di Tanah Merah terlebih dahulu sebelum melanjutkan lagi kea rah yang sama (jika melihat dari peta MRT, maka hal ini tidak akan terasa aneh, karena MRT dari Changi hanya sampai di Tanah Merah dan harus transit ke MRT dari Pasir Ris yang mempunyai tujuan yang sama yaitu kea rah Joo Koon. Sesampai di Chinatown, kamu langsung melangkah menuju EXIT – People Park Center, dimana salah satu gate MRT Chinatown tepat berada di sebelah gedung People Park Center. Di People Park Center seperti rencana semula kami segera menuju lantai 14 room 04 (sebelumnya kami telah googling terlebih dahulu), dimana kami dihadapkan bahwa semua kamar dengan kamar mandi di dalam dalam kondisi penuh (well, salah kami sendiri dari awal kami tidak mem-booking by telephone atau email). Tetapi untungnya masih ada satu kamar untuk berempat dengan kamar mandi di luar/sharing dengan penyewa lain, yang masih kosong. Tanpa babibu lagi kami segera check in. Harga kamar kami bilang murah karena dengan 2 bed dan tambahan 2 extra bed hanya di charge SGD 80 dengan tambahan fasilitas free internet – unlimited yang dapat digunakan oleh siapa aja dan kapan saja dan free menelepon ke 32 negara selama 20 menit setiap harinya per kamar. Sebenarnya pemilik dari apartemen ini adalah Uncle Wong yang berada di lantai 22 room 03, dan beliau memiliki 4 apartemen di gedung People Park Center ini. Orangnya sangat baik and bisa ngomong bahasa Indonesia karena dulunya beliau adalah orang Indonesia yang ber-migrasi ke Singapore more than 38 years ago. Tak lama setelah check in, kami menyempatkan diri untuk makan siang di foodhall di gedung People Park Center. Taste dan porsi makanannya lumayan juga dengan harga yang relative murah untuk taraf hidup di Singapore. Rata-rata dimulai dari harga SGD 3.50 per porsi, dan untuk minum rata-rata simulai dari harga SGD 1.20.
Tanpa membuang waktu kami segera melangkahkan kaki ke salah satu spot terkenal di Chinatown yang menjual segala macam souvenir. Kami cukup melangkahkan kaki kurang lebih 200 meter untuk mencapai tempat tersebut, melalui jembatan penyebrangan yang luas dan mempunyai taman gantungnya. Puas berburu souvenir dan oleh-oleh, kami melanjutkan perjalanan kami di hari pertama ini ke Mustofa Center yang menjadi salah satu tourist icon juga di Singapore. Dengan menggunakan MRT yang berhenti di Farrer Park, kami cukup melangkahkan kaki sekitar 300 meter untuk mencapai Mustofa Center. Dari Mustofa kami menuju ke salah satu icon Singapore yang lain, yaitu kawasan Clark Quay, di sana pda saat menanyakan jalan menuju spot Clark Quay yang ramai, kami sempat berkenalan dengan 3 cewek cantik asal Malaysia yang bekerja di Singapore, mereka jelas sangat ramah dan membantu, mereka adalah Lillian, Jesie dan Carmen. Sejenak kami mengobrol dengan mereka bertiga sebelum akhirnya kami berempat memutuskan makan malam dahulu sebelum berjalan menyusuri sepanjang sungai di Clark Quay yang sangat ramai sekali. Keinginan masih ingin jalan terus menikmati indahnya malam di Clark Quay Singapore, tetepi apa daya, kaki sudah tidak kuat melangkah dan kami pun memutuskan untuk kembali ke apartemen dan istirahat for tomorrow.

Day 2
Bangun dengan badan yang segar, memacu semangat kami untuk segera memulai hari ini dengan tema Universal Studio Singapore. Memang sih Universal Studio-nya belum Grand Opening but lumayan juga karena atraksi-atraksi dan wahana yang ada sebagian besar sudah beroperasi. Untuk masuk ke Universal Studio kami harus membayar tiket sbesar SGD 66 (sudah termasuk voucher meal SGD 10 dan voucher souvenir SGD 5 yang dapat kami belanjakan di semua outlet dan restaurant di dalam area Universal Studio) untuk orang dewasa. Tiket ini kami telah beli dari Jakarta sebelumnya melalui internet. Sehingga pada saat kami sampai di Universal Studio, kami tidak perlu lagi antri tiket. Mungkin karena terlalu bersemangat, kami datang terlalu pagi, sehingga harus menunggu gerbang Universal Studio dibuka. Waktu menunggu tak kami sia-sia kan, mumpung masih tidak terlalu ramai, kami gunakan untuk berfoto ria di main gate Universal Studio. Setelah memasuki Universal Studio bagi kami pemegang e-tiket, kami harus ke Redeemed Counter untuk mengambil voucher meal dan souvenir kami dan dimulailah petualangan kami di Universal Studio. Butuh waktu minimal 6 jam untuk mencoba semua wahana dan atraksi yang ada. Sayangnya untuk hari itu wahana yang paling ditunggu-tunggu untuk dicoba (Galactica) sedang tidak beroperasi. Overall dari Universal Studio ini cukup menghibur dan menyenangkan. Jujur menurut saya, Universal Studio tidaklah se-spektakuler seperti bayangan dan harapan saya, well for me it’s just okay. Tetapi ada juga wahana yang cukup seru yang sempat kami jajal selain Galactica, seperti Mummy Return (you won’t miss this one). Wahana dan atraksi lainnya cenderung hanya untuk hiburan ringan yang lebih tepat untuk anak-anak atau family.
Beranjak dari Universal Studio kami menuju ke tempat hiburan lama di Sentosa Island. Kami mencoba Luge and Skyride, and that was awesome. Sambil menunggu jadwal pertunjukan Song of The Sea dengan harga tiket SGD 10 per orang, kami nikmati santap malam dulu di dekat gate pertunjukkan Song of The Sea.
After the show, kami kembali ke Vivo City Mall dan menyempatkan diri untuk berjalan-jalan sebentar sembari saya memuaskan rasa kangen saya kepada Burger Carls Jr. yang yummmyyyy banget. Setelah itu kami juga menyempatkan diri berbelanja di Candy Empire.
Sangat capek pada hari ke dua ini, tujuan selanjutnya yang terpikir hanya balik ke apartemen and having a good night sleep.


Day 3
Hari ke tiga kami rencanakan untuk shopping day dan sesuai rencana, kami memulai hari ini dengan tujuan Orchard Road. Kami sengaja turun di Somerset MRT Station untuk benar-benar menelusuri ujung Orchard Road yang nantinya akan berakhir di Duty Free Shop di Scott Road. Selain shopping untuk pribadi, titipan teman dan oleh-oleh, tak lupa kami sempatkan untuk mencicipi ice cream potong seharga SGD 1 per potong (gede lho) yang dibalut dengan roti tawar atau biscuit di sepanjang jalan Orchard Road.
Beranjak dari Orchard Road kami menuju ke salah satu icon dari Singapore yang paling terkenal yaitu Merlion Park. Dengan menggunakan MRT kami tidak bisa berhenti tepat di depan Merlion Park-nya tetapi harus berjalan beberapa ratus meter terlebih dahulu untuk mencapai patung itu. Cukup melelahkan tetapi menarik, karena selain di sepanjang jalan pemandangannya pun cukup menarik, juga rasa lelah itu langsung hilang sesaat pada saat sampai di Merlion Park. Acara foto-foto pun menjadi suatu keharusan di sini. Dari taman ini kami pun bisa melihat Esplanade, Singapore Flyer dan Marina Skypark (yang saat itu masih belum buka).
Lepas dari Merlion Park, masih dalam tema yang sama yaitu shopping kami kembali “bertempur” di Bugis Street. Memang barang yang ditawarkan cenderung barang sehari-hari seperti pakaian, sepatu dll, yang pasti sangat jarang sekali yang menjual souvenir di sana. Kaki serasa menjerit-jerit dan mau meledak karena sakitnya memaksa kami menyudahi acara shopping hari ini dan kembali ke kasur tercinta dan dinginnya ac di kamar.
Suhu di Singapore memang panas sekali meskipun setiap hari selalu ada turun hujan.

Day 4
Tema alam disematkan di hari ke 4 ini, yaitu ke Jurong Bird Park. Seingat saya hampir tidak berubah sejak kedatangan terakhir saya ke sini pada tahun 2007. Atraksinya juga masih sama. Pada saat melihat Bird Show, ada burung nuri atau apalah yang bisa menyanyikan lagu dalam 3 bahasa (Inggris, Melayu dan Mandarin). Pada saat akan menyanyikan lagu berbahasa melayu, kami kaget sekali dengan announcement dari host-nya bahwa si burung ini akan menyanyikan lagu bahasa melayu dari sebuah lagu asli dari Malaysia yang tak lain adalah Rasa Sayange yang jelas itu adalah lagu daerah asli Indonesia yang di claim oleh si “maling” Malaysia. Sempat terpikir untuk protes but well it was just a birdy show and the host is male Singaporean Indian. We were assumed that si host ini pengetahuannya, selain tentang burung, kurang banget, so yah udahlah harap maklum aja.
Tema alam ke dua yaitu menuju ke Night Safari. Untuk 3 wahana, termasuk Singapore Zoo yang kami putuskan untuk skip saja, kami bisa membelinya sekaligus. Cukup ke salah satu loket di 3 wahana tersebut dan beli untuk 2 atau 3 wahan sekaligus. Selain jelas lebih murah kami juga tidak perlu antri membeli tiket lagi di wahana lainnya.
Untuk Night Safari cukup menarik meskipun koleksi hewannya menurut saya kurang jika mau disebut sebagai safari. Di sana kami juga berkesempatan melihat 2 show. Show pertama adalah tarian api which was very interesting, you won’t miss that. Yang kedua adalah animal show yang sangat-sangat menguras tawa kami karena hostnya luar biasa sense of humornya, awesome host. Di lain pihak pertunjukan binatang dari animal shownya bener-bener memble. Lepas dari Night Safari kami harus berkejaran dengan jadwal bus dan MRT terakhir en untungnya kami bisa kembali ke apartemen sesuai plan.

Day 5
Last day in Singapore. Hari terkahir ini kami bangun agak siangan karena malam-malam sebelumnya jelas kami kurang tidur dan besok paginya kami harus back to the real life, yeah work again – suck, meskipun jadwal kami sampai di Jakarta kurang lebih pukul 11 malam. Hari terakhir ini kami tak menyusun rencana apapun, yah jalan kemana kita suka aja. Tanpa diskusi yang panjang lebar, kami setuju untuk menghabiskan siang hari ini dengan menyusuri Chinatown kembali, melihat dan memasuki gedung-gedung perbelanjaan yang sebelumnya belum kami masuki dan membeli oleh-oleh yang tertinggal dsb dsb.
Menjelang sore kami memutuskan untuk bertolak ke Changi airport supaya nantinya tidak tergesa-gesa dan masih ada waktu untuk kami berjalan-jalan dan dinner di Changi sebelum bertolak ke Jakarta. Ini adalah kunjungan saya yang ke 3 untuk Singapore dan tetap saya merasakan gairah dan keasyikan yang sama seperti saya pertama kali mengunjungi Singapore di tahun 2004.

Sungguh suatu negara sekaligus kota yang mengesankan dan menyenangkan. Suatu saat saya pasti akan kembali lagi ke Singapore karena untuk Singapore tidak akan ada kata habis en bosan. Mau mau dan mau lagi.

Note : iya Suvarnabhumi International Airport lebih bagus dari Changi IA.

1 comment: