Monday, November 26, 2012

Menyapa "Halo" kepada bumi Sulawesi Selatan (Makassar to Palopo)


Pagi ini cuaca cerah dengan mentari yang tersenyum hangat dan saya tapakkan langkah pertama saya di bumi Sulawesi, menjejas tanah Makassar kalo istilah seorang teman. 

Rencana saya untuk mengunjungi Sulawesi Selatan memang telah tercetus hampir setahun yang lalu dengan ketidakpastian hingga dengan keputusan bulat, satu bulan sebelum tanggal keberangkatan, tiket pun saya “bungkus” melalui website salah satu maskapai Indonesia.

Satu bulan berlalu dengan cepat dan disinilah saya sekarang berdiri di muka pintu kedatangan Bandara Internasional Hasanuddin yang ramai dengan teriakan beberapa kios menawarkan jasa taxi-nya. Saya bahkan hanya bisa menangkap satu dua kata yang mereka teriakan haha.

Melangkah ragu kearah kiri, langkah saya menjadi mantap ketika saya mengenali 2 muka teman saya yang menunggu di sebuah café. Perkenalkan mereka: Made adalah sahabat saya dan tinggal serta kerja di Jakarta layaknya saya dan tiba di Makassar 2 jam sebelum saya, Wawan adalah sahabat saya dan tinggal serta kerja di Palopo dan Belopa yang dengan kebesaran hati rela menjemput kami di Makassar haha.

Bertukar senyum, berpelukan dan saling menyapa blablabla, kami bertiga pun siapa untuk meng-ublek-ublek Makassar.

Sunday, November 25, 2012

Menyentuh Tana Toraja - Tebing Batu Kematian


Tatapan saya melayang merengkuh pemandangan pegunungan yang cantik dengan lereng dan tebing serta hijaunya daun-daun dari jutaan pepohonan yang menutupi hampir disemua bidang tanah pengunungan ini. Berlatar belakang langit nan biru dengan riak-riak awan putih tanpa noda.

Sejenak dalam celah kecil pegunungan dikejauhan tampak warna biru yang berbeda dengan birunya langit, ah… warna samudra ternyata. Tinggi juga jalanan yang kami lewati menuju ke Tana Toraja (Toraja).

Nuansa hijau magis mendominasi sesaat kami memasuki batas luar Toraja dengan melewati hutan cemara. Pohon-pohon cemara yang menjulang tinggi keatas meninggalkan bayang-bayang yang seolah menyembunyikan misterinya sendiri.

Saya matikan AC mobil sembari perlahan membuka jendela mobil dan segera terasa hempasan angin gunung yang sejuk dan berbau pepohonan ke wajah ini. Pemandangan yang luar biasa indah, hawa yang nyaman dan disertai 2 teman baik, maka saya siap untuk menjelajahi bumi Tana Toraja.

Saturday, November 03, 2012

Bukan rekomendasi! ini hanyalah sebuah catatan kecil saja :)


Ku berjalan menyusuri jalan ini, jalan yang selalu macet, khususnya saat malam minggu seperti ini. Sejenak pandanganku mengabur karena asap knalpot yang kurang manusiawi dari metromini yang melintas dan mata ini menangkap bayangan salah satu bistro baru yang cukup menonjol diantara hiruk pikuknya jalan ini. Begitu tenang dan tampak mengundang bersahabat dan tenang didalamnya. Ah ini adalah kali kedua aku melihat bistro bernama Roemah Roempi ini dan kuputuskan untuk memasukinya dan men”coba”nya.

Kubuka pintu masuk kaca kayu tersebut dan terpaan lembut hawa dingin dari air conditioner segera membelai kulit yang pengap ini.

Bistro ini tampak lengang, mejaku adalah meja ke 3 yang terisi diantara belasan lainnya dan inilah yang kucari malam ini.

Friday, November 02, 2012

Great Weekend Getaway in Belitung


Tambak Beach
BELITUNG (or local will pronounce and text it as BELITONG) is one of Indonesian islands which has many beautiful white sand beaches and is unique for many natural abstract granite boulders. Belitung has become a popular destination, especially when one of Indonesian best seller movies took scenes there, based on a best seller novel, called Laskar Pelangi (Rainbow Troops).

Belitung is part of Bangka Belitung Provence which consists of 2 big islands (Bangka and Belitung) which are surrounded with dozens of tiny islands/granite islands. Bangka can be reached by a ferry daily from Belitung. Belitung is a pretty small island which took only about 2 hour from west to east coast.

My journey to Belitung started couple months ago when I decided to join this trip with JJ Narsis (a great deal package). Yes, I did not travel independently this time. Belitung is not quite friendly for independent traveler, because there’s no public transportation. YES! NO public transportation. So, you have to rent a car (start in about IDR 500k including driver and fuel), a motor cycle (about IDR 50.000,-/day) or like I did, joined to a local tour.