Pulau Alor,
sebuah pulau dari gugusan kepulauan Indonesia yang terletak di timur Propinsi
Nusa Tenggara Timur. Pulau Alor tak pernh ada di wish list saya sebelumnya, bahkan nama pulau ini tak pernah saya
dengar sebelumnya. Ketika seorang teman mengajak saya untuk bergabung dalam
sebuah rombongan kecil, menjelajah ke Pulau Alor, saya sempat ragu tetapi
memutuskan untuk ikut juga. Sebuah keragu-raguan yang akhirnya berujung dengan
candu atas keindahan taman lautnya, keramahan penduduknya, lanskap yang cantik
dan Desa Takpala.
Penjelajahan di
Pulau Alor pada hari ketiga menuntun kami ke salah satu desa adat di Pulau
Alor, yaitu Desa Takpala. Sebuah desa tradisional dari Suku Abui di Pulau Alor
yang terletak di dataran tinggi/bukit tak jauh dari Kota Alor, sekitar kurang
dari satu jam berkendara ke sana.
Dalam perjalanan
ke Desa Takpala dari pusat Kota Alor, kami sempat berhenti di Pasar Kadelang.
Pasar Kadelang adalah pasar tradisional yang ada di pusat Kota Alor. Pasar ini
tak beda dengan pasar-pasar tradisional khas Indonesia lainnya, dimana segala
macam kebutuhan pokok dan sehari-hari ditawarkan oleh sang empunya lapak-lapak
yang berjumlah banyak. Kami berhenti sejenak untuk membeli sirih, pinang dan
kapur sebagai bingkisan bagi penduduk Desa Takpala.
Tiba di sebidang
tanah lapang di depan desa yang diperuntukkan untuk tempat parkir (dengan
pemandangan yang indah), kami melihat diujung tangga batu sudah siap beberapa
penduduk dengan pakaian adat mereka, siap menyambut kami.